Jalanan di Pedalaman |
Kadang saya bingung dan terheran-heran, mengapa ada orang yang betah tinggal di daerah pedalaman, jauh dari akses komunikasi, jauh dari pusat keramaian, jalanan rusak parah seperti tak diperhatikan pemerintah, kampung, desa, terpencil.
Kadang saya juga bingung dan terheran-heran, mengapa juga bisa orang-orang betah dan tak mau pindah dari pusat kota yang ramai, macet, tumplek, panas, penuh dengan kebisingan.
Karena saya sendiri pun sempat berontak, tak terima, ingin pindah ke tempat yang menurut saya lebih layak untuk saya tinggali..
Tapi kini keheranan tersebut sirna sudah setelah saya melihat dan bahkan mengalami sendiri bahwa pada akhirnya, it's not only about where we are, it's about whom we live with... And how we create our surroundings to be cozy to live.
Ketenangan hati bukanlah semata persoalan di mana kita berada, melainkan bersama siapa kita tinggal.. serta bagaimana kita menciptakan suasana yang nyaman untuk ditinggali.
Because in the end, it's not only about where we are. It's about whom we live with... And how we create our surroundings to be cozy to live.
Paling tidak, saya dan suami sudah membuktikannya :)
amankan... komentarnya ntar aja hihi...
ReplyDelete*melipir
Nah ketenangan hati memang yang dicari tentu jika dekat dengan orang-orang yang dicinta, lingkungan yang dicinta dan segala macam yang membuat hati lebih bahagia :)
Deletehehehe selamat bang pertamax :D
Deleteexactly true bang uzay :)
dapat pertamax ya.. ntar hadiah'nya ambil dipertamina terdekat.. :D
Deletenah iya hihihi
DeletePertamax ku gagal lagi.
ReplyDeleteO mesranya foto ini. Kalau orang sering bilang "Sepiring berdua" nah kalau yang ini "Segelas berdua".
Iya ih, Kak Dinie mah manas-manasin aku terus.
Deletekang asep, hihihi lost focus ya kang :p
Deletemas rudy, baik kan saya B-)
*ngasih kipas ke mas rudy
Deletesenang'nya saya liat foto'nya mesra banget.. jadi ngiri nih.. hehehe..
Delete*pukpuk mas rudy + mas indra*
Deletehehehe piss mas andy ^^v
bener banget tu sob. dimanapun kita tinggal yang penting hati kita lapang maka suasanapun akan selalu menyenangkan..
ReplyDeletenicepost sob, jadi ngiri lihat photonya..
ReplyDeletehehehe ^^v
DeleteMba... ini senin loh... jangan merayu saya dengan es teh manis ya :D
ReplyDeleteDi pedalaman atau di perkotaan, yang penting MANFAAT
Nah!
Deletehuahahaha.. komen yg anti mainstream mbak genq :p
Deleteiyaaa, setuju banget, wherever we are, ngasih manfaat ke sekitar :)
di pedalaman aku bisa hidup, asalkan ada internet, air dan makanan B-)
ReplyDeleteidem :D
DeleteDuhhh....mesrahnya....
ReplyDelete***Ngiler level 3
mangkanya sono minta dikawinin mbak ahaha
Deletekalian berdua belum menemukan solusi rupanya
DeleteEhem!
Deleteuhuk!
Deletehihihi
Deletelahh kalau jauh dari keramaian sih ndak papa deh.. yg pntg masih punya tetangga dan kumpul sama keluarga :) .. yang pntg ada alat transportasinya juga .itu sih.
ReplyDeletegimana kalo tetangganya macan dan alat transportasinya akar pohon yang menggantung?
DeleteSeenggaknya ada Jane disana.
Deletemiz tia, iya.. tergantung kebutuhan juga :) makanya saya tulis not only..
Deletepak zach, nah itu kata mas rudy, kalo ada jane pasti betah dia :p
tarzan'nya mana.?
Deletetarzannya lagi jaga jalanan kayaknya..
Deleteyang fotonya ada di postingan saya sekarang
Deletewkwkwkwk pak zach nyambung aja ih :p
Deletebang Aciii...
ReplyDeletenih Antum dipuji lagiii
enak banget dipuji meluluuu.
Iya nih. Ijinkan aku untuk iri padamu, Bang Aci.
Deleteiya ih bang aci suka gitu deh..
Deletebang aci memang payah
Deletehehhhhhh *uwer2in tepung terigu
Deleteawas Bang Aci, mau diuwer-uwer nihh
DeleteMesraaa banget! Subhanallah :)
ReplyDeleteTempat gak penting, yang penting bareng siapa :) uhuuyy
hehehe alhamdulillah :)
Deleteiya mbak may.. lebih indah lagi kalo tempatnya indah, dgn yg tercinta pula ^^
Assalamu'alaikum Kak Dinie
ReplyDeleteBaca tulisan Kak Dinie, jadi inget tulisannya Mas Pandji deh he he . Bukan karena alasan apa, tapi karena dengan siapa.
#aku beneran baca loh
wa'alaikumsalam dek rudy taboetti *ehh
Deleteiyakaaah? yang mana mas? hihihi.. ini saya tulisnya di dalam taksi mas, dalam perjalanan dari sekadau ke pontianak, melewati jalanan2 berlubang, ingin sedih, tapi ga jadi sedih, karena ingat bahwa saya bolak balik melewati jalanan tersebut untuk hidup bersama the man whom I adore a lot :')
Sekadau masih rusak ya jalan'nya mbak..
Deletesekadaunya tinggal sekitar 1 km lagi rusaknya.. yg rusak parah itu jalan menuju sekadau, tepatnya jalan kabupaten sanggau :)
Deletesaya juga baca komen di sini
Deletebaiklah pak
Deleteeh itu es teh.....luama gak minem es teh.
ReplyDeleteeh yang bener..
Deletesoalnya air hujan lebih eksotik katanya
Deleteitu es teh panas kan?
Deletepak zach, minum air hujan trus bisa jadi pinterrr
Deletebang muroi, iya bang.. lalu makan pisang rebus goreng :p
di Korea gak ada yang jualan teh...adanya kopi
Deletehahaha
DeleteYah dicarikan solusinya mana yang buat kita jadi betah untuk tempat tinggalnya,biar hidup jadih senang dan aman :)
ReplyDeleteyoih
Deleteaku akan menyaingi mbak dinie nanti...
ReplyDelete#tapimasihlama :(
didoain biar segera mas indra yg baik :)
Deleteaku jadi iri dalam kebaikan...hmm tempat terindah sesungguhnya bukanlah rumah mewah, atau tempat yang ramai dengan fasilitas...namun tempat terindah adalah disaat hati kita bisa mengsyukuri atas semua nikmat ALLAH baik dalam suka maupun dalam duka...dan itulah yang akan menjadi penerang dan penyejuk keberadaan tempat tinggal kita....dimanapun kita berada, rasanya benar2 damai dan tentram....salam :-)
ReplyDeleteabsolutely true mas hary :)
Deletesalam juga..
Assalamu'alaikum mbak..
ReplyDeleteya ampun mbak saya jadi ngiri deh liat'nya,, mesra banget.. apa yang dikatakan mbak dinie bnar banget, gak peduli dimana kita tinggal, yang terpenting bagaimana kita bisa menciptakan suasana yang nyaman dan tentram.. Saya mesti banyak belajar nih dari mbak Dinie.. hehehe
wa'alaikumsalam.. duh, hari ini tamu2nya pada sopan2 deh hehehe *sodor minum*
Deleteawww, orang kesekian yg iri, maapkeuun :)
sama mas andy, utk urusan desain2 saya mesti banyak belajar juga dari blognya mas andy hehe
saiia suka quote yg boso linggisnya... :) tapi emang kita gag bisa menutup mata juga bahwa semua ini adalah pilihan.. pernahkah terpikir oleh kita... bagaimana mungkin orang kota bisa tahan sama kehidupannya sementara semua yang ada di sekelilingnya sebenarnya hanyalah tipuan..?!? mungkin memang kesederhanaan bagi mereka, dari hal itulah mereka mengerti apa itu hidup...
ReplyDeleteckckckck.. ngapa jadi gini saiia nya iia...?!?! :(
iya, kenapa jadi gitu :p
Deletehehehe..
weh ngomporin lagi nih...
ReplyDeletedimanapun kita tinggal memang initnya adalah ketenangan hati dan bersama siapa kita tinggal yang bisa memberikan ketenangan itu, mau di pelosok sepertinya ga jadi masalah.
tapi kayanya ga di pedalaman amat kan..buktinya masih ada signal buat ngenet hehe...
hehehe ^^v yoih bang..
Deletehihihi, iya sih.. tapi tetap tergantung sudut pandang yg liat.. kalo dilihat dari kota besar banget, kabupaten sekadau sudah cukup pedalaman walaupun ada koneksi internet yg lancar maruncar :D
Membaca kisah ini (atau mungkin cerita) hiehiee mengingatkan saya saat masih tinggal di komplek Griya Husada, Sungai Raya Dalam. Maklum aja kontraktor alias kontrak sana sini. Setahun lebih kurang saya dan istri tinggal dikomplek itu. Sekitar tahun 2006 bulan Januari deh. Baru boyongan istri dari Jogjakarta. Merrid 11 Desember 2005. Nah masa masa hanimun tuh hiheiheiheieie.
ReplyDeleteKomplek Griya Husada, di kawasan Sungai Raya Dalam ini memang terkenal sulit air ledeng. PDAM ada, namun tidak mengalir beberapa bulan lamanya. Saya aja sampai nenteng ember ke rumah tetangga, minta air untuk masak, dan sekedar buat mandi. AIr rasanya seperti bongkahan emas bag warga komplek.
Bagi yang berduit, mudah saja tinggal pesan air pake tanki ala Truk Bensin yang gede gede. Nah disaat sulitnya air tersebut, warga banyak asyik aja. Enjoy. Kalau kata Pak Dahlan Iskan pernah menyebut "orang kaya menikmati kekayaannya", maka beliau juga pernah bilang "orang miskin pun berhak menikmati kemiskinannya".
Jadi dihubungkan dengan artikel miss Syahdini, saya sepakat sepakat pakatnya, bagaimana kita membuat lingkungan atau tempat tinggal kita menjadi senyaman nyamannya dengan apa pun kondisinya. Mungkin ada tersirat ketabahan di sini, dan hanya ALLAH SWT Yang Maha Tahu isi hati kita, dan ketabahan kita itu tentu akan berbuah manis. Kita tidak pernah akan tau apa yang terjadi kelak
jadilah postingan.
Deletekang asep, hiks hiks bener banget kang.. indah ya kalo hidup berproses.. bersakit2 dahulu, bersenang2 kemudian, Insya Allah :)
Deletepak zach, iya pak.. kang asep numpang posting di kolom komen kita semua *piss kang ^^v
To Miss Syahdini :
DeleteI am so sorry that I did not post my blog since the last few weeks, and probably wouldn't in the next few days. I tried to visit and give my comment to some of you not not always just to let you know that I am still alive and keep watching.
Saya minta maaf karena tidak posting sejak beberapa hari yang lalu dan mungkin juga masih tidak akan (posting) dalam beberapa hari ke depan. Saya coba berkunjung ke beberapa blog kawan kawan di sini tapi tidak semuanya. Sekedar memberi kabar Alhamdulillah saya sehat sehat saja dan terus memantau sana sini.
mangcapsssssssssssssssssssssssss
yessssssssssssssssssssssss
Huwwwwwwwoooooooo
Kang Asep, dari Komp. Griya Husada bisa tembus ke komplek tempat saya tinggal di Parit H. Muksin, lho *cuma info*.
DeleteNgeliat foto di atas jadi keinget kondisi jalan di Jl. Parit H. Muksin sini beberapa waktu lalu sebelum diaspal seadanya. Dari A. Yani 2 masuk ke komplek Kakak itu hampir dua kilo jaraknya dan jalannya lebih parah dari yang terlihat di foto tersebut. Serasa masuk ke pedalaman (apalagi suasana sekitar yang memang aslinya perkampungan bikin tempat tinggal kami terasa di pedalaman). Mau ke mana-mana rasanya gak nyampe-nyampe. Bayangkan kalo pas pergi terus ternyata ada barang penting yang ketinggalan di rumah dan mau gak mau harus balik buat ngambil *aduhhh*.
Tapi emang mau sepedalaman apa pun kondisi tempat tenggal kita, asalkan rumah sendiri dan asalkan seatap sama pasangan tercinta. Hidup pedalaman :)
aw..aw..aw....roko makan gratis banget liat gambar no 2..huh
ReplyDeletekesian banget yang motret no 2 itu, pasti dia nekkere'...(minjem istilah Blogs of hariyanto)
Desa Cilembu jalanannya HOTMIX loh
:p kang hadi ah wkwkwk
Deletehotmix kamsudnya ancur? hihihi
Owh jadi gitu ya Mbak Din, mau tinggal dimana yang penting dengan orang yang dicintai rasanya sudah luarrrr biasa ya Mbk Din..hehehe..
ReplyDeletewidih mesranyaaa..:D
begitulah mey.. one day you'll feel it :)
Deletebetul mba saya juga hidup di pedalaman,enak hawanya sejuk,rindang dari panas,nggak bising lagi.
ReplyDeletesaya kerja di kota besar, tapi nyari rumah yang di tempat sejuk
Deletemas zigzoor, plus gak macet hehe
Deletepak zach, sip!
Kulkas juga tempatnya sejuk, malah dingin.
DeleteYuk masuk kulkas
di kota tidak selalu enak, apalagi untuk yang tidak suka dengan individualistis.
ReplyDeletebegitulah
Deletekrn kenyamanan itu penting....
ReplyDeleteyoih
DeleteSo sweet.. Kemaren kamek abis ke entikong.. pedalaman gak.. nanti kamek posting ye,,ndak penting kayaknye ye..
ReplyDeletehaa ceritekanlah guuus
DeleteBerati Hati adalah penentu segala-galanya. Manisnya hidup kita yang menentukannya. Bah iklan gula saja :)
ReplyDeletehehehe iya betul tuh iklan
DeleteDipedalam itu suasananya masih dibilang asli dan asri.
ReplyDeleteJauh dari kebisingan dan polusi ... :D
Akhirnya tahu manfaat tinggal dipedalaman :)
exactly :D
DeleteExcellent and so sweet with husband (^,^)b
Delete♥ ♥ ♥ One glass of sweet tea to harmony ♥ ♥ ♥
Bingung mau komen apa lgi, semua udah lengkap komennya. mbak dini.....
ReplyDeletebaiklah mbak indah
Deletelike
ReplyDeletethank you juri
DeleteGue setuju banget, ketenangan hati itu bukan ditentukan dimana kita berada, tapi bersama siapa kita menjalaninya.
ReplyDeletebegitulah
Deleteiya tuh bener. aku setuju banget! biar gimanapun yang paling penting ketenangan.
ReplyDeletekayak koruptor, biar hidupnya mewah tapi sakit sakitan kan hehehee
huahahaha nice example!
Deleteso sweet ..:)
ReplyDelete^^
DeleteBukankah rumah bagi seorang istri adalah dimana dia bersama dengan sang suami, miss ? :)
ReplyDeleteTiap tempat punya kelebihannya yang berbeda-beda.
ah, kamu dek.. pasti udah baca postingan kk yang waktu itu kan dek :">
Deletekarena kalau tinggalnya dipedalaman tuh mau makan makanan sehat jadi lebih mudah..
ReplyDeletebegitulah zim
Deletejadi inget, makan ga makan yg penting kumpul.. mau dipedalaman mau diperkotaan yg penting nyatu sama keluarga. kalo hidup sendirian ngekos, ya udah. nikmatin nasib aja
Deletehidup dipedalaman itu menyenangkan
ReplyDeletekeindahan dari yang namanya kemanusiaan terasa lebih nendang
kearifan lokal belum sepenuhnya terkikis oleh modernisasi
yaaaaak, well said.
DeleteKomentar mas Rawins the best. Komen dari pakarnya pedalaman. Pakar Tower. Pakar panjat memanjat.
DeletePissssssss
iy sih, wktu itu ane jug sring berfikiran sperrti itu, tapi stelah liat dari sgla aspek pndngan ternbyata bner. sgla ssuatau itu memang ada klebihan dan kekurangnnya. tgl gmna di hdpinya aj
ReplyDeleteiya, begitulah fauzi :)
Deleteyap..setuju mbak ama klimat terkahirnya,yg cetar membahana..hehe #apaseh??
ReplyDeleteco cuiit skli mbak..bersa dunia milik brduaa aja ne..hehe
hehehe makasiih.
Deletenyamannya emang kalau begitu :') *cepet-cepet nyari bini*
ReplyDeletehahaha
Deleteasalkan bersama suami tercinta, dimanapun tinggalnya pasti tetap betah ya mbak..hehe
ReplyDeleteso sweet bgt mbak minumnya berduaan gitu :D
begitulah :)
DeleteSering dibilang gitu sih
Deleteciye mbaknya
ReplyDeleteternyata sedang merajut keluarga
sakinah mawaddah warohmah
apapun tempatnya
tak di desa maupun kota
panas maupun dingin
jalan rusak maupun macet
memang dunia itu serasa milik ber dua
::cie2 malu deh
:p::
yoih bang ^^
DeleteMau dimana yg penting nikmati aja, asal masih diatas bumi, betul ya mbak :)
ReplyDeleteiya va
Delete