Tentang Nizamuddin Arriyadhi

Nama lengkapnya Nizamuddin Arriyadhi. Saya dan keluarga memanggilnya Odi. 19 tahun lalu, di tanggal ini, 23 November dia lahir. Memecahkan status saya sebagai anak tunggal. Ya, dia Odi, adik saya.

Setahun lebih beberapa bulan, adik saya yang bungsu, Rizki Fahrurrazi lahir ke dunia. Ibu saya mengurus Rizki, dan Odi lebih banyak menghabiskan hari di bawah pengasuhan bapak saya.

Banyak sekali kejadian menggemparkan semasa dia kecil.

Waktu bayi, dia pernah nangis kenceng banget, saking kencengnya sampai nafasnya hilang. Ibu saya pucat pasi. Trauma, karena sebelumnya adik saya yang kedua, Evi Nurliavani, meninggal saat masih bayi. Syukurlah, waktu itu Odi tidak kenapa-kenapa. 

Kemudian waktu balita, ketika dia baru bisa berjalan dan mulai mencoba berlari, dia pernah nyebur ke parit di depan rumah! 2 kali pula. Heboh deh serumah. Waktu itu ibu dan tante saya langsung ikut menceburkan diri untuk menyelamatkan dia.

Kejadian lainnya, waktu itu dia naik ke jok vespa bapak saya. Dan jatuh! Tangannya yang sebelah kiri jadi agak bengkok. 

Odi ini baru mulai makan nasi ketika SMA loh. Penyebabnya adalah bapak saya yang suka ngasih dia makanan manis, membuat giginya jadi rapuh, jelek-jelek, dan sakit kalau mengunyah nasi. Sepertinya waktu itu dia trauma makan nasi, sehingga dari TK sampai SMP kelas 3, yang dimakan Odi hanya Indomie, roti, sop kentang, dan ayam goreng tanpa nasi. Masuk SMA, barulah dia mulai makan nasi. Itupun hanya nasi putih + ayam goreng saja. Nasi goreng, nasi rames, atau bubur, dia tidak mau. Lauknya ya hanya ayam, sosis, dan ayam lagi. Ikan, daging, rendang yang menjadi makanan terenak sedunia, tidak termasuk dalam daftar menunya.

Odi sangat dimanja oleh bapak saya. Kami semua, anak-anak bapak, pada dasarnya memang sangat dimanja dan disayang sama bapak. Tapi Odi, dengan berbagai kejadian yang terjadi pada dia, mendapatkan porsi yang lebih banyak. Dan bagi saya, he deserves it. 

Saya dan tante saya *yang kami panggil Ma'neng* amat sangat menyayangi Odi. Dengan berbagai kejadiannya di masa kecil yang demikian membekas di kenangan, kami selalu menganggap Odi sebagai anak kecil. Anak kecil yang harus senantiasa dilindungi, anak kecil yang tidak boleh pulang larut malam. Bahkan saya sama tante saya sering sekali bergurau, calon istri Odi kelak harus melewati 'fit n proper test' dari kami berdua huahahaha. Tentu saja untuk urusan ini, sepenuhnya kami serahkan pada Odi, melalui restu dan ridho kedua orang tua tentunya. Ridho Allah didapat ridho orang tua, ya toh? :)

Begitulah. 

Sekarang Odi sudah 19 tahun. Sudah banyak umurnya. Tentu saja, Odi bukan anak kecil lagi. 

Semoga Odi bertumbuh jadi orang dewasa yang sholeh, yang tetep rajin kalo saya suruh-suruh :p *ternyata saya suka menyuruh-nyuruh muehuehue*, sakseis dunia akhirat, selalu sehat, dan menjadi lelaki yang oke dokeh untuk semua urusan kebaikan.