dhz tweets fb dhz dhz on pinterest dhz g+ dhz socmed dhz blogs dhz is ... Home Home Image Map

Wednesday 21 October 2009

Mr. Kiemas' tongue slip


Pic source: Happy Toys and Games

Slip of the tongue atau keseleo lidah *atau kalau dalam istilahnya Profesor Soenjono Dardjowidjojo disebut kilir lidah* adalah suatu fenomena dalam produksi ujaran yang pembicara mengalami 'terkilir' lidahnya sehingga kata atau kalimat yang diproduksi bukan yang dimaksud oleh si pembicara (Soenjono, Psikolinguistik, h.147) *hihi, serasa lagi nulis skripsi* :P

Tapi, saya sangat senang dengan bahasan beginian, kawan. SERIUS. Makanya, jangan mainmain dengan slip of the tongue! Bayangin. Hal yang keliatannya sepele dan enteng aja kita benerin kalau yang ginian terjadi di percakapan seharihari, bisa jadi sesuatu yang bombastis dan memalukan nama sebuah bangsa!! Yeah, apalagi kalau bukan kilir lidahnya Mr. Kiemas sang Ketua MPR yang terjadi dalam acara seremonial pelantikan Pakde Beye hari Selasa, 20 Oktober 2009 lalu. *deuh, serasa wartawan lagi kejar deadline deh nulis postingan kali ini hihi senengnyaaaa*

Well, jujur saja, saya sangat tertarik membahas yang beginian. Makanya saya akan melakukan analisa terhadap Mr. Kiemas' slip of the tongue. Tapi analisa versi saya loh ya. Jadi, urusan salah ato bener, nanti aja ngasih nilainya skalian di kolom komen hehe v^^



Sebelumnya, saya sampaikan dulu bahwa rujukan portal berita yang saya ambil untuk analisa Mr. Kiemas' tongue slip ini adalah dari harian rakyat Bengkulu. Meskipun saya nonton acara pelantikannya Pakde Beye sama Om Boediono tanggal 20 Oktober kemaren, tapi emangnya saya beneran wartawan pake nyatet semua kesalahan ucap yang diproduksi oleh Mr. Kiemas? Ihihi, bukan kaaaan. Eh, tapi sebelumnya lagi, ini saya bikin analisa ginian, bukannya mau nyarinyari kesalahan Mr. Kiemas pas pelantikan loh, serius. Ini sematamata saya lakukan untuk latihan menganalisa penelitian saya nanti. Jadi, mohon dukungannya ^^

Okeh. Tongue slip pertama: Saat menyebut perwakilan pemerintah Srilanka, huruf W dia baca, W double.

Semantic slip of the tongue. Yah, itu nama tongue slip yang dilakukan Mr. Kiemas. Kalo menurut saya, Mr. Kiemas bisa keselip gitu lidahnya adalah karena Mr. Kiemas emang jarang berkomunikasi dalam Bahasa Inggris di kehidupannya seharihari. Siswa kursusan saya, rasarasanya juga tau bahwa huruf W itu, kalo dalam Bahasa Inggris, dibacanya [dabelyu]. Kalo sampe dibaca W double begitu, artinya saat itu Mr. Kiemas telah mengalami seleksi semantik yang keliru. Maksutnya mau bilang dabelyu, eeeh garagara grogi dicampur kebiasaan ngebaca huruf W itu [we] dan secara nama semua tamu dieja dalam Bahasa Inggris, sehingga terjadilah kekeliruan semantik.

Kekeliruan kedua: Kiemas menyebut mister dengan gaya Jawa menjadi mester dan doktor menjadi dokter.

Kalo dari ilmu Psikolinguistik-nya Dr. Soenjono, gak ada tipe slip of the tongue yang keberapa deh kayaknya hehe. Saya hanya bisa menyimpulkan bahwa kekeliruan lidah ini terjadi salah satunya karena dialek yang dimiliki oleh Mr. Kiemas. Bukan salah dialeknya, tentu saja. Tapi karena setelah salah menyebut gelar Doktor pada nama SBY, rasarasanya bolehlah slip of the tongue Mr. Kiemas yang ini saya kategorikan sebagai Freudian slips. Halah, sama aja kok dengan jenis yang pertama. Itu cuman nama lainnya aja. Biar kereeeeeen gituh ihihi.

Kekeliruan ketiga: Saat memanggil SBY untuk menandatangani berita acara pelantikan, ayah Puan Maharani itu keseleo lidah. Susilo dokter Bambang Yudhoyono, katanya. SBY kembali menoleh kepada Kiemas.

Kalo kekeliruan yang ini sih, judulnya kekeliruan Assembling. Ini merupakan bentuk kekeliruan yang sebenernya diksi yang dipake udah bener, tapi assemblingnya keliru. Maksutnya, yah semacam transposisi, begitu. Contohnya, yah kayak yang dilakukan Mr. Kiemas ini. Atau contoh lain: I need a gas of tank, pedahal maksutnya I need a tank of gas. Begitu. Paham? Yak, bagus.

Tiga aja deh ya. Kekeliruan lainnya, setelah saya baca di sini sampe abis, sepertinya gak ada hubungannya sama slip of the tongue yang dimaksut dalam Kilir Lidah versi Profesor Soenjono. Kekeliruan yang dilakukan Mr. Kiemas berikutnya, biarlah dianggap Mr. Kiemas sebagai sebuah kesalahan manusiawi yang semoga gak diulangin lagi di kesempatan berikutnya *maksutnya, kalo bisa ketua MPR-nya diganti aja gak usah Mr. Kiemas hehe*

Well, ada 1 slip of the tongue yang gak muncul, yaitu blends slip of the tongue. Kalo kilir lidah yang 1 ini, di Bahasa Inggris malah dimanfaatkan untuk menyingkat kata. Yeah, such as brunch yang singkatan dari breakfast and lunch, motel dari motor dan hotel, smog dari smoke dan fog, dan singkatan lainnya deh pokoknya.

Jadi temanteman, paling tidak ada sebuah pelajaran sangat berharga yang bisa kita ambil dari tragedi Mr. Kiemas's tongue slip, yaitu Berhatihatilah ketika berbicara, karena kalo sampe slip of the tongue, terutama yang bisa bikin malu bangsa kita, nama anda akan tercatat di banyak portal berita dan kemungkinan jadi headline di beberapa koran ternama. Mau?

Monday 19 October 2009

Pesaiyer English Course

Sounds peculiar ya sama judul postingan kali ini? Aha. Kalau temanteman mau sedikit melakukan analisa terhadap kaya "Pesaiyer", maka akan bisa sedikit merasakan unsur kedigdayaan beberapa orang wanita dengan semangat membara di dalamnya!!

Yep, det's rait. Adalah citacita kami *saya dan temanteman Gaby* untuk berkoalisi membangun sebuah bimbingan belajar, khusus menangani Bahasa. At the beginning of our very own frame of concept, kitakita pengen punya kursusan Bahasa Inggris, dengan pertimbangan kitakita adalah mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Yeah, yang ada dalam kepala kami saat itu *paling tidak, dalam kepala saya sendiri* adalah bahwa membangun tempat kursus Bahasa Inggris, selain perlu modal dalam bentuk dana segar, juga perlu modal dalam bentuk kemampuan berbahasa yang standar dan bolehlah mendapat sebutan LANCAR dari beberapa orang yang sempat berinteraksi dengan kami. In this case, kita spesifikkan saja, berkesempatan menyimak kami berbicara dalam Bahasa Inggris.



Yah, serieus. Waktu itu dalam kepala saya tuh gitu doang, sebelum pada akhirnya saya dan temanteman gaby bersatu padu dan melihat banyak tumbuh dan berkembang lembaga kursus di Pontianak *dan kota besar lainnya*, mengecap pahit manis menjadi tenaga pengajar di beberapa bimbingan belajar, menyimpan rapat pengalaman menyenangkan dan kurang menyenangkan, kemudian menyiapkan stok simpanan itu dengan rapi untuk menjadikannya sebagai sebuah mimpi mulia: Membangun Lembaga Kursus Bahasa. Tidak sekedar Bahasa Inggris, tapi juga pilihan Bahasa lainnya yang sementara ini masih dalam wacana.

Well, well. Itu adalah rencana setahun lalu, ketika kami para personil gaby masih sering jalan bareng. Bukan berarti, setelah sekarang kami sudah mulai jarang jalan bareng, keinginan untuk membangun Lembaga Kursus Bahasa itu pudar. NO. Sama sekali tidak. Apa susahnya toh menyimpan keinginan? Dan bukannya kami *terutama saya* tidak mau mewujudkan. Hanya saja, dan jujur saja, dalam waktu sekarang ini kami memang menyengaja untuk belum mau serius memikirkan rencana itu, yang sebetulnya kalo dipikirkan secara serius dan dikerjakan dengan serius pula tanpa mainmain, barangkali udah bisa jadi tuh sekarang kursusan. Tar dah, tunggu dilamar baru kita bangun kursusannya :p

Nah, recently these days, begitu banyak lembaga kursus yang keliatan di permukaan. Dengan beragam judul, strategi promosi, dan macamacam feature di dalamnya. Baik feature yang visible, maupun yang invisible. Just yesterday, saya takjub melihat iklan lembaga kursus berbunyi: "Lancar Berbahasa Inggris Dalam 1 Bulan". WOW!! Sounds bombastic! Kedengerannya menarik ya teman, bisa lancar berbahasa Inggris hanya dalam 1 bulan. 4 minggu saja, udah lancar berbahasa Inggris.

Bisa gitu lancar berbahasa Inggris dalam 4 bulan? Frankly speaking, saya kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, spesifikasi program studi Pendidikan Bahasa Inggris selama 4 tahun, dan sama sekali masih belum berani beranggapan kalau Bahasa Inggris saya lancar. Maka kemudian, saya pun mencari tau, what's actually "lancar berbahasa Inggris" di pandangan orangorang.

One believes that "lancar berbahasa Inggris" itu berarti bisa speaking ceplas ceplos, dan sesuai dengan kaedah bahasa. Apakah maksudnya sesuai dengan tata bahasa yang berlaku, gitu? Ya ya. Boleh juga. Toh, tata bahasa bukan berarti harus sesuai dengan tenses ini itu yang menurut sebagian orang ribet banget itu. Trus, menurut salah seorang temen saya, "Hmm...Mungkin yang namanya Lancar berbahasa Inggris itu yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris secara aktif.Someone who can speak fLuentLy and cLearLy,maybe...Hehe...Karena yang bahasa Inggrisnya pasif kadang hanya mengapresiasikan kemampuannya Lewat tuLisan tanpa mampu mengungkapkannya Lewat speaking. That's my opinion,Din..."

Ada juga salah seorang pendengar radio Volare, yang beropini: "Seperti dirimu din..
Menurt ku ndk gampng din untk lancar bhsa inggris,tp buat yg udah lancr aku yakin mereka awalnya mencoba belajar untk menyenangi bahasa itu dulu mangkanya kalo ada bahasan tentng bhasa tersebut jadi gampng dimengerti,apa lg kalo setiap hari dilatih (pengalaman pribadi he he) tp skrng karna ndk pernh dilatih ya gitulah din..." Heiya, saya dianggap lancar. Jadi malu :">

Trus nih, opini dari alumni saya yang juga pendengar Volare dan bahasa Inggrisnya lancar banget, "Definisi Lancar atau dalam bahasa Inggrisnya "Fluent" ditafsirkan lancar lisan dan tulisan. Nah menurut hemat saya pengertian lancar ini dipandang dari sudut lawan bicara. Kalaw lawan bicaranya paham dan mengerti apa yang dia sampaikan berarti komunikasinya berjalan dua arah, dan ada feedback satu sama lainnya. Dan dari sinilah komunikasi berjalan lancar. Inilah definisi saya mengenai "lancar".

Kalo menurut saya pribadi, lancar berbahasa Inggris itu berarti mampu tampil untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Sepakat sama pendapatnya kang asep di atas, selama bahasa Inggris yang digunakan comprehensible dan interlocuter ngeh sama apa yang kita omongkan, maka bolehlah yang seperti itu dikategorikan sebagai "lancar berbahasa Inggris".

Sekarang, the problem is, seberapa efektifkah sebuah lembaga kursus menggodok peserta kursus yang punya harapan dan keinginan tinggi untuk benarbenar bisa lancar berbahasa Inggris dalam waktu 1 bulan? Lancar yang kayak gimana yang dimaksut oleh pemilik kursus? Dan lancar yang seperti apa yang diharapkan oleh peserta kursus?

Well, well, people. Di sini saya menyimpan sedikit kekhawatiran akan terjadi semacam lack of trust dari peserta kursus terhadap lembaga kursus. Walopun emang lembaga kursusnya bukan punya saya atopun keluarga saya, tapi seriues, jika kemudian hasil yang dikeluarkan ga seperti yang diharapkan peserta kursus, such as ternyata setelah kursus di sana bahasa Inggrisnya masih belum terkategori lancar, apa kata kita? Hehe.

Memang, nothing's impossible. Bukan gak mungkin kok bisa lancar berbahasa Inggris dalam 1 bulan. But see the case for the reality, first, guys. Saya pernah mendengar ada sebuah kampung yang isinya kursusan Bahasa Inggris semua, sehingga kampung itu dikasi nama Kampung English. Sistem yang digunakan di sana detailnya seperti apa, saya emang belum tau. Tapi setau saya, 1 bulan di sana emang beneran bisa lancar berbahasa Inggris, karena 1 bulannya beneran 1 bulan. Istilahnya tuh, yang 1 bulan 30 hari, 1 minggu 7 hari, 1 hari 24 jam ngapa-ngapain WAJIB pake Bahasa Inggris. NAH, yang begitu iyah, masuk akal.

Sedangkan yang terjadi saat ini, apakah akan beneran bisa efektif ya? Well, kita liat aja nanti. Dan paling tidak, fenomena begini adalah sebuah pelajaran berharga bagi saya dan temanteman saya yang bercitacita membangun lembaga kursus bahasa, untuk lebih berhatihati nantinya ketika berpromosi.

Saturday 17 October 2009

Rindu Tulis, Tulis Rindu

Oke, kemarinkemarin saya seperti menghilang dari dunia blog, tempat saya seharusnya bisa dengan nikmat mencurahkan isi kepala saya lewat tulisan. Saya heran, kenapa ga ada yang nanya kenapa ya? Hihi. Ya udah deh, bakalan kelamaan kalo nungguin seseorang mengajukan pertanyaan: “Dini, kenapa sekarang blognya kok sepi ga ada tulisan khasnya dini lagi?” sebagaimana biasanya saya nanyain ke beberapa orang yang blognya sampe hari ini juga masih sepisepi aja kayaknya. So, let’s start it over!

Yeah, mari kita anggap ada seseorang yang bertanya kemana aja saya selama ini ga munculmuncul dengan tulisan khas dan terlihat lebih sering meng-update blog saya dengan tulisan copy-paste. Jawaban dari pertanyaan yang tidak ditanyakan itu adalah: saya rupanya sejak sekitar awal agustus sampe dengan akhir bulan lalu, mengalami apa yang saya sebut sebagai temporary-tromatik-writing-disorder. Kalau temanteman kepengen tau apa itu temporary-tromati-writing-disorder dan apa penyebabnya, saya persilahkan untuk mengajukan pertanyaan :D

Well, well. Kali ini saya hanya ingin menumpahkan rasa rindu saya akan menulis, expressing my very own mind into a subset of paragraphs.



U know what, people? Idul fitri tahun ini, 1430 H, sebetulnya ada lumayan banyak hal yang ingin saya publish di sini. Malah, setengahnya udah saya tulis, tapi berhubung terkena temporary-tromatik-writing-disorder itu, akhirnya setengah tulisan saya hanya berakhir pada draft tanpa published. Saya saat itu ingin menceritakan bagaimana fenomena bahasa di tanah air Ayah dan Ibu saya terjadi dengan begitu menakjubkannya. Kemudian saya juga ingin menjelaskan dengan bahasa saya sendiri betapa teori Gordon Pask yang digambar melalui diagram yang agakagak mirip dengan segitiga pyramid jejaring MLM itu benarbenar terimplementasi nyaris sempurna dalam percakapan di setiap kunjungan silaturahmi Idul Fitri. Yah, itulah sebagian yang tadinya pengen saya bagikan ceritanya, tapi ga jadi karena temporary-tromatik-writing-disorder.

Hei yah, sounds annoying yah kalau disorder semacam itu dibunyikan. Tenang, kalau ada yang bertanya apa yang dimaksud dengan temporary-tromatik-writing-disorder, saya udah siap kok dengan jawabannya ;)

Saya benarbenar merindukan tulisan. Terutama tulisan-tulisan saya sendiri. Selain juga ketika saya menyimpan rindu, saya pun menuliskannya di sebagian noktah transparan yang hanya bisa diraba dengan cara rahasia. Ada yang berlalu begitu saja, ada juga yang kembali pada saya dengan tanggapan penuh senyuman. Rasarasanya, sebagian rindu yang saya simpan sama sekali tidak akan memberi pengaruh signifikan untuk tulisan saya. Yah, bolehlah itu saya bocorkan bahwa itu adalah salah satu penyebab temporary-tromatik-writing-disorder. Ya, rindu yang tak signifikan.

Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaargh. Benarbenar sudah lama betul rasanya saya tidak membuat tulisan yang semembingungkan ini hihi.

Wednesday 14 October 2009

Need a shoulder


There will always be a moment when people need a rest. I thought, maybe, I have said what I did and do want to ask and know, in ways I can do. And here it is the moment I come. The time of a willingness to have a warm rest. I am tired.

Please put away your thinking of me falling down or giving up.

I will not.

I am just tired, very tired.



A shoulder to rest. That's what I really need now. Will you please give me your shoulder for me to rest without me request you first?

Monday 5 October 2009

Got Award

I just can't really remember well whether or not it's the third I have award from friends. I just can say that previously, I get award a year ago. Then the second award has already written here. An award called: Inspirational Blog Award.

Then just this afternoon, my friend in blogsphere told me that I have an award for re-posting an info about Earthquake in Padang. It is such an amazing thing for me to have this award!! But anyway, although actually I am supposed to distribute this award to some other bloggers, I don't think I will do it. Will it be ok, zoran?



I will just put the logo as I attach below:



Well yeah. Thanks so much for the award. It's my hope that this award will be able to increase the page rank of my blog ;)

Saturday 3 October 2009

Belum terlambat untuk taubat

Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun..

Saya yakin, seluruh hati pasti menangis sedih melihat banyaknya korban yang berjatuhan akibat gempa di Sumatera Barat. Namun, sudahkah hati kita menangisi dosadosa yang kita lakukan? Mengutip status seorang akhi, "Ketika sebuah desa terkena musibah, khalifah Umar bin Khathab bertanya kepada penduduk desa. Beliau tidak bertanya berapa korban ataupun kerugian, namun yang ditanyakannya adalah "DOSA APA YANG KALIAN PERBUAT SEHINGGA ALLAH MENURUNKAN BENCANA PADA KALIAN".

Ebiet G. Ade berlirik: Tuhan pasti telah memperhitungkan.. amal dan dosa yang kita perbuat.



Yeah, itu benar, kawankawan.. Saya mendapatkan tulisan ini dari sini dan belum tau siapa penulis pertamanya. Namun begitu, tak ada salahnya ya kalo kita coba jadikan tulisan ini sebagai renungan, salah satu motivasi untuk kita bermuhasabah...


Pukul 17.16 waktu setempat, hari Kamis, 30 September 2009, Sumatera Barat diguncang dengan kekuatan 7,6 skala ricter (SR). Data terakhir menyebutkan, gempa di Padang sudah lebih dari 500 orang tewas yang sudah berhasil ditemukan dari reruntuhan. Diprediksi jumlah Korban tewas akan terus bertambah.

Betulkah gempa di Pariaman, Padang, Sumatera Barat itu sudah tertulis dalam al-Qur’an?? Menelisik waktu, tanggal serta bulan kejadian Gempa Padang, Sumatera Barat dengan mengkorelasikan ayat-ayat al-Quran. Dan hasilnya, Astagfirullah, aku berlindung dari azab dan murka-Mu, dalam dua ayat dari dua angka (waktu dan tangal-bulan) kejadaian gempa itu, Allah benar-benar membuktikan janji-Nya yang tertulis dalam al-Qur’an.

Pertama, dilihat dari waktu kejadian, yakni pukul 17.16 waktu setempat dikorelasikan dengan surat ke 17 (Al-Isra) ayat 16, dikutip dari al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama, terjemahannya adalah:

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnyalah berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami). Kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”. (Surat 17 (Al-Isra) ayat 16).

Kedua, dilihat dari tanggal dan bulan kejadaian, atau Tanggal 30 Bulan ke 9 (September) terjadinya gempa dikorelasikan dengan surat ke 30 (Ar-Rum) ayat 9. Dikutip dari sumber yang sama, terjemah ayat tersebut adalah:

“Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri,” (surat 30:9)

Dan pada ayat selanjutnya atau ayat 10 surat yang sama , Allah berfirman: “Kemudian akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan (azab) yang lebih buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu mengolok-oloknya,” (Surat 30:10).

Tidak bermaksud menjustifikasi, namun sekedar mengingatkan kembali, dalam lima tahun terakhir ini ada lima rentetan gempa bumi skala besar dengan menwaskan puluhan hingga ribuan orang. 26 Desember 2004, Gempa yang disertai badai Tsunami di Aceh dengan 133.029 korban tewas. 28 Maret 2005 Gempa Nias dan P Simeulue jumlah korban tewas 900 orang. Disusul dengan gempa di Selatan Yogyakarta pada 27 Mei 2006, 3.000 orang meninggal dunia.

Dua peristiwa gempa besar terjadi pada tahun September 2009, yakni di Tasikmalaya dengan korban tewas 85 orang. Dan terakhir Gempa mengguncang di Pariaman, Padang, Sumatera Barat, pukul 17.16 atau beberapa jam saja sebelum anggota DPR/MPR dilantik yang banyak menghabiskan dana belasan milyaran rupiah….

“Dan tidakkah mereka memperhatikan bahwa mereka diuji sekali (dalam setahun) atau dua kali (dalam setahun), namun mereka juga (tidak mau) bertaubat dan tidak pula mengambil pelajaran” [QS Attaubah (9): 126]

Astaghfirullahal'adziim.. Astaghfirullahal'adziim.. Astaghfirullahal'adziim..

Mari beristighfar sebanyakbanyaknya.. Belum terlambat untuk bertaubat.