Saya mau ke pantai, di Pontianak ga ada pantai...
Saya mau ke hutan, ah hutannya udah pada kebakar.
Asap, asap dan udara kotor aku benci.
Hingar bingar, duh ribut ga kuat lagi.
Matikan saja lampunya, biar sunyi.
Tapi, Pontianak memang lagi musim mati lampu...
Loh? Apa-apaan? Bukannya Pontianak musim duren?
Aaaargh, dari musim duren sampe musim rambutan, matilampu melulu!!
PDAM juga airnya ga jalan.
Tapi kita sudah diajari untuk tak usah banyak mengeluh.
Nikmati saja asapnya, biar mengaduh sampai gaduh. Uhuk uhuk uhuk.
Gapapa. Allah ridho kok dengan bunyi batukbatuk itu. Anggap saja sebagai penggugur dosa. Ikhlaslah, dan sebentar lagi batuk kita akan sembuh. Oke?
Pontianak, riwayatmu kini.
Sampai kapanpun aku cintai, tanah airku.
Pontianak, tempat ibuku melahirkanku.
Bahkan barangkali juga akan menjadi kota tempatku melahirkan bayibayiku nanti, kecuali kalau... kalau Pontianak berasap terus, aku mau melahirkan di tempat lain saja.
Pontianak, riwayatmu kini. Tak mengubah rasa cintaku padamu.
Air tak mengalir, masih ada Sungai Kapuas.
Merkuri di tepitepi, toh tak mengapa. Airnya masih bisa untuk mandi, mencuci, dan paling tidak dengan sampan kau kami susuri.
Aku mencintaimu, Pontianakku. I love you full.
Aku mencintaimu dengan sepenuh hati, betapapun riwayatmu kini.
Pontianak, 15 Sya'ban 1430 H.
6 Agustus 2009 M.
Semoga kecintaan warga kepada kotanya membuat kota-kota itu semakin indah dan sejalan dengan petunjuk Ilahiah
ReplyDeletepantas tinggi pagerank nye, asih pake pakse :-P
ReplyDeleteidupkan saja gensetnya, biar ramai, biar gaduh sampai mengaduh...
wekekekek...
ReplyDeletegensetnya taruh di belakang saja, mang..
ini teteh bukan mamang
ReplyDeleteada apa dengan mamang?
ReplyDelete@ mamang, ah mamang suka ga mo ngaku..
ReplyDelete@ kang asep, itu yang biasa ngidupin genset, kang..
Pontianak, aku akan selalu mencintaimu, walau apapun yg dikatakan oleh dunia mengenai dirimu.
ReplyDeletePontianak, aku merindukanmu.
Entah kapankah lagi kita bertemu.
Pontianak memang lovable...
ReplyDeletebelum pernah ke pontianak... ingin suatu hari bisa kesana :)
ReplyDeleteamiin.. mudah2an pas kak ipid ke Pontianak, asapnya dah pada kabur :D
ReplyDeleteAgak plagiat y kak...hehe
ReplyDeletebukan plagiat varla.. tapi terinspirasi ;)
ReplyDeletePontianak datang atas nama asap
ReplyDeleteMasyarakat ngungsi karena asap
Digenangi air di jalan kala hujan datang
Seperti bulan lelap tidur sampai ke kamar gelap
Karena PLN tidak hidup lampunya
Yang tidur gelap dan kedinginan
Ada apa dengannya
Meninggalkan hati tuk dicaci
Baru sekali ini kulihat karya nyata dari tangan2 tak bertanggung jawab
Ada apa dengan pontianak
Tapi semua itu akan kembali
Dalam satu purnama
Untuk melihat kembali keadaannya
Bukan untuknya
Bukan untuk siapa
Tapi untuk masyarakatnya
Karena aku cinta Pontianak
Itu saja...
teteup, mas wira is da best kalo soal sajak.. :D
ReplyDeletewe do love Pontianak, so much!!
Tp di Pontianak asyik jg . Beda jauh sm yg di Jawa .
ReplyDeleteyaya dets rait. Pontianak memang asik :)
ReplyDelete