..Jangan pernah memaksa orang tuk jadi seperti dirimu, karna tiap Qta berbeda.. Aku adalah aku, tak ingin jadi bayangan akan hadirmu, tak juga mau jadi duplikat dirimu.. Biarkan aku seperti diriku, selagi itu masih dalam koridor kebenaran.. Namun tegurlah aku, jika aku mulai tak berada di koridor itu..
Barusan aja saya baca status seorang teman di facebook, dan seketika itu kalimat di atas muncul, saya langsung kasih jempol di statusnya *apa susahnya toh, ngeklik 'like' di status yang kita suka?* ;)
Dan mau ga mau *walopun sebetulnya saya mau heheh* saya keinget sama tulisan saya yang di sini. Tentang kekhawatiran saya pada karakter saya yang dominan, sanguinis. Apa betul ada sifat bawaan lahir? Kalo betul, berarti kita boleh gitu membuat pembenaran terhadap apa yang telah dilakukan oleh Hitler, Abu Jahal, dan yang belakangan kejadian, teroris di JW Marriot dan Ritz Carlton yang tak lain tak bukan diotaki oleh orangorang sombong yang dilaknat Allah..
Memang ga ada seorang pun terlahir sempurna. Ga perlu lah saya copy-paste lirik lagunya D'Masiv yang Jangan Menyerah. Walopun saya agak kurang suka dengan beat lagu itu, tapi saya sangat sepakat dengan lirik lagunya. Truistic and undeniable. Rasa suka saya terhadap lirik itu, kuranglebih sama dengan rasa suka saya terhadap akhir tulisan saya waktu itu:
"Tapi, saya sungguh-sungguh ingin mengonversi (atau mengkonversi sih) beberapa kelemahan itu menjadi sebuah energi positif supaya tidak menjadi penghambat kebangkitan Islam. Yeah, mana tau kaaan, ternyata gara-gara sifat sanguinis saya itu, apa yang seharusnya segera terjadi malah jadi penghambat. Nah, I really don't wanna be the part of the obstacles, as well as I don't wanna be only the spectator of the Golden Back Era of Islam. I wanna be the part of it, and I WILL...
That's why, PLEASE people... Help me vanishing, or if it is too impossible, help me minimizing 'si sanguinitas'.."
Bahkan sejak 15 May 2008, saya sudah sepakat bahwa karakter manusia memang bisa diubah. Nah, bersedia kan menemani saya mengurangi *atau, mengimbangi* sisi sanguinis yang ga perlu, untuk diconvert menjadi hal luar biasa dan bermanfaat untuk jalan yang sedang dan akan selalu kita tempuh? Tentu saja, with all of your honor, rait? :)
Terimakasih kalo begitu.
Well, well. Bagemana temanteman? Ikutan setuju kan kalo karakter *baik sanguinis, koleris, plegmatis, dan melankolis* sebetulnya bisa diubah? Kalo ngerasa ga keukeuh untuk mengontrol sifat yang kita anggap 'berbahaya' sendirian doank, cobalah cari temen. Sebagaimana yang saya tulis di situ, menurut Murobbiyah saya, "Kalo diri sendiri ga bisa kontrol, maka cobalah minta kontrol dengan sahabat atau teman yang sering sama-sama (jalan bareng)". Soalnya, siapa bilang single itu very happy? ;)
Jadi ingat materi Membentuk Karakter Pribadi Muslim pada Excellent Personality Training pekan lalu. Setuju! Karakter bisa diubah.
ReplyDelete.
ReplyDeleteTergantung usia juga Din.
Kalo udah diatas usia remaja, sangad sulid mengubah karakter....
@ b'muchlisin, aiwa aiwa :)
ReplyDelete@ **kayaknya mbel**, saya masih remaja, masih bisa diubah :D wekekek..
yeah, kalo berusaha sungguhsungguh, PASTI BISA!!
(pose-mikir-on)
ReplyDeletenarsis tu bawaan lahir ga ya?
jangan jadiin bawaan lahir sebagai pembenaran atas kenarsisan
ReplyDelete**bijak mode: on** :D
Menjadi jiwa lebih paripurna, karenanya konsep diri bukan permanen ^_^
ReplyDeletedet's rait, kakakku sayang :)
ReplyDeletekalo nurut aku, setiap individu itu dari sononya udah dibekali dengan dua potensi, negatif dan positif. Orang yang disebut baik berarti potensi positifnya lebih dominan dri potensi negatifnya. Dua potensi ini ga mungkin dihilangkan, keduanya senantiasa ada,Namun manusia diberi karunia 'akal' dan 'hati nurani' untuk mengendalikan potensi yag dimiliki, kalau dia cenderung memilih potensi baik yg dikembangkan jadilah ia (InsyaAllah) orang yang baik, kalo dia memilih potensi negatifnya yang dibesar2 kan maka lambat laun potensi negartif itu akan berkembang lebih pesat dan menekan potensi positif dalam dirinya.
ReplyDeleteitu betul, raksakanala :) smoga langkanglangkah kita untuk menjadi orangbaik, untuk mengembangkan potensi demi agama ini, smakin Allah mudahkan..
ReplyDeletewah seru ne....akus etuhu bahwa karakter bisa di rubah, krn pd dasarnya sy juga g suka bergaul dengan temn yg g seleve, tp sekarnag justru saya ingin menggauli semua orng, krn saya rasa itu sngat menguntungkan dan mengasykkan....dngan cara apa saya merubah, maaf...hanya dengan melawan piikiran negatife saya sendiri dan saya tonjolkan pikiran positife saya, dengan begitu saya merasa lebih nyaman dan semua teman merasa asyik bergaul dengan saya....minder?....nah ini neh yang bisa menimbulkan sifat negatife, sebik nya di buang saja, karna pd dsr nya manusia di lahirkan dalam keadaan sempurna dan sama derajat, hanya tergantung usha manusia itu sendiri mengapa menjdi beda drajat dan pangkat. namun jgn pernah merasa minder atau jeules melihat kelebihan orng lain atau bahkan menganggap orang tersebut sombong terhadap anda. nah ini salah satu yang sering mngganggu pikiran manusia untuk selalu berfikir negatife.. motoinya semua pikiran negatife di rubah menjadi positife deh........ok mksh from jay
ReplyDeletesama-sama, mas jay.. thanks ya dah mampir kemari.
ReplyDelete