Saya pernah tibatiba mengalami kenaikan kualitas mood yang cukup significant hanya dengan sekedar mengingat betapa semangatnya saya dalam pelaksanaan sebuah kegiatan berjudul: English Pintar. Sebuah kegiatan yang terlaksana pada tahun 2008, tepatnya bulan 2 tanggal 9 sampe dengan 17 Februari. Waduh, panjang ntar kalo saya ceritakeun bagemana serunya kegiatan yang berhasil membuat saya semakin membuka mata selebarlebarnya tentang arti persahabatan, pengorbanan, dan keikhlasan. :)
Event ini membuat saya semakin yakin bahwa puzzle sudah disediakan sejak sekitar 2 tahun lalu ;) Saya sukaaaa banget jadi bagian dari EP 2008, exactly jadi Project Manager event ini. Seakan segala sesuatunya punya filosofi yang generally accepted hehe *walopun beberapa ada yang agak sedikit maksa*. Yeah, misalnya aja, beberapa logo kegiatan yang filosofinya betulbetul bisa matching sama tema yang saya pilih: Do march for Better Tomorrow. Cocok!! Jodoh!!
Nah, salah satu kegiatan yang sebetulnya agak sedikit maksa waktu itu adalah Workshop TOEFL. Kenapa saya bilang maksa, ya karena sebetulnya waktu itu bukan workshop, melainkan Seminar Pendidikan yang ditolak pelaksanaannya oleh Sekretaris Jurusan dengan alasan sangat masuk akal dan acceptable. Nah, maka diputuskanlah untuk menggantinya dengan Workshop TOEFL. Pelaksanaan workshop ini berangkat dari pemikiran kami *saya dan temanteman panitia* bahwasanya cukup banyak mahasiswa yang sidang skripsinya terhambat akibat skor TOEFL yang belum mencukupi standar. Itu doank tuh sebenernya. Namun, lagilagi, karena saya senang sekali berfilosofi, maka muncullah extended-mind yang pada akhirnya membuat semua panitia sepakat bahwa workshop ini diadakan untuk meningkatkan kualitas insan kampus serta masyarakat umum yang merasa membutuhkan trik khusus dalam menaklukkan TOEFL.
Baiklah. Mari berangkat pada pemikiran awal saya. Mahasiswa dan skor TOEFL. Especially, for this case is those who are going to have sidang skripsi. Kalo di kampus saya, salah satu syaratnya adalah skor TOEFL minimal 480. Ga tau juga kalo tahun ini naik lagi. Yang pasti, kadangkala penerapan skor minimal ini membuat beberapa mahasiswa kelimpungan. Yeah, tentu saja kekelimpungan hanya terjadi pada mereka yang ga mencapai target minimal. Nah, beberapa oknum mahasiswa rupanya lebih suka 'menyewa' jasa teman yang dianggap berpotensi tinggi dalam menjawab soalsoal TOEFL, demi mencukupi standar minimum dari kampus, untuk akhirnya bisa sidang. :f
What's on earth?! Selama ini kemana aja? Kenapa ga pada ikutan workshop TOEFL yang waktu itu saya dan tementemen panitia EP selenggarakan? Gyehehe.
Well, well. Itulah yang sebetulnya menjadi salah satu alasan mendasar mengapa saya pribadi pada akhirnya memutuskan untuk ngadain workshop bertema TOEFL. Bukannya mau menganggap diri saya ini berpotensi tinggi menghasilkan skor TOEFL memuaskan. Sama sekali ngga. Toh skor TOEFL saya aja paspasan. Tapi herannya, udah tau paspasan, teteup masih ada aja beberapa oknum orang yang ngerikwes saya buat 'nemenin' mereka ikutan tes TOEFL. Alhamdulillah, sampai dengan hari ini, saya sama sekali INDAK PERNAH menjadi joki. Resikonya itu loh. Allah Maha Melihat, tentu jadi landasan pertama. Ditambah sederet alasan lainnya seperti disintegrasi image, risiko ketahuan lembaga pelaksana, dan tidak ada jaminan sama sekali kalo saya 'nemenin' tes, trus dapet skor memuaskan.
Nah, bagi temanteman yang ngerasa skor TOEFL-nya udah tinggi ato sudah cukup memuaskan, sebaiknya berhatihatilah. Bukanlah sebuah hal yang bijak untuk menjadi joki TOEFL *apakah ada istilah joki TOEFL? hehe kalo belum berarti istilah pertama dari saya :D* karena manfaatnya hanya dirasakan sementara aja. Kalopun landasan menjadi joki TOEFL adalah untuk menolong sahabat ato teman, jujur saja, itu bukanlah sebuah pertolongan yang membawa kemaslahatan. Bagi saya, itu adalah tindak kriminal. Apalagi kalo kemudian dibayar. Wah, hatihati uangnya ga halal tuh berarti.
Okeh setuju ya semua? :~
One more thing. Skor TOEFL yang tinggi juga bukanlah sebuah jaminan mutlak kita pandai berbahasa Inggris. Serius. Statement ini tertulis bukan karena skor TOEFL saya biasabiasa aja, melainkan sudah ada bukti di depan mata saya sendiri. Skor 500an tapi ga bisa dipake buat komunikasi aktif dan efektif juga percuma toh? ;) Makanya, simak English Teletalk di Volare 103,4 FM gyehehehe :r *ujungujungnya promo*
gw jg lg cari ni
ReplyDeletekenal g ? temen" saya pintar basha inggris tapi karna masalah rasisme . jadi masi banyak yang belum lulus toefl . nah teman saya mencari joki toefl . ada info ga ?
ReplyDeleteemail fathirfathanarifin@ymail.com
ReplyDelete