
Yesterday is history, tomorrow is mystery, today is a gift! That's why it's called the present!
Pasti sudah hafal dengan kalimat itu kan, kawan? Yeah, untuk yang pernah nonton Kungfu Panda, tentunya tau juga siapa yang ucapkan kalimat itu. Betul. Master Oogway!! Yeah, walopun merely an animation movie, sekedar cerita fiksi, paling tidak di film itu banyak betul kan ya pesan (baca: ibrah) yang bisa kita maknai untuk diimplementasikan dalam kehidupan kita?
Well, well. Saya tidak sedang akan membuat review film Kungfu Panda. Pertama, karena sudah ada banyak yang review. Kedua, karena itu juga bukan film yang cukup 'baru' untuk direview. Ketiga, karena saya akan menghasilkan ketikan beraroma 'khas' thekupu, bukan copy-an dari manapun, Insya Allah ;)
So, then, what to share this shiny nite? Tentu ada hubungannya dengan kalimat berwarna ungu tersebut di atas. Dan juga sangat berkait erat dengan beberapa hal penting di sini.
Saya sangat terkesan dengan komen dari temanteman. Ada yang mendukung, ada juga yang meminta untuk mempertimbangkan. Great. Betapa, ukhuwah yang manis dan dinamis :). Menggelorakan hormon endorphin saya untuk semakin bahagia, semakin bersemangat, semakin memacu diri untuk tak lelah berkeringat mengejar citacita saya. Semoga dukungan temanteman, dalam bentuk apapun, akan segera dibalas Allah SWT. Amiiin :y
Dulu saya pernah ngotot dengan temanteman saya untuk menerima saya apa adanya, sambil dengan pedenya berkata: "Yeah, here is dhz, with my plus value as well as some weaknesses. Just take me for granted, have me the way I am". Sebuah kalimat 'pasrah', terkesan ga mau berubah hehe. Anyway, sebetulnya, bagian: "Have me the way I am" beneran masih saya lafadzkan juga ke beberapa orang yang betulbetul memahami saya, especially saya yang sekarang.
Mari lihat kalimatnya: the way I am. Yeah, the way I am, kawan. Bukan the way I was atau the way I will be. Saya yang sekarang, for me myself today. Pernah juga saya tulis di status facebook saya tuh. Bahwasanya, saya yang sekarang, Insya Allah, adalah saya yang ingin terus mengepakkan sayap yang perlahan mulai tumbuh di poripori kulit. Warnanya mungkin masih bening, tak terlihat. Itulah sebabnya saya katakan, hanya beberapa orang yang betulbetul memahami saya saja yang mengerti: the way I am.
Baiklah. Jika hingga tulisan di barisan ini masih juga dianggap mutermuter apa sebetulnya maksut dan tujuan saya *hehe, karna kayaknya karakter tulisan dhz itu mah, emank suka muter :p* maka berikan space buat saya untuk menjelaskan what actually "the way I am" which I mean. Namun sebelumnya, mohon maaf yang sebesarbesarnya bilamana saya mengeluarkan sedikit spesialisasi saya di bidang bahasa.
Mari kembali ke kalimat berwarna ungu tadi:
Yesterday is history, tomorrow is mystery, today is a gift! That's why it's called the present!
Yesterday is history, tomorrow is mystery, today is a gift! That's why it's called the present!
The Way I am.
It reflects a present, a today. And I am today, I believe, always trying to improve with every new day. Smakin bersemangat, karena kedua orang tua saya ternyata tidak keberatan ketika saya ajukan sebuah usulan demi kebaikan. Saya hari ini, kawan. Maka, have me the way I am, not the way I was, nor the way I will be. Saya yang kemarin sore, yeah sudahlah. Tak bisa dielakkan bahwa itulah sejarah hidup. Pernah tertulis, dan barangkali sulit hilang. Tapi, seperti inti dari komentar bang fakhrul *semoga Allah semakin menyayangimu, saudaraku* bahwa kisah masa lalu tak perlu terlalu diingat, melainkan dijadikan semacam temporary mirror saja supaya tak lagi terulang di masa sekarang. Yeah, that's what I mean as conducting my story into other form, later on.
The way I was, and the way I will be, apakah perlu saya bahas? Saya yakin, belum perlu ;) I was much bad, maybe. And I am having no intention at all to explore things that can contribute myself today to be just like I was before. But please let me design a so-called new-much-better-life so I have chance to own a good, even thebest way of me will be :)
Hmm, jika diizinkan mengutip status facebooknya Hasbi *yang pengurus blog LSK, setau saya :D* maka akan saya kutip: "Perjuangan dimulai oleh orang-orang yang berani dan dimenangkan oleh orang-orang yang ikhlas". Bantu saya, kawan. Paling tidak, melalui doa temanteman di pagi dan petang agar saya *dan temanteman juga, tentu saja* menjadi salah satu dari orang berani yang akan memulai perjuangan dengan lebih kencang lagi, berakselerasi untuk menang, hingga saya layak ditempatkan dalam barisan orangorang ikhlas. Amiiin :y
Olrait, then. Sekian hadiah hari ini. Today is present, rait? Yeah, it's the special gift from me. Selamat menghitung hari :L
hi din.
ReplyDeletehihi.
before giving my further comments, i would like to thank you for such sweet invitation.
may I suggest you some things?
don't put too many colors in ur post as well as give visual effects to ur writing.
ni mata lagi ga bisa diajak kerjasama, din. pedes kebanyakan baca di monitor leptop...
(this suggestion comes from me, personally).
and you know what?
you are SO philosophical-type-of person. hyahah.
and if I'm not mistaken, tulisan kamu kali ini tentang bagaimana menerima satu sama lain, ya?
maaf aku bacanya sambil ngantuk2, soale habis bgadang ;p
tapi initinya tulisanmu kali ini apa sih din? *dijitak dini*
mention ur main points even at the very beginning of ur writing. kayak ngasi definition di debat ;p
hayah, aku malah komen technicality-mu dalam menulis, nih....
apa aku malah nyampah di sini, yak?
wakak.
"...bahwa kisah masa lalu tak perlu terlalu diingat, melainkan dijadikan semacam temporary mirror saja supaya tak lagi terulang di masa sekarang. Yeah, that's what I mean as conducting my story into other form, later on.."
temporary mirror?
how if you say mirror, not temporary?
cause however we need to reflect what we're going to do with what we did in the past..
karena sejarah itu pasti berulang.
pop culture aja ada formulanya dan bisa berulang, pasti sejarah juga, kan? yah, at least ada kemungkinan ;p
i agree with you on that point =)
Best,
- Puspa
sebelum ngejawab, pelukcium puspa dulu :~
ReplyDeletewell well, mwakwasih buanyak pus sarannya, in case of my form-coloring-writing, dan technically writing yang ga to the point.. aha, sanguine popular, uh? hehe.. *ngeles.com*
temporary mirror, dan mirror...
yeah, sejarah PASTI berulang, ho oh bener juga siy. Anyway, untuk kasus saya kali ini, saya ga mau ngulang sejarah yang ga enak pus. Rasanya, sakiiit dan periih :(
kalo reflect, yeap itu yang diperlukan. Makanya saya bilang, temporary mirror agar supaya ga keterusan sampe larut ketika bercermin, begitu bibeh :D
anyway, a bunch and container of thanks for ya. bikin pengen ketemuan aja deh kamu, pus :o
.
ReplyDeleteMana novel nya...???
Weleeeh..
ReplyDeletega semudah menulis tulisan berjudul Soekarno atuh mbel heheh.. uwm, nantikan saja.. toh, ntar isi novelnya juga sbagian di'adaptasi' dari isi blog inih hehe :p
Sejarah memang selalu berulang. Pengulangan sejarah akan selalu berpola sama dimana manusia sebagai pelakunya akan menerima berbagai konsekuensi dari sikap dan tindakan yang akan diambilnya.
ReplyDeleteMenerima diri sendiri cukup bijaksana adalah dengan menerima kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri. Dan lengkapi kekurangan diri dengan kelebihan dari sahabat teman. Saling berbagi satu sama lainnya adalah hal yang terindah dari seorang sahabat.
Satu hal yang pasti : kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan
di dalam Al-Qur'an sungguh terdapat banyak kutipan-kutipan 'sejarah' masa lalu dari orang-orang terdahulu sebagai pelajaran, 'hadiah' bahkan cermin bagi orang-orang yang senantiasa menapak di jalan dan yang mengharap ridho-Nya. :)
ReplyDeletekalo kau nulis novel jangan lupa senggol2 name aku yeh... :))
ReplyDelete@ kang asep, yeah yeah.. mari mengulang sejarah yang menyenangkan dan bermanfaat untuk hari ini, ya kang :)
ReplyDelete@ aa, kalo sejarah di AlQur'an mah a, buat pedoman hidup.. setuju total dah mah kalo soal yang itu ;)
@ fika, tak sekedar senggol, ka.. jikalau Allah izinkan untuk 'menghasilkan' novel tersebut, engkau orang yang akan kumintai testimoni :D
wah memang agak muter muter bacenye
ReplyDeletetp siap mendukung dini
smangaaaaaat ^_^
thanks a bunch, bang kanada kurniawan sang pelukis makna :)
ReplyDeletehe...sebenernya kk dah lama baca postingan ini, tapi baru sekarang bisa ngomen, ^_^v
ReplyDeleteHowever dini, dalam proses membangun karakter diri, past has and will never come untrue to be one of the elements of change. Kk pernah dapat sebuah pesan keramat dari seorang kk...semakin banyak luka dalam proses hijrah kita, maka akan semakin kuat dan berkarakter pribadi kita..dan semakin membekas pula perkataan kita..hmm..wallahu'alam..btw, ditunggu novel yang menginspirasi ya..smangaaat!!