Ada apa ini? Kenapa dibiarkan ia menangis sendirian? HAH? Tidak percaya thekupu bisa menangis? Hanya karena melihat ragam tulisan penuh energi positif di wall facebook, hanya karena tanggapan bersifat entertain-responsif, hanya karena gerak langkah penuh gairah yang tertanam kuat setiap hari dalam diri thekupu, hanya karena semangat untuk mengejar the-real-imago to be the real you-nique butterfly yang tak kunjung habis, kalian lantas menganggap saya tak bisa menangis?!
Baiklah. Biarkan saja saya menangis, kawan... Saya tidak cukup berharga untuk mendapat perhatian temanteman dengan aliran air mata saya hari ini. Sama sekali tak cukup berharga. Dan mengapa kalian masih di sini!?
Saya sudah bilang, saya tak cukup berharga untuk diperhatikan. Ada yang kalian lupakan, kawan... *yang saya pun juga lupa, oleh sebab itulah saya menuliskannya*. Dan itulah sebabnya saya menangis, menangis tak keringkering hingga kalimat dalam tulisan ini keluar beriring. Berapa kali sehari kita login facebook? Berapa kali sehari kita peduli dengan plurk? Berapa kali sehari kita berkunjung ke situsitus kurang penting yang rupanya, tanpa sadar, menggerogoti jiwa kita untuk mencintai Palestina.
Astaghfirullah.... Astaghfirullah... Astaghfirullah...
Saya menyesal, dan amat kesal dengan diri sendiri. Setiap buka Mozilla Firefox, situs pertama yang saya kunjungi adalah plurk. Setelah itu facebook. Sedangkan dengan bangga saya menyatakan diri melalui logo di blog ini: thekupu palestine. Di bagian sebelah kiri atas blog ini saya tuliskan: time for free them! Apaapan saya ini!? Bahkan Peringatan Palestine Day: "The End Of Israel" pun baru saya ketahui lewat milis. Dasar malas! Di mana semangat untuk cari informasi sendiri!?
Semangat demo hanya muncul saat saudarasaudara di Palestina dibombardir saja. Berdoa untuk mereka hanya ketika lagu Michael Heart - We Will Not Go Down sering berkumandang di TV dan radio saja, hah!? Apa sekarang mereka tidak lagi perlu dukungan bahkan hanya sekedar doa di tiap shalatmu!? Betapa egoisnya, hanya berdoa meminta yang terbaik untuk diri sendiri, orang tua, keluarga, dan saudara. Minta rezeki halal dan dirahmati Allah, usia barokah, karir lancar, jodoh yang membahagiakan dunia akhirat. Hanya itu?! Astaghfirullah...
Maka saya menangisi kelalaian saya mendoakan saudarasaudara di Palestina. Saya bersedih menyimak ketakutan mereka akan ganasnya Israel, yang masih ganas hingga detik ini! Saya hanya mampu berdoa. Berdemo sudah tak tren lagi, barangkali. Pasti orangorang akan melihat bingung dan aneh, seorang wanita yang masih embrio, berteriakteriak sendiri untuk Palestina. Kan perangnya sudah habis, tak ada lagi beritanya heboh di televisi. Begitu barangkali pikir mereka.
Jangan pedulikan tangisan saya, kawan... Pedulikan saudarasaudara kita saja dulu di Palestina, baru pedulikan saya. Kita boleh menangis bersama. Setelah itu, uapkan air mata kita dengan doa yang khusuk untuk Palestine tercinta...
semangaaaat... dukung palestina merdeka
ReplyDeleteyak..semangat diin...mungkin dengan membuat tulisan tentang mereka bisa jadi kontribusi yang sangat berharga buat mereka..
ReplyDeletetak selamanya tangisan itu dalam kesedihan...bahkan dalam kebahagiaan sekalipun tangisan selalu menjadi hiasan indah untuk mengisi momen itu menjadi momen yang tak akan pernah terlupakan...jangan takut untuk menangis...
ReplyDelete@ bang achie, yoha.. spirit is never die!
ReplyDelete@ kak lisa, iyes kak insya Allah. LANJUTKAN!!
@ bang fahrul, intinya: menangislah bila harus menangis ^_^
gak apa apa menangis...
ReplyDeletemenangis itu kan kebutuhan untuk meluapkan perasaan,,iya kan?
bisa karena senang, terharu, kecewa, bahagia, marah, sakit, takut...
apapun itu...
selamat menikmati nangisnya.
alhamdulillah Allah masih memberi kita kemampuan untuk menangis...
betul kak Elsa ^_^ menikmati tangisan untuk Palestina memang sangat menyenangkan...
ReplyDelete