dhz tweets fb dhz dhz on pinterest dhz g+ dhz socmed dhz blogs dhz is ... Home Home Image Map

Wednesday, 31 December 2008

Senyuman awal tahun


Alhamdulillah, tahun ini bisa saya mulai dengan senyuman. Barangkali, perasaan senang ini agak sedikit saya paksakan. Uwm, bukan dipaksakan siy, nope. Ini perasaan yang saya putuskan untuk saya rasakan malam ini, dini hari ini, jelang 2009.

Awal tahun lalu, saya sudah bertekad untuk berubah jadi lebih baik. Oh yeah, tiap hari saya inginkan itu. Saya selalu ingin menjadi lebih baik, tapi tak harus kehilangan jati diri saya sendiri. I am able to make it! Sure...



Jika beberapa hari yang lalu saya sempat merasa penurunan mood, perasaan tak diinginkan, hawa-hawa hati yang penuh luka dan menanti sesuatu yang tak pasti, maka malam hari ini, jelang 2009 ini, saya telah membuat analisa kenapa perasaan semacam itu bisa muncul. Inilah analisa saya:

1. Sepanjang semester akhir tahun ini, saya lumayan jauh dari amalan-amalan sunnah. Ya ampun, rupanya saya lalai ngasih makan jiwa saya yang kelaperan! Saya sombong dan males. Ya, saya tidak seimbang. Well, well. Masih mau gitu lagi din tahun depan? Sure, not. Makanya, saya beresolusi: Memberi makan jiwa saya yang lapar, dengan spiritual, recharge lagi. Saya tetap akan jadi diri saya sendiri, yang lebih baik. Saya berubah jadi labih baik, dan tak perlu kehilangan jati diri.

2. Saya terlalu bergantung sama orang lain. Sejak berani memelihara rasa berjudul 'cinta', yang menurut salah seorang teman, itu adalah sesuatu yang dudul *hehe, nyinggong sikid ye kak pit :p*, saya mulai bertindak bodoh, terbutakan. Bego ah. Makanya, saya beresolusi: SABAR. Beneran, ga ada solusi lain selain sabar. Oh yeah, Ikhlas juga. Bersabar, sambil berusaha ikhlas, tanpa lupa bersyukur.

3. Saya kebanyakan janji. Janji ga ngulangin ini, janji ga posesif lagi, janji ga bertindak bodoh lagi. Oaaargh, kebanyakan janji. Kalo kata Andrew Matthews dalam bukunya "Being Happy", justru saya malah akan melakukan sebaliknya. Makanya, saya bersolusi:
menghindari janji, bahkan kepada diri saya sendiri. Kalo mau berubah, lakukan saja, ga usah janji. Kalo ga berubah, toh saya akan punah.

4. Saya terlalu banyak mimpi dan ngimpi. Mimpi, boleh aja. Tapi kalo ga realistis tetep aja percuma. Inged, din: Happiness is not having what you dream but appreciating what you have. Intinya, saya kurang bersyukur. Makanya, saya beresolusi: perbanyak bersyukur.

Well, resolusi kali ini sedikit berbeda dari resolusi tahun lalu. Walaupun resolusi tahun lalu itu sepertinya belum begitu terasa dampaknya, tapi saya tau saya sedang menuju hasilnya. Saya sedang melewati dinamika cantik itu. Nah, sekarang saatnya menjadi baru! Tersenyumlah, dinie. Semangadlah!

Semangadlah!

Tersenyumlah!

Bahagialah!

Tentu, tak satu pun yang dapat ganggu bahagiamu jika Dia sudah ada di hatimu, hati kita semua, kawan.

Sunday, 28 December 2008

I am a sobbed sister


Teman-teman pernah berkunjung ke sini? Kalo belum, cobalah berkunjung, lalu baca dengan penuh penghayatan beberapa artikel yang ada di situ. Oke, sudah selesai membaca? Oh, belum? Ya sudah, baca dulu.

Gimana? Dah selese baca? Bagus gak ceritanya? Apah? Belum baca lagi? Oke, ya udah gapapa. Gak ada cerita di situ yang akan saya copy. Tujuan saya membuat postingan ini sebetulnya ingin tau kadar kesensitifan teman-teman.



Saya tergolong perempuan yang lumayan sensitif, untuk hal apapun. Kenapa tadi di awal saya meminta teman-teman untuk baca artikel yang ada di sini? Itu karena saya ingin tau, apakah teman-teman menitikkan air mata pada saat dan sesudah membaca artikel itu? Oh yeah, saya iya!

Bukan sekedar artikel saja yang bisa membuat saya melelehkan air mata. Kalo ngeliad bapak-bapak jualan bakso, trus muka bapak itu keliatan capeeee' banged, juga bisa bikin saya nangis. Apalagi kalo gerobak baksonya jatuh, trus baksonya tumpah. Saya bisa nangis sampe harus menutup muka pake tutup helm. Serius!

Nah, apalagi dalam situasi belakangan ini. Di bulan yang tadi siang, kata saya, membuat saya merasa agak kurang beruntung. Sebetulnya, bukan salah bulannya siy. Sayanya aja yang memang kurang piawai mengelola emosi. Deuh, percuma aja ikut Leadership Training dah kalo kayak gini. Efektif cuman sekian minggu, trus abis itu sayanya melempem lagi. Hoaaargh pantesan aja TRK itu penting ya
*uwm, saya lupa kepanjangan TRK itu apa hehe. Tapi yang pasti, saya sekarang mengakui kalo TRK memang sangad penting!*

Yang membuad saya sedikit menyesal hari ini adalah, saya tidak bisa mengimbangi perasaan senang yang sahabat saya, Dita, rasakan hari ini. Saya, dengan egoisnya, malah menangis setelah Dita cerita betapa seneng dan bahagianya dia menghabiskan waktu dari pagi sampai siang tadi. Trus saya dateng, ya ampun, merusak mood Dita aja kayaknya. Maafin saya, sahabat.

Makanya, berhubung juga Dita besok genap *ato ganjil siy?* 21 tahun, saya yang sudah menyediakan hadiah ulang tahun untuk Dita, ingin lagi memberikan kado yang juga sebetulnya untuk saya sendiri: sebuah keputusan untuk menikmati apa yang sekarang saya punya, mengarahkan pikiran saya menuju perasaan senang, sehingga saya ga perlu nangis terus. Yeah, dengan sahabat yang luar biasa seperti Dita.

Well. Today I realize that I am still a sobbed sister, still can't handle my bathetic, still not capable in managing my very own emotion, still dumb for making very easy decision to my own happiness! That's why, today, I promise myself, to fill in my resolution, in the D day of my bestfriend's special day, 3 days before reaching 2009. Really, I promise! And I believe I am able to!

Soon, I will publish that I am happy enough to be me, to have happy family, to feel intended, to love a man who loves me badly, to be together with people who love me. Sure, apa yang saya inginkan gak mungkin bisa semuanya saya dapatkan. Tapi paling tidak, saya memutuskan untuk menginginkan sesuatu yang bisa saya penuhi sendiri: yaitu bahagia menjadi diri saya sendiri, coz

I'd rather be hated for who I am, than be loved for who I am not.

Bismillah. Allah is with me, always.

Saturday, 27 December 2008

Saya dan Desember


Saya seringkali merasa kurang beruntung di bulan Desember. Kurang beruntung dalam suatu sisi kehidupan, yang sebenernya kalo saya pikir pake akal sehat dan mau sedikit memenangkan logika dari rasa, tidak harus saya bahas di sini. Tapi tetap aja, saya mengalami sebuah fakta bahwa di bulan ini, sejak tahun 2006 lalu, saya seakan berada di posisi kurang enak. Pyuwh. Memang siy, masa lalu itu ga boleh sering diungkit-ungkit. Dijadikan bahan refleksi. Ya, memang iya. Ini juga saya sedang merefleksi 3 kali bulan Desember yang membuat saya merasa sangat menyesal tidak kunjung benar-benar berhasil menekan emosi saya yang meluap-luap.

Saya dan Desember, rasanya tidak seindah saya dan Juli. Juli, sebuah bulan sangad indah, paling indah, malah.



Apakah saya tidak adil sama bulan-bulan itu ya? Ataukah saya yang sudah menghadirkan rasa takut saya terhadap bulan tertentu? Huh, padahal saya sendiri pernah menulis, bahwa ketakutan saya justru akan membawa manusia pada ketakutan tersebut. Trus, ngapain saya takut ya? Pyuwh... khawatir berlebihan nih.

Baiklah. Saya mau menanamkan pikiran yang bagus-bagus aja kalo gitu. Biarin deh, walopun mungkin faktanya nanti mungkin tak seindah yang saya pikirkan, paling tidak saya mulai menaati apa yang saya sendiri ucapkan dan tuliskan. Selama ini, kayaknya saya cuman pinter ngomong, bisa nulis, dan pas lagi sedih, lagi kecewa, lagi ngerasa tak diinginkan dan perasaan-perasaan serupa lain yang muncul membuat saya nangis-nangis mpe kecapean, kemudian saya baca tulisan-tulisan saya sendiri, baru deh saya terpana, bahwa "Oh, Gosh. Itu tulisan saya sendiri yang ketik! Dalam keadaan sadar, dalam keadaan stabil, sepertinya".

Hmmm, Desember semakin menunjukkan, cukup sering juga belakangan ini saya menjadi kekanak-kanakan akibat menyimpan perasaan bodoh yang sebetulnya sudah lama saya sadari kebodohannya. Saya mau bahagia, dengan menciptakan sendiri kebahagiaan itu. Tidak hanya di bulan Juli, lalu kehilangan rasa bahagia itu di bulan Desember. Saya ingin memiliki kebahagiaan itu di semua bulan. Saya pasti bisa menjalankan apa yang sering saya ungkapkan: memilih perasaan bahagia, bersama orang-orang yang saya cintai dan orang-orang yang sangat mencintai saya.

Tuesday, 23 December 2008

Lewatin aja


Hai... cuman numpang lewat, dan mau bilank:



Saya masih belum mood hari ini. Ga mood posting, ga mood makan. Ga mood dah. Pengen liburan, tapi kondisi sepertinya belum cukup memungkinkan untuk dihabiskan buat liburan.

Semoga minggu depan, bahkan besok dah, kelamaan kalo minggu depan, bisa lebih baik dari hari ini.

Semoga minggu depan *nah, ini baru boleh minggu depan* saya bisa liburan. Liburan dengan yang saya inginkan, untuk merasa diinginkan.

Friday, 19 December 2008

Mood Decreasing


Saya bener-bener fluktuatif! Barusan aja tadi siank saya mosting tulisan ini, eeeh ni malem dah mo mewek lagi termehek-mehek nyehehehe *lah, ni nangis pa ngekeh hihi*

Baiklah. Sejujurnya, malam ini mood saya mengalami degradasi, setelah satu dan lain hal. Malahan sempet pake nangis segala. Maklum. Saya ini lumayan emosional orangnya. Kalo sedih, ya nangis. Kalo seneng dan bahagia, ya senyum dan ketawa. Kalo kecewa, ya nangis juga biasanya. Nah, karena malam ini saya dibuat kecewa oleh sebuah fakta, maka saya pun menangis lumayan menjadi-jadi tadi.



Anyway, setelah ngebaca tulisan saya sendiri, yang bahkan saya sendiri loh yang ngetik hehe, akhirnya ileran air mata ilank juga pelan-pelan. Yeah, selain juga karena dapat amunisi semangat dan hiburan langsung dari sahabat saya, Dita. Juga beberapa orang yang peduli dengan eksistensi emosi saya yang perlu diperbaiki supaya ga sedih sampai esok hari. Makasih ya sahabat. I do really love you, especially Dita. Saya berkali-kali bersyukur banged dapet sahabat kayak Dita. Bismillah, semoga persahabatan saya sama Dita dianugerahi keturunan yang banyak *loh, kok? hehe*

Well, then. Saran saya di postingan tadi siank sedang saya jalankan. Di playlist Winamp saya sekarang, ada lagu Jikustik - Tetap Percaya, Audy - Kini ku bahagia, Weezer - My Best Friend, Vengaboys - Best Friend, Mary Jane - Akulah Sahabatmu, David Corey - Best Friend in the World, dan sederetan lagu-lagu lain yang menurut saya bisa membangkitkan mood saya lagi. Lumayan. It works!

Trus, tadi siank juga saya menyatakan bahwa, rasa itu memang fluktuatif, turning happy and sad normally. Pas lagi seneng, siap-siap untuk sedih, dan pas lagi sedih, yakinlah bakalan ngerasain seneng gak lama lagi ^_^. Ya ampun, betapa perasaan hati saya begitu turun dan naik sekali hari ini.

However, saya berterima kasih juga, sangad berterima kasih, khususnya kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa dan Maha Baik Hati untuk segala yang terjadi hari ini. Lalu, terima kasih kepada kedua orang tua saya *jadi kedengeran kayak orang baru abis terima award ya hihi*, dan juga pada sahabat saya, nah yang paling makasih adalah untuk mereka-mereka ini:

1. Mood Updating
2. Life Review: Pilih Rasa (Lagi)
3. Perlu dan Ingin
4. Rasa untuk logika
5. Again, Silly Emotion

Ya, makasih semuanya. Saya ingin mengatur hati dulu, supaya bisa menerima kenyataan yang sudah disiapkan Allah.

Mood Updating

"Well, ladies and gentlemen. Standing here, not as the debater, not as the participant of English Pintar 2008, but as the Project Manager, I'd like to be grateful for the supports from all of you, especially the committee of EP 2008. Without you all, I am nothing. With you, I am something. And together with you all, we are everything for the existence of English Pintar 2008. Thanks a lot all, let's Do March for Better Tomorrow!"

Kurang lebih, kayak gitu bunyi speech saya pas penutupan English Pintar 2008, di Gedung Anex, Minggu 17 Februari 2008. Sebuah hari di mana saya bisa bernafas cukup lega, karena event pertama yang saya ketuai selesai dan cukup sukses! Betapa senangnya. Beragam tribulasi, pendapat miring, kepesimisan dari beberapa orang, dan macem-macem lainnya yang sempat membuat saya down sudah saya lewati. Lega, dan senang rasanya. Rupanya, mengingat itu membuat mood saya hari ini terbangun cukup baik! Great!



Saya ingat betul, betapa pertama kali saya dengan pede mengajukan diri untuk menjadi ketua panitia English Pintar, supaya kegiatan ini tetap ada. Sebuah pengajuan diri yang barangkali di luar dugaan orang-orang. Sebuah pengajuan diri yang sangad nekat betul waktu itu! Saya ingad betul, ya ampun, betapa segala-galanya yang saya pikirkan waktu itu, sejak Oktober 2007, hanyalah bagaimana caranya agar English Pintar 2008 sukses. Saya tidak terlalu fokus siaran, tak terlalu fokus mengajar, dan bahkan kuliah! Yeah, semuanya masih saya kerjakan, dan alhamdulillah yang ga fokus-fokus itu tidak terlalu terganggu sama pikiran saya yang lagi fokus ke English Pintar. Allah SWT memang Maha Baik Hati ^_^

Lalu, pagi ini, betapa saya sangat senang sekali melihat adik-adik saya di ESA yang ghirahnya luar biasa, menginginkan keberadaan English Pintar lagi. Ya, English Pintar 2009. Senang sekali! Sense of Belonging ke English Pintar tampak dari semangad mereka. Bahkan, Dewi Ismu mengajukan diri sebagai Project Manager English Pintar 2009. Itulah yang selama ini saya tunggu-tunggu, yaitu ada paling tidak 1 orang saja yang bersedia mengajukan diri untuk mengetuai kegiatan ini. Dan rekayasa Allah sungguh indah. Saya semakin senang.

Dan siang ini, saya juga senang sekali karena dikaruniai keluarga yang menyenangkan. Dikaruniai sahabat-sahabat yang begitu baik hati. Saya berhasil mengurangi rasa tak diinginkan yang beberapa waktu lalu sempat saya munculkan sendiri. Mood Decreasing, kalo gitu. Hehe. Kata Dita, kalo saya kayak gitu, saya keliatan pinter-pinter bego :p

Thanks God, hari ini, segala sesuatunya membuat saya bisa memunculkan perasaan senang, updating mood, switching it into good and better one, and I do hope to be the best mood for today, and tomorrow, and the day after tomorrow. Kalo good mood tiap hari, kayaknya ga mungkin. Karena, sudah kodratnya kan rasa hati ini terfluktuasi? Seneng, sedih, seneng, hal biasa, lumrah. Yakin aja, bahwa saat kita lagi sedih, artinya kita sedang dipersiapkan untuk menjadi senang tak lama lagi. Begitu. Nah, ini lagi seneng, juga harus siap-siap sedih. Gimana cara kita menyikapinya aja, iya kan? *Hehe, kedengerannya dewasa aja ya :p*

Oiya, one thing important. Ternyata mendengarkan lagu-lagu bernuansa positif, beraroma positif thinking, membantu kita untuk update mood menjadi lebih baik. Coba deh.

Thursday, 18 December 2008

Moslems in Christmas Day


Hi, all... What's on with me so I publish this article? Nope, nothing happen. Recently, I just lose my mood to publish my own feeling, my story, my things and things to share in the blog hehe.

So, again, for avoiding my blog from being 'blank' along this week of this last month, and I don't want my blog to be empty of my writing till next year, so I prefer publishing my writing which is supposed to be published later on, in one of newspaper of Pontianak.

Enjoy this.



Christians will welcome the day which they have been waiting for so long: Christmas Day! They must celebrate it as marry as Moslems celebrate Idul Fitri.

Indonesia is the country of which the Moslem population is more than the other religion believers. No wonder when there are feasts of Islam, such as Idul Fitri, we can feel the lustrous atmosphere around. Then, what the feast of Christian, just like the Christmas which will come soon? What usually Moslems do on the ‘D’ day?

Living in heterogenous environment demands us to respect each another. When the Moslems celebrate Idul Fitri, Christians and other religion believers use their time to visit their colleagues, friends, and relatives. They also do things we call ‘silaturahim’. It is one of the ways to respect others when they celebrate the feast. Moslems also do this when Christians celebrate Christmas. As one of ESA members of 2002, Hasanudin usually does. “I usually do nothing special in December 25, yet I still go to my friends’ house who celebrate the Christmas. The rest, I just stay home”, he said.

However, in fact there are a few people who feel that they themselves have no use in Christmas day. Zulfkifli, student of Agriculture Faculty of Tanjungpura University is one of them. He said, “I do nothing special in Christmas day. I don’t get involve in the day, so I prefer staying at home”, he answered when he was asked whether or not he wants to spend the holiday to go around the town, or even go to the other town. “I usually walk around in my regular day, no need to wait for the holiday because holiday like Christmas is my time to stay home”, he added.

Although maybe some, or even most of Moslems think that they do not get involve directly in Christmas, in this case is they do not celebrate the day, the most important point is Moslems, as well as other religion believers, always try to respect one another when they celebrate their feast. Visiting friends’ house who celebrate Christmas, sending a Christmas-greeting SMS, and give chance to Christian to perform a religious service are ways to keep the peacefulness and tranquility among the religion believers.

Well, then. Representing whole Moslems around the world, I’d like to greet Merry Christmas for all Christians in Pontianak, especially those who is reading English Day on Tribune today. Have a nice Christmas! (dhz)

Saturday, 13 December 2008

I'm intended


Masih ingad dengan resolusi saya? Kalau sudah lupa, atau mungkin ngga tau sama sekali, silahkan mampir ke sini. Di postingan saya beberapa waktu lalu juga pernah saya bahas sedikit ya tentang resolusi saya untuk tahun ini? Iya. Bisa dibaca lagi di sini.

Oke, then. Kenapa gitu saya kayaknya seneng banged mereview resolusi saya? Ya, kalau jawaban teman-teman, karena sebentar lagi sudah mau tahun depan, maka itu bukanlah jawaban yang salah. Salah satu alasan review resolusi juga memang karena sebentar lagi, saya akan membuat resolusi lagi. Entah masih dengan bunyi resolusi yang sama seperti tahun lalu, atau resolusi dengan penambahan dan perubahan bunyi pada susunan kalimat-kalimatnya.



Alasan lainnya mengapa saya cukup senang mereview postingan saya yang resolusi adalah karena saya malam ini merasa agak sedikit *lagi-lagi* berhasil mengurangi perasaan posesif saya. Well, berdasarkan artikel yang saya baca di sini, trus di sini, sedikit banyak saya mendapatkan cukup gambaran dan tambahan amunisi semangad untuk membuang jauh-jauh sifat posesif. Yeah, tentu saja dengan bantuan dari sahabatkarib saya, Dita yang tak pernah bosan-bosan berusaha mengurangi sifat posesif saya ^_^.

Baiklah. Saya berkeyakinan bahwa perasaan posesif saya sekarang adalah sebuah perasaan yang mirip sekali dengan mata uang, sifatnya fluktuatif. Sampai malam ini, sejujurnya, saya belum benar-benar menemukan cara gimana supaya posesif saya berkurang secara signifikan dari hari-hari sebelumnya.

Betul, semua emang proses. Tapi proses ini sudah saya jalani sejak 2006, dan sebentar lagi 2009. Saya sama sekali ga mau 2009 nanti, saya masih sakit sendiri, tepatnya menyakiti diri sendiri, hanya gara-gara sifat posesif saya. Hmm, sementara ini, saya mengalihkan sifat posesif saya dengan cara 'mencari orang lain' yang bisa memenuhi apa yang tidak bisa saya dapatkan dari orang yang saya inginkan. Yeah, karena berdasarkan artikel yang saya baca itu, orang posesif punya kecenderungan untuk ingin selalu dipenuhi aja keinginannya.

Selama ini, beragam teori tentang 'tak bisa memiliki segala sesuatu' sudah coba saya tanamkan dalam kepala saya. Bahwa semua kembali padaNya. Iya, saya ngerti kok, saya paham. Tapi, yeah ya itu dia. Saya rupanya bisa mendapatkan apa yang tak bisa saya dapatkan dari orang yang saya inginkan, dari orang lain yang sebenernya ga terlalu saya inginkan, tapi cukup lumayanlah untuk saya jadikan 'pengisi kebutuhan' sembari mengurangi posesif. Hehe belibet ya postingan kali ini.

Anyway, cara saya ini *yang menurut saya malah membuat saya merasa agak sedikit kurang loyal*, paling tidak mengurangi rasa posesif saya.

Dan saya tetap perlu saran dari teman-teman, tentang bagaimana mengurangi rasa posesif.

Wednesday, 10 December 2008

Akhirnya, mizza juga

Mizza, bahasa mana itu? Hehe, itu maksudnya makan pizza. Biasanya kan, orang suka nyingkad-nyingkad bahasa ya... Kalo mau minum kopi, bilangnya ngopi. Trus kalo mau makan pecel lele, bilangnya ngelele *hikz, lagi laper banged skarang. Dan ada orang menyebalkan yang bikin saya pengen nyate -makan sate- dan makan pecel lele, trus ngirimin foto pecelele dengan sewenang-wenang tanpa perasaan. Huh, awas!*.

Lalu, kalo mau minum es teler, bilangnya neler. Nah, karena saya sama Dita akhirnya makan pizza juga setelah berencana dari bulan September lalu, finally, malam minggu alias hari Sabtu tanggal 6 Desember 2008 kemarin, saya sama Dita berhasil mizza, tanpa rencana! Rupanya, saya sama Dita memang sebaiknya, kalo mau ngapa-ngapain, seperti makan pizza, jalan bareng, makan siank, ga usah pake rencana dulu. Spontanitas malah lebih sering berhasil daripada yang direncanakan. Dasar wanita karir, sibuk teruuuuz *dan saya, sok sibuk teruuuuuz* hohoho.

Olrait, dan malam minggu lalu pun, dengan Dita yang ga ditemani pasanganpolisinya *peace, ta* malem mingguan karena tugas negara, bermalam mingguan dengan saya yang memang ga punya pasangan malam minggu, unless keluarga saya tercinta.

Walhasil, kita ngedelight berdua *ini maksutnya mesen paket delight yang buad berdua hoho*, trus pesen garlic bread yang pake daging di atasnya, saya lupa juga namanya. Ga cukup itu, trus pesen lagi jus alpukat, dan saya nambah salad. Astaga! Pemborosan kan ya. Hehe. Tapi kata Dita, kapan lagi bisa bareng berdua makan pizza. Yayaya... Hari itu memang saya sama Dita sedang dimabuk pizza, dimabuk berdua, sampai lupa ada orang-orang di luar sana yang sebetulnya kurang beruntung dibanding kami. Apalagilah mereka yang ada di Palestina! Astaghfirullah...


Thursday, 4 December 2008

Reshuffle

Setelah terjadi pembatalan rapat pleno beberapa kali, akhirnya terlaksana juga rapat penting itu, dan terjadi reshuffle pada kepengurusan.

Sejak pagi sebelum rapat, saya sudah merasa ada keinginan untuk lepas dari jabatan sebagai sekretarisnya ESA. Jujur, selama menjabat dari bulan April sampai dengan Desember, saya merasa bahwa saya bekerja kurang maksimal. Sepertinya, jadi sekretaris sekedar mendampingi Dedi Irwan yang direktur ESA. Kerjaan saya hanya ngetik surat, tanda tanganin surat, trus ngecap surat, dan masukin surat, sama sesekali nemenin Dedi menghadap Ketua Prodi Bahasa Inggris. Pyuwh. Kayaknya agak kurang menunjukkan ke-dinie-an banged, begitu.



Lalu, saat dalam perjalanan pagi sebelum rapat pun, saya berpikiran untuk tukar posisi aja sama Manager of Media Coevered and Networking. Saya kayaknya ngerasa lebih cocok di MCN yak. Yeah, dengan saya yang mengurus sebagian program kerja MCN, seperti updating blog esa, friendster esa, e-mail esa, trus program kerjasama dengan Borneo Tribune, yaitu English Day on Tribune, sehinggalah muncul perasaan bahwa sepertinya, divisi Media Covered and Networking lebih cocok buad saya.

Tapi, di pleno tadi, saya ga menyampaikan perasaan itu, karena ketika penyampaian laporan pertanggung jawaban, Dewi Ismu selaku Manager MCN sepertinya sudah cukup menunaikan tugasnya dengan baik, tanpa lupa berterima kasih kepada saya sebagai orang yang membantu program kerja divisi mereka. Yeah, sekretaris juga kan kerjanya gak sekedar surat surat surat aja toh. Di AD/ART dan GBHO ESA FKIP Untan tertulis juga job description sekretaris sebagai 'pembantu' direktur ESA dalam menjalankan program kerjanya.

Well, then. Apa berikutnya yang terjadi di rapat? Yeap. Pada saat laporan pertanggung jawaban dari divisi English Learning Center, sebuah divisi yang mengurus hal-hal bersifat akademis, divisi yang tahun lalu saya tempati di kepengurusan ESA 2007/2009, divisi yang mengantarkan saya pada kalimat: Musuhku, Je T'aime, Mita, salah satu staff divisi ELC, menyampaikan laporan dengan nada yang agak sedikit 'mengenaskan' dan kayaknya dia hampir nangis deh tadi.

Yah pokoknya, intinya divisi ELC ini ngga punya Manager yang dianggap sanggup mengkoordinir beberapa program kerja yang sebenernya ingin dijadikan program kerja unggulan untuk ESA tahun ini. Yeah, Dedi berkali-kali ngebahas tentang ini itu ini itu sama saya. Dan keinginan Dedi juga sebenernya sama dengan saya, begitu.

Nah, melihat ga ada yang mau menjadi manager ELC, maka saya pun siank itu mengajukan diri untuk jadi manager ELC aja. Saya pikir, siapa lagi ya kalo ga ada yang mau. Sama seperti ketika saya berpikiran untuk menjadi Project Manager English Pintar 2008. Maka, saya pun lantas mengacungkan jari, berkata: "Let me be the Manager of English Learning Center" di hadapan forum siank tadi.

Saya mengajukan nama Dewi Ismu untuk menggantikan posisi saya sebagai sekretaris. Namun, berhubung Dewi adalah Manager MCN, dan juga akan sulit mencari pengganti Manager lagi, dan juga ga ada yang mau menggantikan Dewi sebagai Manager, maka Dedi memutuskan memilih salah satu staff Divisi Home Affair, Dian Kartika Sari untuk menggantikan posisi Sekretaris ESA. Huff, perasaan bercampur. Antara lega, dan berdebar menanti tugas baru sebagai Manager of ELC :)

Baiklah. Ini adalah rekayasa dari Allah SWT yang sudah disiapkan sejak lama. Saya yakin, melalui divisi ini saya bisa 'bergerak' lebih enak, dan kayaknya, ELC emang dinie banged deh hehe. Doakan saya ya, teman-teman.

Wednesday, 3 December 2008

Wanita Adalah Penghambat Revolusi


Sekedar copypaste dari bulbo friendster seorang teman, cukup menarik menurut saya. Judul bulbonya aja beneran bikin saya penasaran. Yea, secara saya kan wanita juga, begitu.

Biasanya siy, kalo bulbo di fs, agak jarang-jarang saya buka. Tergantung tema juga. Soalnya kan lumayan sering juga orang posting bulbo ga penting, ga jelas, dan sama sekali ga kasi ilmu baru. Cuman buat ngasi tau dunia aja: ini loh saya posting bulbo. Hehe, pedahal ni kan pengalaman pribadi nyehehehe.

Anyway, saya berterima kasih untuk mereka yang masih menjaga waktunya untuk ga posting bulbo ga jelas, melainkan lebih memilih posting bulbo yang isinya seperti ini:



Silahkan Tidak Setuju!

tapi jangan tersinggung kalau opini ini menjadi menarik bagi saya...
wanita memang penghambat Revolusi..

lihat aja kerjaan mereka rapat LDK pulang larut malam, berjuang demi dakwah tapi menelantarkan Izzah(harga diri) mereka.

wanita penghambat revolusi

tuh lihat saja si fulana berteriak tentang dakwah, menggunakan hijab ketika sedang syuro dengan ikhwan, tapi dibelakang masih suka aja ngirim sms tausyiah ke ikhwan...cie ile..maksudnya si nasehat..nasehat apa nasehat tuh ukh..

wanita memang penghambat revolusi...

yang satu ini lebih parah lagi, saking begitu perduli sama palestina...nonton nasyid palestin sampai jingkrak jingkrakan ngak karuan..ngak moshing sekalian ukh! biar METAAAL sekaliaaan! CADAAAAAAS!

wanita memang penghambat revolusi

wedew..lihat aja tuh akhwat yang jilbabnya panjang buangetttt..tapi kenapa ya kalau habis nonton nasyid terus pada lari histeris, ngantri sama munsyid yang udah jadi thagut..minta tanda tanganlah! minta foto barenglah!...payah dah!

wanita memang penghambat revolusi...

ngak kalah parahnya sama yang lain, retorika dakwahnya sih bagus, eh pas nikah kerjaannya khawatir melulu, ngak mau sabar nemenin perjuangan suaminya..akhirnya futurlah si suami yang dulu waktu di kampus asooooy berat semangat dakwahnya sekarang dah sibuk NYARI DUIT lantaran 'TANGGUNG JAWAB' keluarga...nuntuuuuut terus!

wanita memang penghambat Revolusi...

kalau umur 20 tahunan akhwat akhwat ini memang pada jual mahal kalau ada ikhwan yang khitbah, ntar pas umur 25 tahun pada cari yang ideal...ntar kalau ngak dapat dapat sampai umur 30..SIAPA AJA DAH! nah tahu rasa lu...sok ideal sih!

wanita memang penghambat Revolusi..

katanya aktivis dakwah? katanya teguh menegakkan tauhid? tapi kok kamu marah ya ukh waktu Aa Gym Poligami? kenapa oh kenapa?

wanita itu memang penghambat Revolusi...

tuh lihat aja si fulana, kalau ketemu ikhwan yang pendek kecil dan tidak menarik itu pasti JAGA PANDANGAN, bujug dah pas ketemu ikhwan tinggi putih dan lagi nyelesain S2 itu...bukan cuma mata yang jelalatan tapi hatinya luntur sama thagut perasaan...payah dah...

wanita memang penghambat revolusi

percaya ngak..si fulana itu depan ikhwan doang sok alim, di kos - kosan sih tetap aja telpon - telponan sama oknum tertentu...ku tunggu kau di batas waktu katanya..hehehe..gubrak!

ada yang mau nambahin?


So, what do you think, friends? Especially woman? Saya males mau nambahin. Ga ghirah. Ciahciah...

Tuesday, 2 December 2008

Aku Percaya Kamu


Dari beberapa lagu D'Massive yang pernah saya dengar, sepertinya lagu inilah yang di telinga saya kedengerannya paling Positive Thinking dibandingkan lagu-lagu lainnya. Uwm, bukannya mau bilang kalo saya senang mengamati lagu-lagu D'Massive siy. Cuman kebetulan aja, pas KKN dulu, temen-temen saya pada seneng nyanyiin lagu D'Massive, trus pendengar juga banyak rikwes, dan kebetulan juga *emangnya ada ya kebetulan di dunia ini? haha* kemarin siang di kantin kampus, saat saya dan sahabat saya lagi membahas sebuah topik pembicaraan yang menyenangkan, lagu ini muncul betul-betul pada momen yang sangat tepat!

Dan saya bersyukur, bahwa makna lagu ini kayaknya: Positive, positive thinking. Liriknya seperti ini:



Aku Percaya Kamu
Melebihi Apa Yang Orang Katakan Kepadaku
Aku Percaya Kamu
Tak Perduli Apa Yang Orang Katakan Tentang Kamu

Chorus :
Yang Kutahu Kau Selalu Sejukkan Hatiku
Yang Kutahu Kau Selalu Ada Di Saatku
Membutuhkanmu Kau Selalu Ada
Disaatku Rapuh

Aku Percaya Kamu
Hidup Ini Takkan Berarti Tanpa Kau Disisiku
Aku Percaya Kamu…ooo…
Kau Takkan Pernah Berhenti Tuk Selalu Mencintaiku

Back To Chorus:

Woo..Ooo..
Aaa..Aaa..Ooo…Ooo

Yang Kutahu Kau Selalu Sejukkan Hatiku
Yang Kutahu Kau Selalu Ada Di Saatku
Membutuhkanmu Kau Selalu Ada
Disaatku Rapuh (2x)
Disaatku Jatuh

Liriknya, kena banget deh sama bahasan kemarin sore ;)

Monday, 1 December 2008

My parents, i luph you

Beberapa hari yang lalu, kalo ga salah malah 2 hari yang lalu, saya ngereview, baca ulang, dan merasakan kembali sebuah postingan saya yang sangat saya sukai. Tentang cinta saya pada bapak saya. Dan hari sabtu lalu, pada saat saya sedang duduk di sebalah Dorina, menonton sebuah festival musik yang penuh hingar bingar, dan sampai larut malam pula, saya begitu merasakan sebuah cinta luar biasa yang tak disampaikan oleh kedua orang tua saya: bapak dan ibu saya, tidak melalui perkataan "Saya sangat menyayangi kamu, Dini, anakku", melainkan melalui sebuah kepercayaan yang akan selalu saya gunakan sebaik-baiknya hingga nanti mereka melepaskan saya untuk seorang laki-laki yang akan menikahi saya nanti.

Maka, demi mengingat betapa kedua orang tua saya percaya dengan beragam aktivitas saya, masih menyediakan makan malam untuk saya malam ini, menyediakan ikan lele goreng dan nasi goreng yang terasa sangat enaaaak sekali malam ini, kemudian ngobrol di meja makan, bicara dari hati ke hati, saya merasa begitu beruntung dan merasa perlu untuk mengirimi mereka sebuah sms:



"My beloved father and mother, I am so happy to have such wonderful parents like you. I do really love you both, so much. There's no other best parents in this world but you. Thanks a lot ya mam and dad to believe me me. I will use this well. I really hope we can be happy family in the world and hereafter. I love you, mam and dad"

SMS itu saya kirimi hari sabtu, 29 November 2008, pukul 22:15, untuk Bapak dan Ibu saya. Ya, saya tau betul bahwa mereka pastilah tidak begitu paham secara mendetil apa isi sms saya. Mereka sama sekali tidak bisa Bahasa Inggris. Tapi saya yakin, mereka bisa merasakan juga aliran sayang saya melalui bahasa sms itu.

Ya, saya menyadari, dan sangat menyadari bahwa kedua orang tua saya kadang juga melakukan hal yang sama dengan pasangan suami istri lain: punya konflik, bertengkar, terasa kurang bijak untuk beberapa kasus, beberapa sifat dan kekurangan, dan hal-hal lain yang terlihat tak sempurna, namun itulah indikasi bahwa mereka masih manusia ;). Ya, saya menyadari hal itu. Tapi, kelebihan mereka juga rupanya saya rasakan lebih banyak malam ini. Dan semoga sampai akhir hayat nanti.

Kenapa saya sampe buat postingan kayak gini malem ini?

Well, sebenernya berawal dari curhatan salah seorang murid saya tadi di kelas. Hmmm, nanti akan saya ceritakan lagi di sini. Sekarang dah ngantuk nih. Sedangkan besok pagi, saya harus mengerjakan pekerjaan yang tak biasa, tapi pernah saya lakukan. Jadi kangen, hoho.