dhz tweets fb dhz dhz on pinterest dhz g+ dhz socmed dhz blogs dhz is ... Home Home Image Map

Tuesday 26 August 2008

KKN has finished, Case Closed

Dengan Ayah Ibu kami semasa KKN

Air mata netes-netes. Pelan, sedang, deras. Ga kuat lagi nahannya. Bahkan Pa'de pun menangis. Apalagi Bude. Apalagi saya dan teman-teman.

Saya masih ingat, ketika pertama kali dateng ke lokasi KKN sekitar 2 bulan yang lalu, saya dan temen-temen ngedumel ga jelas, ga karuan, dan ga penting sama sekali. Awalnya, 29 orang mahasiswa FKIP Untan dinyatakan akan stay di Balai Transmigrasi Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya. Pas pembekalan lanjutan di kampus, saya ngerasa bakalan enak tinggal di Balai Transmigrasi. Saya ngebayangin sebuah tempat luas yang banyak pohonnya, sejuk, dan dikelilingi oleh warga masyarakat yang ramah tamah.

Namun ternyata, wahai saudara...



Begitu nyampai di Balai Transmigrasi, bayangan semua kenyamanan itu musnah dalam hitungan sekitar 20 menit. Pertama kali dateng, wow banyak pohon, rindang, luas pula tempatnya. Trus begitu masuk, beberapa orang teman mulai merasakan hawa yang tidak rindang melainkan rinding. MERINDING! Weleh, bayangin aja gedung bertahun-tahun ga di isi manusia, gimana bisa bebas penghuni tak tampak? Slain itu juga akses listrik dan airnya susah, keamanan dipertanyakan, dan hal-hal lain yang bikin kita semakin menganggap kalo KKN itu ga enak.

Dalam keterlantanglantungan itu, datang sebuah mobil pick up, yang nyetir Pak Sunari yang waktu 17an jadi pembina upacara. Kita semua langsung di bawa ke halaman Masjid Besar Arif Jannah Rasau Jaya I. Kita ditempatkan dalam ruangan seukuran 3,5 kali kamar saya. Singkat cerita, maka stay-lah 29 peserta KKN FKIP Untan wilayah Rasau Jaya I sejak 5 Juli 2008.

Minggu pertama serasa pengen balik aja tiap hari. Kerjaannya cuman masak pagi-pagi, tiduran, abis shalat zuhur makan siang, trus survey lokasi ato kalo ga ya tiduran lagi, trus shalat ashar, leyeh-leyeh lagi, trus magrib, makan malam, shalat Isya, trus rapat sampe jam 11 malem. Dalam rapat itu, yang ada bukanlah keharmonisan melainkan ketidakteraturan bicara kian kemari. Ditambah dengan beberapa aroma emosi dan bicara penuh provoasi. Suasana KKN waktu itu bener-bener membuat kita menganggap kalo pembekalan kemarin hanya sampah yang bahkan tak layak didaur ulang.

Minggu berikutnya, kami sudah mulai mengenal patok dan sekunder. Dusun 1 sampai 5 sudah kami masuki. Ladang jagung jadi begitu indah. Tempe jadi sangat enak. Jarak Pontianak-Rasau mulai tidak begitu membuat kaki pegal tersiksa karena terbiasa pulang pergi. Beberapa orang teman sudah mulai mengajar, beberapa masih mencari warga untuk dijadikan warga belajar atau WB. Hari-hari udah ga begitu monoton lagi. Beragam kisah mulai terbentuk. Karakter-karakter baru mulai keluar. Lingkungan pun secara signifikan menyebarluaskan pengaruhnya pada beberapa orang yang sugestif. Dan saya pun terkena!

Alhamdulillah, kesugestifisan *eh, bener gak ya? apa kesugestifan? hehe repot amad c* saya terhadap lingkungan membuat saya bisa aplikasikan teori takcukupambililmudarisatusumbersaja. Hehe.. teori maksa mah itu. Tapi emang betul kan? Satu sumber saja tak bisa wakili semua.

Nah, di sanalah proses berlangsung, di sana pula saya dan teman-teman ciptakan kenangan indah yang tadi siang kami tangisi. Setetes, dua tetes, hingga tak ada tetes lagi karena alirannya luar biasa deras. Pa'de Mustafa, bapak penjaga Masjid yang begitu baik hati dan ikhlas serta menyayangi kami ber29lah yang membuat kami pilu untuk tinggalkan lokasi KKN. Apalagi bude, istrinya. Duh, makin lama ngetik bikin saya jadi pengen nangis.

Yeah, KKN sudah selesai. Persahabatan baru begitu banyak saya mulai. Salah seorang dari duasahabatkurangwarastapibaikhati kemarin malam menemani saya menangis, menangisi KKN yang usai, kisah yang ditutup rapi dan rapat, dan cinta lokasi yang tertinggal tanpa bekas hanya di lokasi saja. Kasus pun ditutup. Tapi tak begitu dengan persahabatan.

KKN adalah awal mula persahabatan baru berjalan, terus berjalan, dan berjalan hingga mungkin suatu hari nanti saya akan berkata (lagi) bahwa saya tak percaya pada persahabatan. Semoga tidak.

2 comments:

  1. Kaya di sinetron-sinetron...awalnya ngga kersan,nggak suka tapi kemudian berbalik 100 derajat...dan ada cinta lokasi lagi

    bener 2 kaya sinetron ya

    ReplyDelete
  2. Tapi sepertinya belon ada cerita sinetron seindah cerita KKN saya mas edi. hehe

    Iya, cinta lokasi kan pasti terjadi, apalagi 2 bulan gitu. Secara judulnya cinta lokasi, abis lokasinya ditinggalin, ya harus selese semua nyehehe

    ReplyDelete