dhz tweets fb dhz dhz on pinterest dhz g+ dhz socmed dhz blogs dhz is ... Home Home Image Map

Sunday 31 August 2008

Akhirnya datang juga

Alhamdulillah, Allah masih berikan kesempatan untuk saya mereview postingan Ramadhan tahun lalu. Sambutan untuk bulan suci Ramadhan tahun ini agak sedikit berbeda dengan Ramadhan tahun lalu. SMS yang masuk ke inbox jauh lebih banyak, tapi ga saya tulisin di blog. Males. Capek ngetik ulang lagi. Pun inbox saya di hp yang ini ga muat kalo buat nyimpen semua. Kalo taon lalu sih masih pake hp yang kalo ada sms, smsnya nempel di hengpong. Sekarang, smsnya bisa sih nempel *maksutnya ga tersimpan di SIM card, begitu* di hpnya, tapi ya as the risk, sms lain ga bisa masuk.



Well then, have a nice Ramadan month. Selamat menyambut bulan Suci Ramadhan. Semoga segala sesuatunya, mulai dari ucap gerak dan tingkah, plus tulisan-tulisan saya untuk yang belum pernah denger ucapan, belum pernah lihat gerakan, dan belum pernah saksikan tingkah saya secara langsung, bisa dimaafkan ya kalo-kalo aja ada salah. Yang sampe hari ini masih nyimpen sentimen sama saya, maaaaaf banget. Saya bener-bener ga ngerti kalo emang ada yang sentimen sama saya. Please tell me if you do, with your reason, yah.

Ramadhan kali ini, tak sebergairah tahun lalu deh rasanya. Yeah, saya tetap berharap semoga ibadah yang saya jalani nanti, saya jalani dengan hati ikhlas, hanya harapkan ridha Allah SWT semata. Amien.

Saturday 30 August 2008

Revo pun Menjauh


What an amazing trip I had!

Beneran deh. Baru kali ini saya ngerasain duduk di atas motor, melakukan perjalanan sebegitu jauhnya. Memenuhi keinginan saya untuk menyempurnakan KKN dengan melihat pantai, maka saya pun betul-betul menjalankan hasrat hati untuk melihat dan tentu saja mandi di pantai.

KKN saya pun sempurna. Kalimat-kalimat mengirikan hati yang dilontarkan teman-teman saya di lokasi KKN lain, mengenai mentari pagi menghangatkan wajah serta hati, pohon-pohon rindang, angin sejuk berhembus, terbalas dengan perjalanan sejauh ratusan kilometer bersama KB 5501 NI. Seneng, gembira, excited, happy, glad, bahagia, semuanya.



Rupanya ada begitu banyak sudut wilayah Kalimantan Barat yang belum saya jamahi. Saya benar-benar ingin, suatu hari nanti, saya dikasi kesempatan oleh Allah SWT untuk kunjungi SEMUA SUDUT di Kalimantan Barat, bahkan kalo mungkin, seantero Indonesia pengen saya singgahi. Mimpi, yuk mari...

Subuh-subuh saya dah cabut dari rumah, menyusuri jalan kota Pontianak, Siantan, terus ga tau deh daerah apa lagi itu namanya. Saya ngelewatin Selakau, lokasi KKN temen-temen saya yang laen, trus lanjut ke daerah entah apa juga namanya, sampe teruuus ke Pemangkat! WEW, amazing. Pake motor, cape bo'. Pegel.

But that was so much amazing experience that I have no idea when I will have it more! But I believe, there will be someday, much more amazing experience to be on the way, that long and faaaaar away journey.


Beneran sempurna dah KKN saya. Dapet banyak sahabat baru, dapet pengalaman baru, dapet orang tua angkat *pakde bude, I love you*, dan bisa juga tuh ngerasain mandi di pantai hohoh. Pantai sore-sore emank cantik... Secantik yang pake baju pink itu *narsis teruuuz*

Wednesday 27 August 2008

Sssst, ada cicit dinosaurus!


She chark
She chark
They thin think
They arm they arm
Me Ray Up
The- thanks
She Eks or Yam Uks
Hup!
Lay low the thanks up



Kalo ga 'dong' sama kata-kata di atas, berarti teman-teman harus kembali ke postingan yang ini dan ini.

Makasih banyak untuk Mbak Nelly buat smsnya ya. Temen-temen masih ga ngeh juga yang di atas itu apaan? Ya udah, kalo gitu saya kasi tau bahwa itu sebenernya adalah lagu Cicak Cicak di Dinding hehe.

Ada lagi yang mau ngasi lagu seperti itu dengan logat cincalawra? Please feel free to send me some.

Tuesday 26 August 2008

KKN has finished, Case Closed

Dengan Ayah Ibu kami semasa KKN

Air mata netes-netes. Pelan, sedang, deras. Ga kuat lagi nahannya. Bahkan Pa'de pun menangis. Apalagi Bude. Apalagi saya dan teman-teman.

Saya masih ingat, ketika pertama kali dateng ke lokasi KKN sekitar 2 bulan yang lalu, saya dan temen-temen ngedumel ga jelas, ga karuan, dan ga penting sama sekali. Awalnya, 29 orang mahasiswa FKIP Untan dinyatakan akan stay di Balai Transmigrasi Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya. Pas pembekalan lanjutan di kampus, saya ngerasa bakalan enak tinggal di Balai Transmigrasi. Saya ngebayangin sebuah tempat luas yang banyak pohonnya, sejuk, dan dikelilingi oleh warga masyarakat yang ramah tamah.

Namun ternyata, wahai saudara...



Begitu nyampai di Balai Transmigrasi, bayangan semua kenyamanan itu musnah dalam hitungan sekitar 20 menit. Pertama kali dateng, wow banyak pohon, rindang, luas pula tempatnya. Trus begitu masuk, beberapa orang teman mulai merasakan hawa yang tidak rindang melainkan rinding. MERINDING! Weleh, bayangin aja gedung bertahun-tahun ga di isi manusia, gimana bisa bebas penghuni tak tampak? Slain itu juga akses listrik dan airnya susah, keamanan dipertanyakan, dan hal-hal lain yang bikin kita semakin menganggap kalo KKN itu ga enak.

Dalam keterlantanglantungan itu, datang sebuah mobil pick up, yang nyetir Pak Sunari yang waktu 17an jadi pembina upacara. Kita semua langsung di bawa ke halaman Masjid Besar Arif Jannah Rasau Jaya I. Kita ditempatkan dalam ruangan seukuran 3,5 kali kamar saya. Singkat cerita, maka stay-lah 29 peserta KKN FKIP Untan wilayah Rasau Jaya I sejak 5 Juli 2008.

Minggu pertama serasa pengen balik aja tiap hari. Kerjaannya cuman masak pagi-pagi, tiduran, abis shalat zuhur makan siang, trus survey lokasi ato kalo ga ya tiduran lagi, trus shalat ashar, leyeh-leyeh lagi, trus magrib, makan malam, shalat Isya, trus rapat sampe jam 11 malem. Dalam rapat itu, yang ada bukanlah keharmonisan melainkan ketidakteraturan bicara kian kemari. Ditambah dengan beberapa aroma emosi dan bicara penuh provoasi. Suasana KKN waktu itu bener-bener membuat kita menganggap kalo pembekalan kemarin hanya sampah yang bahkan tak layak didaur ulang.

Minggu berikutnya, kami sudah mulai mengenal patok dan sekunder. Dusun 1 sampai 5 sudah kami masuki. Ladang jagung jadi begitu indah. Tempe jadi sangat enak. Jarak Pontianak-Rasau mulai tidak begitu membuat kaki pegal tersiksa karena terbiasa pulang pergi. Beberapa orang teman sudah mulai mengajar, beberapa masih mencari warga untuk dijadikan warga belajar atau WB. Hari-hari udah ga begitu monoton lagi. Beragam kisah mulai terbentuk. Karakter-karakter baru mulai keluar. Lingkungan pun secara signifikan menyebarluaskan pengaruhnya pada beberapa orang yang sugestif. Dan saya pun terkena!

Alhamdulillah, kesugestifisan *eh, bener gak ya? apa kesugestifan? hehe repot amad c* saya terhadap lingkungan membuat saya bisa aplikasikan teori takcukupambililmudarisatusumbersaja. Hehe.. teori maksa mah itu. Tapi emang betul kan? Satu sumber saja tak bisa wakili semua.

Nah, di sanalah proses berlangsung, di sana pula saya dan teman-teman ciptakan kenangan indah yang tadi siang kami tangisi. Setetes, dua tetes, hingga tak ada tetes lagi karena alirannya luar biasa deras. Pa'de Mustafa, bapak penjaga Masjid yang begitu baik hati dan ikhlas serta menyayangi kami ber29lah yang membuat kami pilu untuk tinggalkan lokasi KKN. Apalagi bude, istrinya. Duh, makin lama ngetik bikin saya jadi pengen nangis.

Yeah, KKN sudah selesai. Persahabatan baru begitu banyak saya mulai. Salah seorang dari duasahabatkurangwarastapibaikhati kemarin malam menemani saya menangis, menangisi KKN yang usai, kisah yang ditutup rapi dan rapat, dan cinta lokasi yang tertinggal tanpa bekas hanya di lokasi saja. Kasus pun ditutup. Tapi tak begitu dengan persahabatan.

KKN adalah awal mula persahabatan baru berjalan, terus berjalan, dan berjalan hingga mungkin suatu hari nanti saya akan berkata (lagi) bahwa saya tak percaya pada persahabatan. Semoga tidak.

Saturday 23 August 2008

Sang Pecinta Tarbiyah

Beberapa orang mungkin berekspresi ragam wacana begitu membaca judul postingan saya kali ini. Ada yang senyum ikhlas tulus seikhlas mereka jalani Islam yang kaffah, ada yang senyum kulum sinis sesinis mereka menanamkan pemikiran tentang tarbiyah, ada yang biasa-biasa saja, ada yang tidak jadi membaca, ada yang senyum penuh kemenangan, ada yang tertawa jenaka, ada yang terbahak-bahak tertawa tanpa makna.

Beberapa orang pengunjung blog saya, saya yakini tak kuasa tinggalkan jejak kehadiran mereka, baik di shout out apalagi kolom komentar. Pembaca pasif, gitu kali ya istilahnya kalo untuk pembaca blog. Kalo untuk pendengar radio kan, yang ga nelpon tapi tetep denger namanya pendengar pasif hehe. Jadi, pembaca blog, kalo baca doank tapi ga komen, namanya pembaca pasif. Nah, makanya ayo dong pada kasi komen... *ngebujuk pliiiiis mode on*



Pecinta Tarbiyah, I am, and some of my so called-bestfriendsever are... Saya senang dengan nama Pecinta Tarbiyah, karena saya memang mencintai tarbiyah yang secara harfiah berarti pendidikan. Secara kita anak FKIP, begitu hehe. In case, tarbiyahnya Nabi Muhammad, juga saya cintai meski cintanya seringkali terbagi kian kemari.

Dan postingan kali ini saya spesialkan untuk semua pecinta tarbiyah, untuk semua orang yang bisa menerima tarbiyah, dan semua orang yang bisa dengan ikhlas berjalan di atas aturan-aturannya. Dan saya, salah seorang dari sekian banyak pecinta tarbiyah, yang kadar cintanya tentu saja jauh dari kecukupan cinta untuk merasakan inti dari tujuan kehidupan hidup manusia, yaitu bahagia.

Saya sadar dan cukup tau diri bahwa saya jauh dari kriteria kata a besar k besar h besar w besar a besar dan t besar seperti yang disandang teman-teman saya. Saya sadar dan sangat tau diri juga bahwa performa saya kadangkala membuat sebagian orang merangkai penilaian cantik nan indah, seindah kata a besar k besar h besar w besar a besar dan t besar. Saya tak ingin mengelak, pun tak punya kendali untuk menghindari. Seluruh kuasa penilaian tentang saya, bukan di tangan saya sendiri. Maka, untuk apa saya menjadi begitu antipati dan membenci sesuatu yang jauh dari dalam dasar hati paling dalam amat saya cintai dan butuhkan, walopun belum bisa seratus persen saya jalani?

Maaf teman, dan teman-teman, saya yakin saya jauh dari yang diharapkan. Here I am. Once I told you that I am just like the process of butterfly. Fast to fly as it fasts to die. Actually I do really hate to say that, again and again, I am in progress. Proses, ya sebuah proses. Seberapa lama pun saya jalani, kalau memang tidak ada niat sama sekali dari dalam diri saya untuk selesai dari proses itu, maka tiada kata usai. Dan sepertinya, proses saya tak kan pernah selesai, hingga nafas saya berhenti berhembus.

Saya pecinta tarbiyah, mencintai tarbiyah, mengagumi tarbiyah, mencoba dan berusaha sekuat tenaga untuk menjadikan tarbiyah sebagai salah satu metode yang baik seperti yang pernah dikatakan seorang teman baik hati ketika saya ajak berdiskusi mengenai hal ini. Semoga, saya seorang pecinta tarbiyah yang setia terhadap Islam, yang mau membuka diri untuk belajar tak hanya dari tarbiyah saja.

Langit ini luas, meskipun warnanya hanya biru saja di pagi, siang, dan sore hari serta tampak gelap ketika malam. Ya, langit itu luas, sangat luas. Salah seorang dari duasahabatkurangwarastapibaikhati seringkali berkata pada saya, bahwa ilmu tak cukup diambil dari satu sumber saja. Saya setuju, sahabat. Sebab itulah saya tak hanya belajar dari satu orang saja dengan kondisi saya yang begitu sugestif dan fluktuatif *idih, fluktuatif lagi, capede*

Begitu ceritanya, teman-teman hehe. Cerita apanya? Lah, sebenernya awalnya tadi mau ngobrol tentang nama-nama saya di blog link temen-temen blogger. Kenapa jadi ini doank? Hehe.

Btw, makasih banyak untuk temen baik hati untuk link Dinie The Kupu, untuk mas Edi Samsuri untuk link DiNie-Makassar *salah atuh kang*, dan untuk Kak Diar untuk link dengan deskripsi yang bikin saya seneng.

Wednesday 20 August 2008

NAIK!


Dada saya mulai sering sesak. Nafas saya panjang-panjang. Lingkar pinggang lebih dari ukuran standar. Dan saya pun kaget, saat tau berat badan saya ternyata NAIK 5 kilogram! Masya Allah...

Kemarin, saat nganterin salah satu dari duasahabatkurangwarastapibaikhati pulang dari rumah saya di teras rumah, pas lagi masang sepatu, dia nanyain, "Emang tuh lemak dapet darimana?". Pengumuman aja nih, temen-temen. Dia bisa bertanya seperti itu karena memang porsi makan saya, untuk ukuran wanita dewasa *halah, dah dewasa gitu din?* tidak banyak. Porsi makan saya hanya setengah saja. Malah saya seringkali makan ga abis. Makanya, kalo makan di luar lebih enak ga sendirian. Jadi kalo ga abis, ada yang ngabisin, begitu hehe..



Nah, lalu darimana datangnya lemak tersebut? Apakah saya sebegitu berlemaknya? Coba teman-teman perhatikan beberapa foto di album metamorphotos, liat foto dengan caption: serius ya? Itu, foto saya bulan Juni, 2 hari sebelum berangkat KKN. Masih langsing tuh haha.

Sekarang, coba lihat sebentar foto saya yang menanam jagung di kebun kita. Ehm, langsing juga deh kayaknya hwehehe. Tapi, itu dah naek berat badan. TIDAAAAAK! Gila, masa naiknya 5 kilogram.

Tapi ya begitulah, teman-teman. Walaupun berat badan saya naik 5 kilo, atau 8 kilo, kecuali 10 kilo, badan saya terlihatnya ya tetep langsing. Haha. Untungnya, sebentar lagi Ramadhan ya. Puasa, wajib. Puasa, kalo disambilin niat buat diet, tetep dapet pahala ga ya? Ato, bakalan ngurangin pahala puasa ga ya kalo niatnya disambilin gitu?

Tuesday 19 August 2008

Terserah


Jadi ceritanya, 2 hari yang lalu saya mengalami sebuah phobia bernama:
takutmainmain.

Malemnya, masih 2 hari yang lalu, saya dan duasahabatkurangwarasatapibaikhati seperti biasa bergembira ria bersama menanti datangnya pagi tiba. Sebenernya bukan perihal sengaja begadang sih malem itu. Lebih karena saya dan mereka mau ngerjain pernak pernik persiapan acara Isra' Mi'raj di Masjid Jami' Arif Jannah Rasau Jaya.

---Wait, wait. Ada cerita bagus yang saya copy dari comment di friendster seorang saudara---



Alkisah ada seorang pemuda buta
suatu ketika ia berbicara kepada kekasihnya
"andaikan aku bisa melihat,pastinya aku akan menikahimu"
tak beberapa lama, dia mendapatkan donor mata untuk dirinya
si pemuda akhirnya dapat melihat
namun alangkah terkejutnya si pemuda tersebut ketika mengetahui ternyata sang kekasih pun buta

sang kekasih bertanya kepada pemuda tersebut
"sekarang ketika kau sudah bisa melihat, maukah kau menikahiku"
si pemuda seketika itu menjawab "TIDAK" dan hendak pergi meninggalkan kekasihnya

sang kekasih hanya tersenyum dan berkata "baiklah... Kalau begitu tolong jaga mataku"

semoga qta bukan termasuk golongan orang2 yg seperti pemuda itu

~forward dari teman malaysia(dg sdkt perubahan bahasa)~

Masya Allah, menyentuh sekali. Saya jadi makin takut untuk main-main nih. Iya, beneran teman-teman.

Oke, mari kembali ke perihal phobia saya. Berdasarkan hasil curhat saya ke temen saya, segera setelah saya selesaikan cerita saya yang malem itu sedang kebingungan, temen saya dengan suara rendahnya berkata, "Maaf nih ni *note: dia manggil saya ni, bukan din* sebelumnya ya. I believe that you are involved in a game that you usually love to play"

Begitu, teman-teman. Ceritanya saya ini dianggap oleh salah seorang sahabat saya, sedang terlibat *dan saya rasa saya sempat senang melibatkan diri* ke dalam sebuah permainan yang sebenarnya tidak boleh saya masuki, tapi tanpa sadar sering saya mainkan.

Nah, malem itu, jelang dini hari banget, saya telah memutuskan untuk keluar dari permainan. Terserah, mau gimana. Saya mau berhenti, yang jelas. Bye

Thursday 14 August 2008

Who knows?


Kenapa ya, saya seringkali grogi kalo dah nangkring di depan internet? Padahal, pas lagi di atas motor, rangkaian kalimat yang mau saya tampilkan di dalem blog seakan sudah tersusun rapi tiada terperi. Heran, pas ngeklik create a post, blaaar... buyar dah rangkaian kalimatnya...

Gapapa deh. Yang penting saya inget inti dari apa yang akan saya tuliskan kali ini.

Well, baiklah teman-teman. Sekarang mari sama-sama bertanya: "Kenapa judul postingan kali ini 'Who Knows' dan kenapa gambarnya crystal ball begitu?"



Oke, mari menjawab.

Jadi, KKN yang saya ikuti ini rupanya mengantarkan saya pada sebuah topik baru yang tidak terlalu hangat lagi, yaitu: Cinta Lokasi. Sabtu lalu, sahabat saya mengadakan kunjungan rutin pagi ke rumah, lantas cerita, dengan sebuah cerita implisit bodoh yang amat sangat saya ketahui maksudnya.

Intinya, dia nanyain, "Kan saya dah punya pasangan (baca: pacar), nah trus saya suka sama orang, dan orang itu juga menunjukkan sinyal-sinyal suka juga sama saya *buset dah, mentang-mentang deket tower haha*. Gimana din menurut kamu?"

Ya udah, aku suka kamu suka sudah jangan bilang siapa-siapa hehe.

Anyway, bukan itu inti dari apa yang saya sampaikan ke temen saya. Ini berkaitan dengan masalah judul postingan dan crystal ball di atas. Jadi ceritanya, beberapa hari setelah temen saya pulang dari rumah saya, kita ketemuan lagi. Trus saya bilang, "Just like Avril Lavigne says in her song, Who Knows what could happen, do what you do just keep on laughing, one thing true there's always a brand new day".

Betul kan? Nobody could speculate things that will happen for future. Nobody could see what actually will somebody's future be. Even a crystal ball in hand, things are still unpredicted.

No use a crystal ball since who knows what could happen but Allah SWT?

Saturday 9 August 2008

Mari, pilih dia


Jangan khawatir. Tidak akan ada pemaksaan lagi dalam postingan kali ini. Tidak ada paksaan untuk memilih nomor berapapun. Sekarang saya mau nostalgila dulu. Mau review tulisan. Tulisan-tulisan saya rupanya cukup memotivasi juga ya *pede mode on*. Yea, paling tidak untuk saya sendiri.

Seringkali dan sangat sering sekali saya ngomong ke beberapa orang temen, yang memunculkan sinyal mau bikin saya 'sakit': "Kenapa? Kamu mau nyakitin saya? Gapapa, sakitin aja. Saya dah sering disakitin orang untuk urusan semacam ini. Dah terbiasa". Well, sounds so much arrogant, and very much stupid as well.



Pemikirian orang pinter sih, jelas ga ada yang mau disakitin. Pun saya juga begitu. Siapa yang mau disakitin orang? Ga ada. Saya juga nggak. Tapi, urusan sakit menyakiti ini mau tidak mau membuat saya mengingat kembali postingan saya berikut ini:

Saya masih mencatat sebuah rasa senang yang terjadi pada saya, tepat pada tanggal ini, 30 Desember, 2 tahun yang lalu. Sebuah rasa senang terlintas sesaat, tak lagi bisa saya rasakan seperti saya masih bisa membaca catatannya pagi ini. Berbeda, senang saat itu dan perasaan yang sedang saya rasakan pagi (dini) hari ini. Barusan saja saya selesai nonton film Harry Potter and The Chamber of Secret. Saya tidak ingat, sudah berapa kali saya nonton sekuel Harry Potter yang kedua itu. Yang pasti, belum pernah saya merasa bosan menyaksikan wajah Daniel Radcliffe yang tampan *haha*. Dan, pelajaran yang bisa saya ambil dari film itu adalah penggalan kalimat bijaksana yang keluar dari mulutnya Albus Dumbledore:

Bukan di mana kita berada yang menentukan siapa diri kita,
tapi pilihan kitalah yang menentukan siapa diri kita.

Ya, mau tidak mau saya sedikit mengingat sebuah lagu yang sangat saya sukai, liriknya dan tempo lagunya yang pas: BIP, Ternyata Harus Memilih. Marilah kita menyetujui apa yang dikatakan oleh Albus Dumbledore di film Harry Potter yang barusan saya tonton. Tepat sekali dengan keadaan umat manusia saat ini. Ada begitu banyak pilihan, terkadang pun hanya 2, tak jarang, klaim tak ada pilihan meluncur pula. Yah, tanpa kita sadari, sesungguhnya kita hidup dalam beragam pilihan. Pilihan kitalah yang pada akhirnya menentukan, jati diri kita yang sesungguhnya. Lantas, apa hubungannya pilihan-pilihan dengan rasa senang saya 2 tahun atau 1 tahun yang lalu? Yeah, walaupun saya tidak bisa rasakan lagi betapa senangnya saya pada 30 Desember 2005, paling tidak hari ini saya kembali tersentak, sedikit dibuat sadar oleh film yang saya tonton bahwa 2 tahun lalu, hari ini, dan mungkin 2 tahun yang akan datang, sayalah yang memilih sendiri perasaan apa yang ingin saya bawa dalam hati.

Nah, atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan yang luhur *serasa UUD ga sih?*, 2 tahun yang lalu saya telah memilih untuk merasa bahagia dengan kejadian yang telah saya alami. Pun begitu pagi ini. Saya memutuskan untuk memilih merasa bahagia dengan apa yang sudah saya miliki, segala yang telah saya alami di hari-hari lalu, all the things do make me happy. Saya ingin bahagia setiap hari.

Yes, I choose to be happy everyday. Even it will be OK if I have to be happy after being sad. Because being sad means I am in my nice step to be happy everyday.

(Q.S 94:6) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.


So, again and again, today, I CHOOSE MY own joy in a very my confusing mixed-feeling.

*btw, ini postingan ke 8 di bulan 8 tahun dua ribu 8, terima kasih*

Berdebar! and blush!!


Dag dug dag dug dag dug dag dug...

Dag dug dag dug dag dug dag dug...

Dag dug dag dug dag dug dag dug...

Dag dug dag dug dag dug dag dug...




Itu jantung saya lagi mengeluarkan bunyi yang hanya saya sendiri yang bisa denger. Sampe malem ini juga masih kerasa berdebarnya. Betapa ga enaknya berdebar.

Adek saya, Nizamuddin Arriyadhi, dikasi ijin buat bawa motor sama bapak ibu saya. Walhasillah, dia mbonceng saya dari Mega Mal Ayani. Tapi ternyata saya tidak cukup tsiqoh sama dia. Nyawa saya terancam! Sedangkan besok saya harus kembali ke camp tempat saya merindukan teman-teman yang begitu menyenangkan. Maka, pas belok di pertigaan, saya suruh dia SETOP! Biarin deh saya yang mbonceng dia. Ajigile, serem amir bawa motornya. Kalo dah setahun resmi punya SIM dan berpengalaman ngendarain motor, baru saya mau dibonceng dia.

Anyway, berdebar malem ini sebenernya nyampur aduk jadi satu. Sebuah kejadian yang tak akan saya paparkan dalam bentuk tulisan, sampai detik ini masih bikin saya berdebar, blush, malu sama diri sendiri. What a shame, dinie!

Sabtu yang bercampur aduk. Campur aduk jadi 11! Eh, kebanyakan ah. Campur aduk jadi 8 aja hehe. Nomor 8 is the best, atuh.

Friday 8 August 2008

Sebar Amunisi

Sebenernya ini bukan amunisinya. Tadinya mau ambil satu, tapi ga boleh sama Varla. Saya tidak membutuhkan, menurut dia. Ya udah, saya minjem gambar ini ya.

Diambil dari: rivaie's blog.
Bole kan yeee?


Seneng, excited, gembira, bahagia, happy, so much glad, nah ntah kata apalagi yang harus saya keluarkan untuk nggambarin rasa seneng saya hari ini. Saya tadi ikutan SEBAR AMUNISI! Wow, my very first time to do that! Wei, seneng ya ternyata bisa jualan produk bagus untuk masyarakat Pontianak.

Saya dan seorang teman boncengan, saya dibelakang. Amunisinya saya simpen di tas. Lumayan cape juga turun naik motor, berhenti sebentar, trus ngebuka tas, keluarin amunisi berupa selebaran dan bendera partai. *Waduh, saya main partai hihi senengnyaaa* Tapi ya itu dia, seneng banget jualan produk bagus, sehingga respon hampir semua orang yang saya bagiin selebaran partai nomor 8 tadi pun membuat saya dan temen saya soooooo excited! Serasa abis dilamar *berlebihan mode on hehe*



Tadinya saya pikir, temen yang ngebonceng saya ini udah terbiasa dengan yang kaya ginian. Saya pikir dia udah sering ikutan sebar amunisi, nyamperin warga masyarakat satu per satu, trus ngasi selebaran. Lah, ternyata dianya juga mikir gitu. Hehe, akhirnyalah saya dan temen saya terpisah dari kelompok sebar amunisi *eh, kelompok apa ya namanya? ga tau juga pokoknya nyebar-nyebarinnya tadi pake kelompok 1,2,3 gitu*

Keren ya hari ini. Allah ngasi tanggal yang cantik, yaitu 08.08.08 untuk partai nomor 8 buat launching nomor urut partainya. Makanya, saya juga ga mau melewatkan kesempatan tanggal yang cantik ini buat posting.

Dan juga, hari ini saya mendaftarkan diri untuk ikutan blogger competition. Sama sekali tidak berharap menang. Iseng aja ikutan. Pas ngeliat kriteria penilaiannya, hmm jauh panggang dari api, jauh tangan menggapai bulan, jauh pontianak ke rasau jaya deh buat menang. Kalo bisa menang, saya traktir deh blogger sepontianak *ya Allah, semoga saya ga menang, amien. Kalo menang, ngerayain lebaran pake apa hehe*

Begitu, teman-teman. Sekarang saya laper. Pengen makan 8 piring nasi, tapi pake piring yang buat alas gelas itu haha maksa!

Thursday 7 August 2008

thekupu bikin partai



Diskusi dalam friendster grup yang saya ikuti ini mau tidak mau membuat saya menaikkan hasrat saya untuk membahas apa yang didiskusikan di dalamnya.

Tema diskusinya adalah Dana Parpol. Bagi teman-teman yang ingin lihat bahasan dalam diskusi tersebut, silahkan mampir ke sini.

Wah, saya jadi mengurungkan keisengan untuk bikin partai. Padahal logo partainya sudah ada, dan cantik kan? Nyehehe... *thanks a lot untuk teman baik hati buat keisengan bikin logonya ya*



Sangat masuk akal kan kalau saya jadi mengurungkan keisengan untuk buat partai? Tadinya saya pikir bikin partai itu gampang. Punya partai dan menjadi ketua partai, tadinya, saya pikir itu bisa memicu munculnya kenaikan peringkat untuk hal gengsi-gengsian. Ternyata saya mikirnya salah. Setelah membaca komentar yang ada dalam forum PKS mania, dan melihat fenomena yang tak bisa dipungkiri tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk tidak jadi menggunakan uang tabungan buat bikin partai, melainkan untuk persiapan nikah saja *iyyyyaaaakauuuw hahahah*

Anyway, diskusi di forum tersebut juga membuat saya mikir beratus-ratus kali untuk jadi aleg *weit, sounds serious yah din mau jadi anggota legislatif?*. Ya ga tau, teman-teman. Pengen ya pengen. Di postingan ini, saya sempat bilang kan bahwa saya terkadang bosen ngajar. Di situ, tertulis kalimat: "Nah, masalahnya, selain bersiaran, pekerjaan apalagi yang pas untuk saya?"

Hehe, secara iseng, setelah ngebuka multiply, friendster, dan beberapa blog milik entah siapa, tiba-tiba keinginan untuk maen-maen di dunia politik masuk ke benak saya. Jujur, sejak dulu secara pribadi saya tidak pernah terlalu anti sama politik, pun tidak terlalu berhasrat untuk masuk ke dalamnya. Saya ga tau apa-apa tentang politik, tapi ga tau kenapa, ya gara-gara itu dia tadi, ngeliat mp, fs, dan blog malah jadi kepengen nyehehe..

Tapi din, politik kan bukan ajang coba-coba... Siapa bilank? Banyak yang coba-coba deh kayaknya sekarang. Eh, ga tau deh ga tau. Saya tidak cukup berani untuk bicara hal yang belum begitu saya kuasai di sini. Yang pasti, dalam waktu dekat ini, tidak ada kemungkinan sama sekali bagi saya untuk bikin partai.

Tuesday 5 August 2008

Mengapa thekupu?

Saya review lagi semua isi blog saya, mulai dari postingan pertama sampai posting tentang siapa saya. Ternyata, sama sekali belum ada paparan tentang pemilihan judul thekupu sebagai judul blog saya. Sudah sejak lama sih sebenarnya saya ingin memaparkan filosofi tentang munculnya thekupu di dunia maya *halah, kayak munculnya pangeran bertopeng di dunia shinchan de nyehehe*.

Hari inilah saya sempatkan untuk menuliskannya. Sebenernya sih pengennya tadi pas lagi siaran. Tapi entah kenapa tadi saya ga konsen, lupa mau nulis apa. Padahal pagi kmarin waktu mandi, inget aja tuh mau nulis apa buat blog saya. Ternyata, dah nyampe depan komputer, malah jadi lupa hoho. Alhamdulillah, sekarang udah inget lagi dengan sukses.



Thekupu, the = definite article. Kupu, kupu-kupu = butterfly. Mengapa saya menggabungkan bahasa Indonesia dengan Bahasa Inggris. So simple. Karena saya tidak cukup mahir berbahasa Inggris, maka saya mixing mereka berdua. Skarang juga lagi tren kan gabungin 2 bahasa. Lagunya Melly Goeslaw yang Butterfly juga nyampur kan ya English sama Indonesia? Tapi, sebenernya sih alasan saya menamai blog saya dengan thekupu adalah lebih karena saya suka kupu-kupu, bukan suka kura-kura. Kalo saya suka kura-kura, maka nama blog saya jadinya bukan thekupu, tapi thekura, begitu.


Mengapa saya suka kupu-kupu? Saya yakin, saya bukan wanita yang berdiri seorang diri mengagumi keindahan hasil karya Allah yang luar biasa indah itu. Sayapnya begitu cantik. Sangat cantik saat ia sudah sempurna menjadi sebentuk kupu-kupu. Tidak sekedar saat sudah 'menjadi' saja maka saya suka. Bahkan, saat akan 'menjadi' pun, saya suka. Bukan suka secara fisiknya si ulat atau kepompongnya, melainkan saya suka pelajaran yang bisa diambil dari situ. METAMORFOSIS, metamorfoself.


Saya membeli sebuah diary berjudul METAMORPHOSELF, dan di dalamnya tertulis: tiga kata kunci penting, yaitu BERUBAH, LEBIH BAIK, dan sesuai JATI DIRI.


Tentu saja saya selalu ingin berubah menjadi lebih baik tanpa harus tinggalkan jati diri saya.


Dalam pandangan saya, seperti itulah kupu-kupu. Mereka berubah perlahan, sesuai prosedur yang diberikan Allah SWT. Tidak dipaksa, tidak pula diseret kesakitan. Kupu-kupu berubah dengan tahapan yang sudah saya pelajari sejak duduk di bangku SD dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.


Pun begitulah saya. Saya menginginkan sebuah perubahan pula. Berubah, dengan perlahan, ikhlas, dan indah. Berubah menuju kecantikan sejati, tak fisik pun tak mengapa. Inner is more important to cover outer. Saya bukan kupu-kupu. Saya Dini, dhz. Izinkan saya dengan rendah hati berkata bahwa saya bukan kupu-kupu, tapi mengalami proses seperti kupu-kupu. Yea, I'm just like a butterfly,


Fast to Die, Fast to Fly.
That's why I really need one to keep me high, on that high.
On a high in which I need no feel too much high,
but still stand in a very wonderful line...
That's why, don't go, please...
Never say: stay away from me, never do as well.
Since I need one to keep me fly

Monday 4 August 2008

Welcome back, lappytawati!

Welcomeback to the real pink world, lappy!

Alhamdulillah, lappytawati digitalansari kembali setelah koma beberapa minggu lamanya. Beberapa data berharga dan gambar-gambar yang sebenarnya sama sekali tidak ingin saya musnahkan eksistensinya dari tubuh si lappy, harus saya relakan pergi. Ya sudah, tak terelakkan, harus saya relakan. Toh ditangisin juga ga bisa balik lagi. Ngapain juga gitu ya nangisin benda mati nyehehehe. Ibrahnya toh pasti sudah disiapkan sama Allah. Tidak ada yang kebetulan, kan?

Pun begitu juga sama laptop saya, handphone saya, blog saya, kamar saya, dompet saya, dan semua barang-barang saya. Seperti pula yang terjadi sama bapak saya, ibu saya, adik saya, dan sahabat-sahabat saya. Saya dianugerahi mereka dengan sejuta hikmah di dalamnya. Sama juga seperti ditempatkannya saya KKN di Kabupaten Kubu Raya, Desa Rasau Jaya I, Dusun IV.



Kalo saya ga KKN di Rasau Jaya I, saya ga bisa tulis begini. Pasti ada yang tersembunyi di balik penempatan KKN di kota terpadu mandiri Rasau Jaya. Sekali lagi: Kota Terpadu Mandiri Rasau Jaya. Wew, what a great thing to be put there for KKN of mine!

Unfortunately, my really great best friend ever, Itsna, is not there. Sahabat saya itu masih di Surabaya untuk konsentrasi buat selesaikan alat di Tugas Akhirnya. Waduh, temen-temen saya dah pada hampir selesai kuliah nih. Saya kapaaaan?

Sepertinya belum bisa tahun ini. Mimpi aja deh bisa tahun ini. PPL aja baru tahun depan. Gimana mau slese kuliah tahun ini. FKIPku FKIPku... kucintai kau apa adanya deh.

Ya sudahlah. Yang penting lappytawati sudah tidak koma lagi, bisa di eksplore lagi. Alhamdulillah. Horeeee...

Soundtrack of Life


24 jam bersama teman-teman di lokasi KKN, hambar kalo sekedar berbagi kisah hidup, kosong, sunyi, gelap, senyap. Maka, saya dan teman-teman pun mewarnainya dengan senandung lagu yang ada di playlist mp3 handphone teman-teman. Beragam komentar muncul sebelum, saat, dan sesudah beberapa lagu diputar. Misal:

"Ni artis, nyadar ngga sih suaranya ngga enak didengar?" walopun kita-kita masih juga dengerin dia nyanyi, bahkan ikutan nyanyi tapi ngejek2 nyehehe.

"Saya sejak dari mereka bawain lagu Cinta Ini Membunuhku, udah suka sama lagu ini. Ikutan saya deh kamu," Waktu itu saya dan temen-temen lagi ngomongin D'Massive, pas muterin lagu Diantara Kalian.

"Matiin,matiin. Ga ngerti, ga bisa ikutan nyanyi," temen saya ngomong gitu karena saya muter lagu Avril Lavigne yang Who Knows, trus saya nyanyi-nyanyi hohoh.



Komentari lagu, komentari penyanyi, komentari lirik. Lirik, kata-kata dalam lagu kan ya? Waktu lagi leyeh-leyeh sama temen-temen sambil dengerin lagu, saya bilang bahwa tradisi sebagian warga masyarakat Indonesia untuk menjadikan lagu *tepatnya lirik lagu* untuk ungkapkan rasa mereka. Atau, bahasanya tu begini: Say it with Song. Begitu kan ya? SAya suka menyebutnya sebagai: Soundtrack of Life.

Makanya, saat bermunculan band-band dan penyanyi yang sebenarnya ga pantes jadi penyanyi *ini menurut pandangan saya dan teman-teman di lokasi KKN loh, ga perlu disebutin deh ya siapa band dan penyanyinya hehe* walopun mereka ga bagus secara kualitas, dan lirik juga sebenernya pas-pasan, tapi lagu mereka tetep disuka sama banyak orang. Menurut saya, itu kecenderungan orang-orang Indonesia yang emang suka menjadikan lagu seakan sebagai Soundtrack of Life-nya mereka, begitu.

Btw, saya juga gitu deh kayaknya hehehe. Banyak lagu yang jadi soundtrack of life, atau paling tidak sedang mewakili perasaan saya saat ini. Recently, kayaknya ngena sama lagunya Rivermaya - Bali Song. Liriknya kayak gini:

Your face
lights up the sky on the highway
someday
you share your world with me
someday

You mesmerize me, with diamond eyes
I try to fool myself to think i'll be alright
but i am losing all control, my mind, my heart, my body and my soul.

never in my life have i been more sure
so come on up to me and close the door
nobody's made me feel this way before
you're everything i wanted and more

just be corupt too, where to begin
a great delema im finding myself thin
for all i know you only see me as a friend
i try to tell myself wake up fool
this fairy tale's got to end

never in my life have a been more sure
so come on up to me and close the door
nobody's made me feel this way before
you're everything i wanted...

never in my life have i been more sure
so come on up to me and close the door
nobody's made me feel this way before
you're everything i wanted and more

you're everything i wanted.

Yah, begitu, teman-teman.

Sunday 3 August 2008

Bukan sekedar mata uang, hati juga


Saya seneng dengan tulisan-tulisan saya, dan recenly cukup senang untuk mengilas balik yang satu ini.

That’s why, my Lord…
Send me one to lie down
To let out this frown
To astonish me that I also need my head to put a crown


Bicara rasa memang ga ada habisnya. Makanya saya sebenernya agak-agak males mau kilas balik tentang rasa. Anyway, beberapa malam yang lalu, jelang pergantian hari, saya sempat sharing sama seorang sahabat setengah jam sebelum pergi tidur, bahwa saya seringkali begitu takut untuk kembali olah rasa.



Emang gimana gitu caranya mengolah rasa? Kan saya ga pinter masak? Nyehehe... ga ada hubungannya sama masak memasak sih. Walaupun masak ADALAH masalah yang cukup sensitif kalo dibicarakan bersama saya, tapi perihal mengolah rasa yang satu ini rasanya jauh lebih sensitif daripada sekedar memasak.

Saking sensitifnya, hingga kadangkala umat manusia tidak merasa bahwa RASA dalam HATI bisa berfluktuasi layaknya mata uang. Paling tidak, begitulah yang saya rasakan. Naik turun rasa dalam hati: bingung, seneng, kecewa, khawatir, ya sekarang ini benar-benar sedang fluctuating feeling.