dhz tweets fb dhz dhz on pinterest dhz g+ dhz socmed dhz blogs dhz is ... Home Home Image Map

Saturday, 24 November 2007

Takut jatuh cinta

Saya teringat sebuah sinetron di RCTI yang diperankan oleh Elma Theana dan Derry Drajat, menggunakan soundtrack lagu Sheila On 7, Sahabat Sejati. Sebuah sinetron berjudul Takut jatuh cinta apa siapa takut jatuh cinta gitu deh... Kalau sampai jatuh cinta, akan ada hal-hal aneh yang terjadi pada orang yang dicintai.

Nah, sekarang ini, saya lagi takut jatuh cinta. Padahal, saya sendiri seringkali berkata dan sudah pernah berkata kepada
orangnya bahwa pernyataan ketakutan itu adalah refleksi dari perasaan yang ada dibalik rasa takut itu. Ketika berkata, "Saya takut suka beneran sama kamu". Itu artinya, kamu sudah suka beneran sama saya. Begitu juga ketika saya berkata, "Saya takut jatuh cinta saat ini". Sudah jatuh cintakah saya?

Sungguh, malam ketika saya menangisi ulil amri yang akan memimpin Kalbar itu, berlanjut dengan sebuah tangisan panjang lain yang mengantarkan saya pada sebuah ketakutan luar biasa. Iya, saya memang sudah jatuh cinta. Yang saya takuti adalah, dengan jatuh cinta itu, saya akan mengecewakan orang yang saya cintai dan mencintai saya, menyiksa perasaan saya sendiri, dan akhirnya ditinggalkan. Sebuah kata yang menenangkan: Have Faith... Iya, saya bisa percaya sebelum saya ungkapkan apa yang menjadi penyebab ketakutan saya.


Yeah, takutlah selalu. Padahal, saya sudah tau bahwa sirkulasi ketakutan yang saya ciptakan hanya akan jadi dinding transparan yang merugikan diri saya sendiri.
Dekat dengan kebahagiaan, tapi tak dapat meraihnya...

Saturday, 17 November 2007

Kalbarku, ku menangis

Entah kenapa, sepertinya baru malam ini saya begitu peduli dengan eksistensi pejabat teras kota Pontianak tercinta. Saya menangis, mengetahui hasil perhitungan suara tentang siapa yang akan menjadi pemimpin provinsi Kalimantan Barat berikutnya. Yeah, memang benar air mata tidak akan menyelesaikan masalah. Tapi saya sedikit lega mengeluarkan tangisan itu malam ini. Helaan nafas saya seakan baru saja melepaskan sebuah jahitan terik sesakkan dada. Saya benci, sungguh tak ikhlas dunia akhirat jika harus dipimpin oleh seorang pemimpin yang sangat jauh dari karakter pemimpin yang disyari’atkan dalam Islam. Bagaimana mungkin ulil amri saya nanti tidak akan melakukan shalat 5 waktu?

Tapi dunia belum akan berakhir. Memang saat ini, telah diyakini bahwa umat Islam sedang berada dalam masa kepemimpinan para dajjal. Namun saya yakin, inilah rekayasa Allah SWT. Pasti akan ada begitu banyak hikmah di dalamnya. Dan lagi, masih ada kesempatan untuk tidak dipimpin seorang ulil amri yang menganut keyakinan dalam ketidakmayoritasan publik. Jikapun kesempatan itu hilang *na’udzubillah, ya Allah… cobaan yang luar biasa bagi masyarakat Kalbar* maka hal baik dan hal buruk tentu saja sudah ditakdirkan sebagai bagian dari kehidupan.

Yeah, bagaimanapun juga, tangisan malam ini pun mengantarkan saya pada sebuah tangisan lain yang jauh dari dunia politik. Ada tangis bahagia dan khawatir juga malam ini…

Friday, 16 November 2007

thought, mind



“What do you want?”

“I want to know about what you want?”

“What I want? Well, I do want to know what’s in your mind.”

“In my mind, means what am I thinking?”

“Yes.”

“I am thinking about what you are thinking is actually not important thought to think!”


Thank you

Thursday, 15 November 2007

Ganti Template

Senengnya, hari ini saya berhasil ganti template blog saya. Tapinya, karena saya berhasil ganti, akhirnya semua data link teman-teman yang sebelumnya sudah berbaris rapi di sini, terpaksa harus hilang semua. Nah, demi kemaslahatan silaturahim kita, gimana kalo temen-teman yang sudah me-link blog saya di blog teman-teman, masukkan linknya ke tab LINK YOURS di sebelah kiri, OK?

Jadi kan, kita tetap bisa saling berkunjung ke blog masing-masing, gitu... setujuuu?

Thursday, 8 November 2007

ASDOS = Asistennya Dosen

Saya ingat saya pernah punya cita-cita untuk menjadi asisten dosen sebelum saya lulus kuliah. Tidak ada target di semester berapa saya bisa. The sooner the better. Saya ingat juga pernah berkata pada diri saya sendiri, ”Saya akan menjadi seorang asisten dosen, dan saya akan menjadi dosen suatu hari nanti”. Sempat sedikit terhapus ingatan saya tentang perkataan saya itu karena rasa bosan akibat porsiran tenaga tak henti-henti dari pagi sampai malam. Namun, hari ini, saya merasa bahwa perkataan itu sungguh benar-benar telah tertanam kuat menjadi sebuah kalimat FUTURE yang benar-benar akan terjadi.

Saya sebenarnya tidak begitu paham, seperti apa yang disebut sebagai asisten dosen. Selama ini, yang saya tau dan yang masih saya jalankan adalah saya sebagai koordinator kelas. Koordinator kelas itu kerjaannya tiap ada mata kuliah, bolak balik ke ruang kelas dan ruang akademik untuk ambil absen, ngembaliin absen, ngumpulin nama-nama kelompok, dan bla bla bla. Orang-orang yang betah mengerjakan hal-hal tadi tentu saja tidak terlalu keberatan. Enaknya jadi koordinator kelas, dikenal sama dosen untuk mata kuliah tersebut, sudah pasti. Kalau sudah dikenal dosen dan kitanya ngga banyak tingkah, ngerjain tugas beres, aktif di kelas, hasil akhir pun dijamin akan sangat memuaskan.

Nah, tentang asisten dosen itu sendiri, saya hanya tau secara sekilas bahwa tugasnya adalah menggantikan dosen utama yang ga bisa hadir untuk satu mata kuliah. Saya ga tau apakah seorang asisten dosen harus selalu menemani bapak atau ibu dosen untuk selalu berada di dalam kelas tempatnya mengajar. Saya hanya tau bahwa asisten dosen berarti seorang pengajar yang menggantikan dosen utama tadi. Entah itu untuk beberapa masa tertentu, atau terus berkepanjangan.

Kemarin pagi seorang dosen meminta saya untuk menggantikannya mengajar di sebuah akademi di Pontianak. Apakah saya bisa disebut asisten dosen walaupun hanya sekali menggantikan mengajar?

---------------- after teaching ----------------


Hmmm, sebuah kelas yang menyenangkan rupanya.

Dan ini untuk pertama kalinya saya membubuhi tanda tangan saya di kolom paraf dosen. Dih, saking ga biasanya ngasi paraf, semua kartu DHK mahasiswi tadi saya tanda tangani gyehehehe...

Tuesday, 6 November 2007

Musuhku, Je t'aime

Wah, sudah begitu lama tidak memanjakan diri dan mengembangkan logika saya nih. Bukannya sok sibuk atau terlena menanti maret sih. Tapi lebih pada time management yang kayaknya agak sedikit berbeda dari biasanya. Sekarang, welcome back idea. Welcome my true inspiration.

Pagi yang sungguh menyenangkan. Entah kapan terakhir kalinya saya bergembira ria di pagi hari seperti hari ini. Saya ingat, salah seorang penyiar di radio tempat saya siaran pernah berkata: ”Mulailah pagi anda dengan sesuatu yang dapat menyenangkan hati anda. Anda bisa dengarkan lagu favorit untuk membangkitkan kembali semangat anda, atau lakukanlah hal yang menurut anda bisa membuat anda tersenyum seharian ini!”.

Pagiku tersenyum dari deringan handphone :) Deringnya saja sudah menyenangkan. Tapi sungguh, saya benar-benar tidak bisa biarkan deringnya terlalu lama. Harus segera diangkat! Ternyata, jadi lebih menyenangkan setelah handphone saya tidak berdering lagi. Benar-benar amazing morning full of smiling :) Pagi yang menyemangatkan saya untuk selesaikan urusan duniawi buat hari ini. Sebuah pagi yang juga mengantarkan saya untuk mencintai seorang musuh. APA? MENCINTAI MUSUH? Apalagi ini?

Sangat menarik. Banyak orang yang *sangat saya yakini* tidak ingin memiliki seorang musuh pun di dunia ini. Garis bawahi kata seorang. Count out setan-setan yang memang sejak lahir sudah jadi musuh kita. Nah, secara manusiawi, tentu saja manusia tidak mau bermusuhan atau mencari-cari musuh ya? Tapi, rupanya pagi yang cerah ini telah mengantarkan saya pada satu statement yang bagi saya sangat menarik:

Musuhku, Je t’aime.


Ya, saya mencintai musuh saya. Dia seorang musuh yang saya yakini, pun mencintai saya juga. Dia musuh yang menyenangkan. Seorang musuh yang barangkali tidak begitu sadar bahwa di luar koridor hubungan profesional yang harus dinanti usai hingga maret itu, sudah menjatuhkan dirinya ke dalam sebuah cinta yang sama sekali tak pernah dibayangkan, tak pernah diimpikan, tak pernah diprediksikan.

Musuhku, jangan berhenti memusuhiku di dalam batas hubungan profesional ini. Musuhku, saya sayang kamu.

Siapa lagi yang mau jadi musuh saya?

Friday, 2 November 2007

Wanita Baik

Walaaah, sudah bulan november ya? Alhamdulillah, sebentar lagi menyongsong tahun 2008! Ada banyak agenda yang sudah saya rancang untuk tahun depan, terutama menantikan maret yang mendebarkan.

Bulan november, berarti sudah melewati 3 bulan dari bulan di mana saya berjanji untuk menjadi seorang wanita yang lebih baik. Sampai dengan hari ini, rasanya perubahan ’baik’ yang saya maksudkan belum terasa juga. Makanya, awal bulan ini, kembali saya refresh pikiran dan hati untuk beranjak memperbaiki diri yang sempat tenggelam sejenak ke dunia penuh pemikiran fatamorgana. Saya mau menjadi wanita baik-baik. Bukan sekedar untuk diri saya sendiri, tapi juga untuk semua orang yang butuh saya menjadi wanita baik.

Baik itu relatif. Dulu, waktu SMP, saya mengartikan ’orang yang baik’ sebagai seorang yang suka mentraktir. Sampai sekarang pun sepertinya masih deh hehe. Setuju kan, dimana-mana, kalau abis ditraktir orang, kita pasti langsung memuji orang yang mentraktir kita sebagai orang baik *ngaku nggak?!*. Anway, ternyata arti dari ’baik’ rupanya tidak sedangkal itu. Saya yakin, harus ada pendalaman lebih mendalam lagi untuk memberikan penilaian baik pada seseorang. Apalagi, jika kita kaitkan ke pilkada. Hmm, beda lagi deh urusannya. Males ah ngomongin pilkada. Bikin bad mood nulis aja deh.

Nanti saja ya nyambung lagi. Pilkadanya masih lama. Tanggal 15 november 2007 baru akan ditentukan oleh warga Pontianak, siapa gubernur berikutnya. Jadi, sekarang kampanye aja dulu. Monggoo...