Dear adek2 mahasiswa kesayangan miss dini angkatan 2015/2016. Congrats untuk yg dapat nilai A, B, maupun C. Again, nilai is just a matter of numbers and letters. Nilai bukanlah ukuran kecerdasan. But please note this: hasil tidak pernah mengkhianati usaha. Kalau merasa hasil tidak sesuai dengan usaha yang sepertinya sudah maksimal, it means you need to change your perspective a lil bit. Bagi kami (saya dan rekan2 guru lainnya), memberikan nilai 80, 90, A+, B- dst adalah hal mudah. Tinggal ubah data di excel, ganti 60 menjadi 90, voila! Muncullah angka A di siakad dan transkrip kalian kelak. Pertanyaannya, apa kita layak dengan nilai itu? Apa kita yakin nilai A di transkrip/siakad tersebut bisa kita pertanggungjawabkan?
Tapi miss, teman saya yang biasa2 saja nilainya kok bisa A? UASnya kok bisa tinggi? Ada 2 kemungkinan: 1. Karena dia rajin, mengulang materi dengan sungguh2 ketika akan UAS, 2. Karena dia mencontek saat UAS. Orang rajin bisa mengalahkan orang pintar. Orang mencontek tak akan selamat di akhirat. Please do remember that. Oh, 1 kemungkinan lagi: lucky guess, alias tebak2 tapi benar.
Tapi lagi miss, saya aktif di kelas, tak pernah absen, rajin bertanya, sudah mengerjakan perbaikan dari soal di blog miss dini, tapi kenapa nilai saya C? Kemungkinan besar karena jeblok banget di UAS. FYI, ada yang nilai UASnya harus saya katrol sekian puluh poin dari nilai aslinya demi bisa minimal C, lulus, sehingga tidak perlu mengulang tahun depan. Kalau tetap ingin perbaikan supaya nilainya lebih baik, well that's your choice.
Once again, nilai is only a matter of numbers and letters, nilai hanyalah bonus. Jadilah mahasiswa yang studying-process oriented, bukan mahasiswa yang scored oriented. Berorientasi pada proses belajar dan ilmu yang didapatkan selama di kelas, jangan jadi mahasiswa yang berorientasi nilai tapi ketika ditanya "Where are you from? What do you think about education in Indonesia?" etc lantas diam melongo. Jangan gampang menuduh guru atau dosen pelit nilai, kalau sebagai mahasiswa, kita pun malas dan tidak antusias belajar, jarang hadir di perkuliahan, dan telat mengumpulkan tugas.
Nilai yang tertera di buku rapor dan transkrip nilai yang menyertai ijazah kita kelak itu nanti hanya membantu di langkah pertama ketika akan, sebut saja, melamar kerja. Di lapangan pekerjaan, no one cares about your scores. Yang orang-orang pedulikan adalah skill, attitude, dan kinerja kita. Nilai sempurna tapi tidak punya skill, attitude nol, dan malas-malasan, then just get ready to be left behind.
Tolong bantu saya agar ringan langkah saya menuju syurga, karena tujuan utama saya pindah dari Sekadau ke Pontianak untuk kembali berkarir lewat jalan mengajar adalah agar ilmu yang Allah titipkan pada saya menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amalan yang tak terputus ketika saya meninggal kelak.
Semoga nyampe di hati dan jangan merajok yesh sama miss dini kalo nilainya ndak sesuai dengan ekspektasi. I give you what you deserve :) Dan, kalau memilih mengulang di semester depan, belajarlah dari kekeliruan di semester kemarin. Good luck, dan semoga dapat A :D