dhz tweets fb dhz dhz on pinterest dhz g+ dhz socmed dhz blogs dhz is ... Home Home Image Map

Saturday, 12 April 2014

Syafakallaah, Bapak...


Hari ini adalah hari ke 11 bapak dirawat di ruang ICU Normah Medical Specialist Centre Kuching, Malaysia. 3 hari sebelumnya, bapak masih dirawat di 2 Rumah Sakit di Pontianak. Artinya, jelang 2 pekan Allah mencabut nikmat sehat dari bapak, yang mudah-mudahan untuk sementara saja dan akan dipinjami lagi kesehatan untuk bapak agar bisa kembali beribadah dan beraktivitas seperti sebelum bapak sakit.

Sebagaimana yang saya ceritakan beberapa hari lalu, saya sungguh kaget dan tak menyangka malam itu bapak terjatuh akibat serangan stroke yang menyebabkan pembuluh darah di otaknya pecah. Anggota tubuh bapak yang sebelah kiri tak bisa bergerak. Saya dan adik-adik segera membawa bapak ke Rumah Sakit yang paling dekat dari rumah agar segera ditolong.

Hari sudah berganti jadi hari ahad. Oleh dokter di rumah sakit tersebut, kami disarankan agar membawa bapak ke Rumah Sakit lain yang peralatan medisnya lebih canggih, karena diperkirakan perlu dilakukan CTScan di kepala bapak untuk mencari tau apa yang sebetulnya terjadi. Kami ikuti saran dokter, dan merujuk bapak ke salah satu Rumah Sakit swasta di Pontianak. Berhubung ahad adalah hari libur, dokter spesialis di Rumah Sakit tersebut belum ada di situ. Sehingga kami pun menanti hari senin untuk mendengar penjelasan dokter.

Oleh dokter di Rumah Sakit tersebut, bapak ternyata harus menjalani operasi. Bedah kepala untuk blablablablablabla. Penjelasan yang amat sangat mengerikan dan sungguh membuat down kami selaku keluarga pasien. Saya merasa tidak perlu menyebutkan nama jelas dan nama Rumah Sakit tersebut, tapi saya merasa sangat perlu untuk memaparkan betapa tidak profesionalnya dokter yang berasal dari Rumah Sakit yang mengklaim diri sebagai Rumah Sakit dengan penanganan profesional dan cinta kasih.

Sama sekali tidak ada cinta kasih dalam penjelasan dari dokter tersebut. Itulah yang saya rasakan. Yang berasa sangat kentara malah arogansi. Sungguh arogan. Mengerikan.

Anyway, dokter pertama yang menangani kami adalah dokter yang baik. Sebut saja Dokter S. Beliau memanggil saya, ibu saya dan adik saya untuk menjelaskan kondisi bapak. Dengan sopan dan bersahaja, beliau meminta agar yang menyimak penjelasan dari beliau hanya keluarga inti pasien. Istri dan anak-anak. Paman, sepupu, adik, kakak pasien harap tunggu di luar. Penjelasan medis dari Dokter S pun dilakukan tidak di depan bapak sebagai pasien. Kata beliau, jangan sampai pasien mendengar supaya pasien tidak semakin stress. 

Perlakuan yang amat sangat jauh berbeda yang kami alami dari dokter spesialis yang menangani penyakit bapak. Baiklah, katakanlah dia memang spesialis. Tapi apalah arti spesialis tanpa perlakuan yang baik? Dokter macam apa yang menjelaskan dengan lantang diagnosa penyakit pasien di depan SELURUH PENGUNJUNG tanpa tau apakah pengunjung adalah keluarga inti atau bukan? Dokter macam apa yang menjelaskan dengan nyaring diagnosa penyakit TEPAT DI HADAPAN PASIEN? 

Tidak hanya itu. Ketika si dokter memberikan opsi Operasi atau tidak, setitik pun tak ada dampak yang bisa membuat kami sebagai keluarga pasien merasa tenang. Ujar si dokter, jika dioperasi, efek setelah kepala bapak di bedah ada 3: penurunan kesadaran, koma, atau meninggal dunia. Jika tidak dioperasi, ya efeknya meninggal dunia. Dengan intonasi yang seperti menakut-nakuti *atau entah memng gaya bicaranya yang demikian*, si dokter benar-benar telah kehilangan respect dari saya, sepintar dan sespesialis apapun dia. Sungguh pelayanan yang amat sangat mengecewakan.

Kami sekeluarga akhirnya memutuskan untuk meningkatkan ikhtiar kami dengan merujuk bapak ke Rumah Sakit di Kuching. Selasa malam kami langsung berangkat ke Kuching. Sebetulnya ingin sekali menuju Kuching dengan pesawat, namun kondisi bapak belum cukup memungkinkan untuk dibawa dengan pesawat komersil. Alhamdulillah, lewat jalur darat, menempuh sekitar 10 jam perjalanan kami tiba di Normah Medical Specialist Centre (NMSC) pada Rabu siang dan bapak langsung ditangani. Saya dan ibu saya kemudian dipanggil oleh dokter ke ruangan, ditanyai kronologi kejadian dan riwayat medis bapak.

Ternyata bapak memang harus menjalani operasi untuk mengeluarkan darah yang ada di otak. Kata dokter, darahnya harus dikeluarkan agar tidak mengganggu fungsi otak bapak. Kami sempat maju mundur untuk menyetujui operasi atau tidak karena khawatir dengan 3 risiko yang dipaparkan di Rumah Sakit sebelumnya. Tapi malamnya setelah mendapat penjelasan yang terang benderang dari Public Relation Executive NMSC yang ramah dan baik hati, kami akhirnya langsung setuju agar bapak dioperasi. Jangan tanya bagaimana perasaan saya. Campur aduk: sedih, khawatir, sangat sedih, dan sangat khawatir. Syukurlah Allah masih sisakan iman di dalam hati yang membuat saya yakin bahwa inilah bentuk kasih sayang Allah pada kami sekeluarga.

Alhamdulillaah, ternyata pasca operasi risiko yang kami khawatirkan tidak terjadi. Kondisi bapak berangsur pulih meskipun sempat demam tinggi. Yang paling penting bagi kami adalah bapak masih dalam kondisi sadar, masih bisa diajak bicara, dan mudah-mudahan bisa segera pulih kembali dan pulang ke Pontianak dalam keadaan sehat wal'afiat. Aamiin.

Syafakallah, bapak tercinta. Syafakallah, laa ba'sa thuhuurun, In Syaa Allaah. 

10 comments:

  1. Semoga lekas sembuh... semoga bapak diberikan kekuatan dan kesabaran.. juga untuk mba :)

    ReplyDelete
  2. Saya malah jadi teringat ibuku.... beliau sempat bolak-balik masuk ICU di RS Fatmawati, RSCM. Tapi jika kehendak Allah sudah bicara, kami bisa apa? Semoga Ayahanda Mba Din masih diberi kesempatan untuk memperbanyak ibadah dan begitu pula dengan keluarga menjadi ibadah tambahan dan tentunya doa-doa itu saya yakin tidak pernah berhenti


    "Syafakallah syifaan ajilan, syifaan la yughadiru ba'dahu saqaman"

    ReplyDelete
  3. Rumah sakit lokal yang katanya ditangani secara profesional kadang emang bikin emosi, kak. Banyak kok yang ngeluh soal pelayanan.
    Semoga beliau cepat sembuh ye, kak :)

    ReplyDelete
  4. syafakallah semoga lekas diberi kesembuhan ya mbak utk bapaknya :-)

    ReplyDelete
  5. semoga ALLAH melimpahkan kesembuhan dan kesehatan untuk Bapak tercinta ya...., keep happy blogging always,,salam dari Makassar

    ReplyDelete
  6. .اللّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ اشْفِ أَنْتَ الشَّاَفِي لَاَ شِفَآءَ إِلاَّ شِفآؤكَ شِفآءً لاَ يُغَادِرُ سَقَما.
    Ya اَللّهُ Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit. Sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh, tiada kesembuhan kecuali penyembuhanMu. Kesembuhan yg tdk menyisakan penyakit.,
    Semoga dini sekeluarga diberi kekuatan iman dan kesabaran

    ReplyDelete
  7. semoga Allah memberikan kesembuah buat bapak nya mba, dan keluarga diberi kekuatan..

    ReplyDelete
  8. saya ikut mendoakan bapak, Mbak.

    ReplyDelete
  9. Kak dini..pak zamhur skrng udah sehat? Smg ka dini dan kluraga dberikan kesabaran dan kekuatan sama Allah.smg snantiasa diberikan nikmat kesehatan dan selalu dalam rahmat kasih sayang Allah..aamiin...

    ReplyDelete
  10. semoga sekarang bapak sudah sehat ya mbak, kunjungan perdana, salam perkenalan, silahkan berkunjung balik ketempat saya, barangkali berminat saya punya banyak vcd pembelajaran untuk anak2, siapa tau anda mempunyai adik,keponakan atau mungkin anak yang masih kecil, vcd ini sangat membantu sekali dalam mengasah kecerdasan dan kemampuan otak anak, serta bagus untuk membangun karakter dan moral anak sejak usia dini, semoga bermanfaat dan mohon maaf bila tdk berkenan, trm kasih ^_^

    ReplyDelete