"Yaaah, kok saya dicuekkin siiih?"
"Oh, kirain gak perlu dikomen. Soalnya gak ada tanda tanyanya hehehe"
"........."
Heuheu agak-agak speechless bercampur ingin mengomel kalo dicuekkin gara-gara tanda baca yang 1 ini. Anyway, saya jadi ingin sekali membahas tentang question mark, akibat dicuekkin karena statement yang saya tulis tidak mengandung tanda tanya. *Namanya juga pernyataan, mana pakai tanda tanya sih ah. Kalo pertanyaan, iya perlu tanda tanya :P *
Sesuai namanya, question mark kita pakai untuk menanyakan, menegaskan, atau mempertanyakan sesuatu. "Kapan pulang ke Indonesia?" Ini menanyakan. "Ari nikah sama Dela? Ih jodoh emang gak ke mana yah". Ini menegaskan. "Masa siih umurnya masih 20? Udah liat KTPnya emang?" Ini mempertanyakan, whether or not it's true.
Tapi *ini menurut saya loh ya hihi*, tidak semua pertanyaan harus diutarakan dengan kalimat tanya loh. Misal, "Jadi pengen tau deh alamat rumah kamu". "Senang sekali kalau kamu mau kasih nomor HP". Kata dosen saya, yang begini ini namanya language-games. Jadi, agar dapet etika dan estetika bahasanya, maksud dan keingnan kita tidak disampaikan dengan frontal se-frontal frontalnya.
Sayangnyaaa, tidak semua manusia di muka bumi ini paham dan mengerti bahwasanya ada sebuah #kode yang dalam philosophy of language diberi judul "language-games". Tidak semua orang paham kalau statement, "Bahagiaaanya hari ini", itu sebetulnya perlu *atau cuma ingin :oops: * dapat tindak lanjut berupa pertanyaan, "Eh bahagia kenapa?" Jadi, pada akhirnya, teteup ada tanda tanya juga deh yang muncul ;)
Ah lagi-lagi, belajar bahasa memang sangaaat mengasyikkan :mrgreen:
Hehehe, jadi teringat teman sy yg suka kirim sms tanya tanpa tanda tanya.. jadi sy biasax balas dgn bertanya... Ujung2x dia akan balas bhw dia bertanya hehehe
ReplyDelete"language-games" semacam "Modus" haha
ReplyDeleteSebenarnya aku ingin tahu komentarku ini butuh jawaban ngga ya :D
ReplyDeleteOh, kirain gak perlu dikomen. Soalnya gak ada tanda tanyanya hehehe
ReplyDelete