Postingan ini bersifat curhat. Sudahlah curhat, panjang pula. Masih mau baca? Ya udah, lanjut kalo gitu :p
Beberapa bulan yang lalu, saya sempat curhat pada beberapa orang sahabat, menyampaikan keinginan saya untuk kembali menetap di Pontianak.
Alasan apa yang saya tidak punya untuk menetap di Pontianak? Nyaris semua cita-cita saya ada di sana. Semua sahabat terbaik saya ada di sana. Bahkan orang tua saya pun di sana.
Maka saya pun mengajukan diri kepada suami agar diizinkan untuk pindah ke Pontianak. Suami saya awalnya berat untuk mengizinkan mengingat masih banyak amanah yang dititipkan di Sekadau. Terutama amanah dakwah.
Tak segampang itu saya menyerah. Saya terus membujuk suami saya sampai bisa. Saya ajukan alternatif, agar yang pindah hanya saya, supaya saya bisa bekerja di Pontianak, sembari menabung untuk melanjutkan beberapa cita-cita saya. Toh di Pontianak saya juga sudah punya tempat tinggal. Tak harus menumpang dengan orang tua. Membayangkan akan hidup terpisah jarak Pontianak - Sekadau saja suami saya sudah resah gelisah, apalagi menjalaninya. Maka saya masih belum dapat izin juga.