Masih Senin, 28 Januari 2013
Alhamdulilllaah, akhirnya kami tiba di Kota Madinah. Kota yang istimewa, kota yang didalamnya terdapat Masjid Nabi yang dikenal dengan Masjid Nabawi. Kota yang jika kita meninggal di sana, maka akan mendapat syafa'at dari Baginda Rasulullah. Maasya Allah :')
Air mata menetes, semakin deras dan deras membayangkan bahwa saya akan shalat di tempat yang pahalanya berlipat-lipat jika kita shalat di sana.
Masjid Nabawi di Malam Hari. Captured by Bang Aci |
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَلاَةٌ فِيهِ أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ مِنَ الْمَسَاجِدِ إِلاَّ مَسْجِدَ الْكَعْبَةِ
“Shalat di dalamnya (masjid Nabawi) lebih baik dari 1000 shalat di masjid lainnya kecuali Masjid Ka’bah” (HR. Muslim no. 1396).
Di Madinah, kami menginap di Wasel Suites Hotel. Deket banget dengan Masjid Nabawi juga nggak, jauh banget pun tidak. 3 blok kalo dari Masjid Nabawi, lumayan dekat, jalan kaki 7 menit juga nyampe :)
Sebenarnya, hari pertama di Madinah ini banyaaaak sekali momen yang ingin saya foto. Kalau boleh difoto semua, pengen difoto semuanya dari awal sampe selesai. Tapi berhubung hari itu adalah hari pertama di Madinah, dan saya dapat info bahwa masuk ke Masjid Nabawi pemeriksaannya ketat, maka hari itu saya memilih untuk tidak bawa kamera sama sekali demi jaga-jaga.
Memang, di pintu masjid, 4 orang askar (semacam petugas keamanan gitu) wanita berpakaian serba hitam + cadar memeriksa setiap jamaah wanita yang masuk. Yang diperiksa hanya tas, ga sampe ke badan. Maka tak heran ketika di masjid saya melihat beberapa jamaah yang membawa kamera hp, foto-foto dan merekam video. Kata teman saya, biasanya kameranya disimpan di kaos kaki, atau taroh di saku baju hehehe.
Tapi di bagian laki-laki sih kata suami saya gak ada pemeriksaan begitu. Makanya kali ini saya lebih banyak nyelipin foto yang diambil di bagian laki-laki, hasil jepretan suami ^^v
Di dalam Masjid Nabawi, berjejer drum/dispenser air zam zam. Bebas diminum seeebanyak-banyaknya.
![]() |
Salah 1 Tempat Ambil Air Zam Zam di bagian laki-laki |
![]() |
Yang di tempat perempuan kayak gini |
Hari pertama di Madinah sebagian jama'ah memilih untuk belanja oleh-oleh. Saya sama suami juga menyempatkan belanja beberapa titipan orang rumah.
Jangan khawatir untuk urusan bahasa ketika akan berbelanja, karena sepertinya nyaris semua pedagang di sana bisa berbahasa Indonesia. Karena WNI doyan belanja kali ya hihihi.
Jangan khawatir juga dengan tempat belanja. Buanyaaak banget toko bertebaran di sana. Semakin dekat Masjid Nabawi, semakin banyak yang berjualan. Ada yang jualan di toko, ada juga yang buka lapak di jalanan. Teriakan seperti "Khamsa Riyal, Khamsa Riyal, Lima Riyal, Lima Riyal, Murah, Murah" sudah biasa didengar para jama'ah haji dan umroh. Ragam warna gamis, selendang dan pashmina, dilempar-lemparin ke udara, kemudian jatuh di tumpukan lapak. Di antara para jamaah umroh, orang Indonesia terkenal suka nawar, dan cukup sering dikatain bakhil alias pelit sama mereka hihihi.
Pernah suatu ketika selepas shalat, saya melihat gamis kaos cantik warna pink. Bahannya kaos, longgar, kayaknya enak dipake. Isenglah saya dan suami nanya, "Berapa?". Dijawab, "60 Riyal". Trus saya nawar, "Jangan laah, lebih murah lah". Dia balik nanya, "Sabaraha'?". Wakakakak, untuk pertama kalinya dalam hidup saya mendengar orang Arab ngomong SABARAHA' and it's soo funny =)) Berhubung saya aslinya tak niat-niat amat beli gamis itu, saya asal aja jawab, "40 Riyal ya". Nolak dianya, "Naa, 55". Saya ngotot, "40 laah". Dan dia keukeuh nolak sembari berkata, "Pelit". Again, saya sama suami tertawa sejadi-jadinya. Kena juga deh dikatain pelit sama pedagang Saudi huahaha.
Di toko baju lain, saya dan suami nyari titipan adek saya. Kemudian saya ditawari untuk lihat-lihat juga. Liat-liat, akhirnya naksir 1 gamis. Tapi gamisnya kegedeaaan. Shopkeepernya bilang, "Ada yang kicil ada", sambil nyari gamis dengan ukuran lebih kecil. Trus saya bilang ke dia:
Saya: "Bukan kicil, keecil".
Shopkeeper: "Kiicil"
Saya: "Keecil, pake E bukan i" (Lupa kalo dalam Bahasa Arab gak ada huruf E wkwkwk)
Shopkeeper: "Kecil?"
Saya: "NAH, iya bener hahaha"
Shopkeeper: "Hahahaha"
Udah nemu dan deal harga, trus bayar, saya iseng mengajak shopkeepernya ngobrol dalam Bahasa Indonesia. "Siapa yang ngajarin Bahasa Indonesia?". Dia diem, pasang tampang bingung, rupanya gak ngerti. Xixixixi. Oke, saya translate ke English. "How can you speak Indonesia? Who taught you?". Dia tetap pasang tampang bingung. Saya tepok jidat x_x. Oke, coba pake Bahasa Arab, "Limaaza anta, errr, hmmm bahasa arabnya ngomong apa ya, lupaaa, Bahasa Indonesia?". Dan pertanyaan saya tak terjawab sampai sekarang hahaha.
Masih di toko yang sama, melihat saya asik ngobrol dengan shopkeepernya, yang punya toko akhirnya ikut nimbrung, ngobrol punya ngobrol, ternyata dianya bukan warga Saudi asli, tapi orang Afghanistan. Saya kemudian memperkenalkan diri pada mereka, sesuai dengan salah 1 dari 10 wasiat Imam Hasan Al Banna: "Berta’aruflah dengan saudaramu yang kalian temui walaupun dia tidak meminta, sebab prinsip dakwah kita adalah cinta dan ta’awun (kerja sama)."
"My name is Dini. Ana Dini. Ana min Indoniisia. Ana mudarris. Mudarris Al Lughotul Injiliziyah"
Dan betapa sumringahnya mereka saat tau saya bisa berbahasa Arab walopun sedikit dan sesederhana itu.
Maka besok-besoknya, setiap kali saya dan suami melewati toko mereka, shopkeepernya selalu menyapa, "Yaa mudarris, yaa mudarris". Dan saya menjawab dengan, "Kholas, kholas". Maksudnya, "Sudah, saya udah belanja di toko antum" :p
Di sanalah, saya merasakan betapa bergunanya pernah belajar Bahasa Inggris. Alhamdulillaah. Sungguh terasa manfaat bisa sedikit berbahasa Inggris dan pernah belajar amat sangat sedikit kosakata bahasa arab selama di sana :) Knowledge expands your network, expands your ukhuwwah.
Di sanalah, saya merasakan betapa bergunanya pernah belajar Bahasa Inggris. Alhamdulillaah. Sungguh terasa manfaat bisa sedikit berbahasa Inggris dan pernah belajar amat sangat sedikit kosakata bahasa arab selama di sana :) Knowledge expands your network, expands your ukhuwwah.
Wah, udah panjang ya postingannya muehuehehe. Besok dilanjut lagi dengan cerita city tour selama kami di Madinah, Insya Allah :)
sorry ye bang, om , pak, mas , kakak, adik , tante semuanya. Saya Pertamax
ReplyDeleteSelamat. Silakan ambil hadiah di blog pak zach.
DeleteKang Asep centil deh.
Deletememang sepatutnya kang Asep diberi yang pertamax.
Deletebeliau kan yang lebih tua dari kita-kita..hehehe
genit nih kang asep.
DeleteAalaahh...bilang ajah Mas Zach gemes mau cipika cipiki sama Kang Asep.
Deletesilakan dijawab 1 per 1 kang muehuehehe
Delete@Rudy Arra : Centil itu prosedural, legalitas formal, dan kurang menyentuh substansial.
Delete@Kstiawan : Ohoo terima kasih terima kasih. Biar tuir asal tuir heihiehiehiee. sama aja ya. Kalau kata Alphaville teteup "forever young". Hiheihiehiheee
@Zachflazz : Genit ya. Ih jadi malu. Mau cipika cipiki ya. Ih jangan ah. Jangan di sini dunk
ahahahahaha salam hormat *grak :D .
DeleteSaya sudah baca lengkap sampai huruf penhabisan. Hiheiheihiee. Yang jadi pertanyaan yang tidak terjawab gitu gimana kelanjutannya tuh?. Setelah semua bahasa di coba si dia masih nda ngerti juga jadi bingun sendiri saya jadinya hiheiheiheiheiheiehiee.
ReplyDeletePengucapan bahasa asing memang tidak sama lidahnya dengan penutur aseli. Saya aja yang sering diingatin sama bule Australia (staf pengajar di IALF Bali) karena saya salah mengucapkan "OZ". OZ ini Australia lebih kurang gitu deh maknanya.
Saya mengucapkan "O ZII" namun dibenerin. Malah Project Manager KangGuru Indonesia, Kevin Dalton , yang aseli orang Melbourne juga membetulkan pengucapan saya. Yang benar katanya adalah "OZEY"
ya gitu kang, masih menggantung dan tetap menjadi misteri hahaha.
Deleteiya kang, dialek tiap daerah aja beda-beda, apalagi tiap negara ya kang.
OZEY means Australia ya kang. I see I see..
Nah, para jagoan bahasa inggris sedang berdiskusi. OZEY DEEEH!.
Deleteozey dozeeey
DeleteMiss Syahdini cerita sedikit donk tentang Pengurusan Passpor dalam rangka Umrahnya. Apakah semuanya sudah beres sama kantor atau perusahaan jasa UMRAHNya atau gimana? Sepertinya ada yang terlewat dari bagian pertama ya. Saya rasa itu menarik dan penting buat kita kita yang Insya Allah akan menyusul berangkat juga kelak Amiinnn
ReplyDeleteoooh iyaya belom pernah saya ceritakan. sip kang ntar Insya Allah di postingan berikutnya ya kang..
DeleteDitunggu postingan selanjutnya, gan!
Deletejangan lupa polbek gan..
Deletegan? juragan ya?
DeleteIya, Juragan. Masa' Juragin!
Deletegan: pinggan.
DeleteMakanya ganti nama aja jadi "GANDEN". Mau kemana gan? Udah makan Gan? Dikira "juragan". Mari kesini Den? Mau kemana Den?. Dikira "Raden". Makanya ganti nama aja jadi "Ganden".
DeleteMasya Allah... ini ceritanya mbak Dini umrah yaa?? Hwaaaa... Kayaknya musti baca dari episode satu nihhh...
ReplyDeletealhamdulillah iya kak mae hehe.. ayo dibaca :D
DeleteKalau perlu diprin dan ditempel ditembok berurutan. Kalau perlu dipasang di papan info balai desa biar dibaca selurub warga. Hiheheiee becanda. Pisssssssss
Deletehahahaha
Delete"SABARHA?"...hihihi. Mungkin tuh orang Arab pernah tinggal di Lembang yak? :D
ReplyDeleteTernyata Mbak Dinie menguasai bahasa Arab juga ya? keren lho. Top abis deh. :)
#nyiapin komen buat besok
mas rudy mau balajar bahasa arab?
Deletemenikah sama orang arab.
Aku kira harus menikah sama Onta.
Delete@Mas Rudy, bisa jadi diajarin sama orang sunda yg merantau ke Saudi mas hihi.. Bukan menguasaiiii, cuman bisa sedikiiiiit sekali.
Delete@Pak zach, nice suggestion! Laksanakan mas rudy!
Subbahanallah, mbak Dini umrah ya? alhamdulillah ya mbak, semoga saya bisa menyusul kesana mbak, karena umi saya juga sudah ngebet umrah untuk melengkapi haji-nya pas tahun 2004 kemarin. semoga saja ya mbak. amminn.
ReplyDeletedan sehat selalu buat mbak dini, moga diberi kelancaran dan selamat sampai kembali ke Indonesia, dan jangan lupa oleh-olehnya Unta di lempr ke Kota Wisata Batu ya mbak. hahaha
alhamdulillaah.. aamiin ya rabb. Kalo saya malah ingin melengkapi umrah dgn berhaji hehe..
Deleteaamiin, ini udah balik ke Indonesia, makanya bisa nulis postingan nih :D
Itu orang2 niatnya shalat apa narsis ya, hahaha..
ReplyDeletePake disimpen di kaos kaki segala.. :D (ngakak)
nah, klo niat susah nebaknya say, jadi saya ga tau. Tapi kalo ntar kamu ke Madinah, saya jamin bakalan nyelip2in kamera juga pas mau berangkat sholat :D
DeleteKamera digital disimpan di kaos kaki? Wah wah bisa burem nanti layar kameranya. Kameranya bau ikan asin. Hiehiehiheiheiheiheiee
Deletehp kamera kang, hapeee
Deletejadi kepingin kesana saya mbak.
ReplyDeletebetapa bersyukurnya bisa sholat di Masjid Nabawi..hehehe
alhamdulillah :)
Deletebisa, bisa, one day you will Insya Allah.
Baca tulisannya mba Dini itu bahaya... bisa bikin saya senyum2 gak jelas :D
ReplyDeleteAku mau siap-siap ah, belajar bahasa Arab lagi biar banyak, biar kalau nawar dikasih diskonnya gedean (gak ngaruh ya?). Eh ya , Mudarris Al Lughotul Injiliziyah itu maksudnya apa mba?
hehehehe..
Deletentar dicoba aja sapa tau ngaruh :D
Mudarris Al Lughotul Injiliziyah itu setara dengan English Teacher ^^v
oh jadi mba dhini itu guru bahasa inggris yah?
Deletekira2 seperti itulah ukh :)
Deleteterusin belajar bahasa arabnya Mbak, biar lengkap menguasai 3 bahasa. tambah mandarin jadi empat bahasa.
ReplyDeleteTambah bahasa GAOL juga, biar Mbak Dini nanti bisa bikin insyaf Alay.
Deletemau banget paaak, sayang di sini gak ada tempat lesnya.. belajar sendiri susah berkembangnya u,u
Deletemas rudy, sekalian pengen belajar bahasa kalbu juga :p
Kalau mas Rawins menguasai bahasa apa ya kira kira secara beliau banyak ditambang sama dihutan. Bahasa tambang kali ya
DeleteSiapa yang ngajarin bahasa indonesia.? sebenarnya yang ngajarin dia itu saya,, tapi jangan bilang siapa2 ya.. hihihihi..
ReplyDeletehuahahaha =))
Deletehaduh sungguh keren
ReplyDeletetapi tentunya kau kurang berani
urusan bercakap pake bahasa asing
lebih terasa membumi menggunakan bahasa indonesia
bukan kurang berani, udah diajak ngobrol pake Bahasa Indonesia, lah dianya ngga ngerti masa mau saya paksaian hahaha
Deletekenapa gue ngakak baca postingan ini, ya? Haha...
ReplyDeletehehehehe
Deletehadir pagi gan...
ReplyDeletemo baca artikelnya yg terbaru
kapan ya kak aku bisa menyusulmu :)
ReplyDeletebeneran kak Dhini bisa bahasa arab? hehee
segeraaa..
Deletemana bisaaa, itu cuma sedikit hahaha
Wehehehe,
ReplyDeleteorang Indo terkenal doyan belanja di mana manaaa :D :D
bangeeet
DeleteAaaaah belum panjang, tiba-tiba udah mentok aja postingannya :( itu lucu sekali ada sabaraha sampe ke sana nggak kebayang gimana terkejutnya mbak din. Sampai urusan tawar menawar juga terkenal ya orang indonesia itu ckckck....
ReplyDeletehehe, dilanjut lagi di pertamax :p
Deleteitulah Indonesia :D
duh jadi pengen kesana. HIHI lucu percakapannya ukht. gak ada huruf E. wAH PADA PASANG di kaos kaki. orang indo doyan belanja hehe... bener juga yak. di pasar ada obrolan panci juga bakalan rame.
ReplyDeleteketawa dalam hati. Mudahan niatnya sih ibadah yah, jangan sampe nnti kameranya jadi mudhorot juga.
nice post ukh.. Rindu kesana. eh tapi seneng juga bisa bhs. inggris sama arab yah mb. saya gak bisa dua,.a cckckckk
hahahaa... iya, sampe ada yg ditegor sama askar segala..
Deleteayo kesana lagi yuk :D
ternyata tempat pengambilan air zam zam gitu ya.. kemaren saya minum air zam zam (pamer dikit ah)
ReplyDeleteternyata tempatnya gitu ya ^_^ .
itu cuma dispensernya miztia, kalo sumurnya saya belom pernah datengin u,u
Deleteair zamzam, the best quality water in the world :)
Jadi pengen berangkat umroh atau haji, perlu belajar bahasa arab biar orang disana seneng denger orang indonesia bisa
ReplyDeletekeren ya mbak, keren klo sampe dikatain "pelit" sama orang Arab,, padahal biasanya cuma denger ceritanya doang, eh sekarang dipraktekin langsung, hahaha,, COOL!
ReplyDeletebisa sholat di masjid Nabawi?? ahh sudahlah *nangis di pojokan*
huahaha, iya, lebih orisinil ceritanya =))
Delete*pukpuk*
maaf baru bisa silturahmi kesini m'ba, udah gituh cuman baca depan sama belakangnya doang, intinya sayapun pengen sholat di Masjid Nabawi...
ReplyDeletesamalah kiranya kalau kita belanja ditoko milik orang jawa, lalu kita menawarnya dengan bahasa jawa...pasti dapet rada lebih murah...bener m'ba bahasa isdebes ah
iya kang gpp :)
Deletebener kang, rasanya seneng kalo ada orang asing ngerti bahasa kita