dhz tweets fb dhz dhz on pinterest dhz g+ dhz socmed dhz blogs dhz is ... Home Home Image Map

Sunday, 16 December 2012

Kata-Kata, Menyemangati dan Menyakiti


Teman-teman sudah melakukan tugas atau pekerjaan sesuai kapasitas yang teman-teman miliki, di tengah personil yang jumlahnya terbatas, dalam kondisi 'medan juang' yang belum ideal.

Tiba-tiba, hasil kerja teman-teman disambut dengan komentar: "Oh, itu. Cuma itu?"

How would you feel for the words? Sounds hurt?
To me, it does.

Persepsi setiap kita terhadap kata-kata mungkin berbeda. Ah, memang berbeda rasanya. Bagi saya, ketika saya sudah merasa melakukan sesuatu, dengan keras dan serius, dengan sungguh-sungguh dan semaksimal mungkin, lalu 'disuguhi' dengan sebaris kalimat pendek: "Oh itu. Cuma itu?", adalah sayatan perih yang telak di ulu hati. Sakit.

Kata-kata yang tertulis, tidak berintonasi. Pernah saya tulis juga di The Power of Smiley kan ya?

Pinjam gambar dari sini


Barangkali, yang memproduksi kata-kata tersebut bermaksud menyemangati kita dengan tegas dan lugas, tanpa basa-basi. Namun sayang, imbasnya malah menyakiti dan menyayat hati.

Ah, kata-kata.

Tidak semua orang mau dan mampu memilih dan memilah diksi. Salah pilih kata, bisa memicu keliru persepsi. Korbannya? Siapa lagi kalau bukan hati yang sensitif.

Yeah, that's just how words and sentences work. They do motivate some people. On the other hand, they may also hurt some other!

Hakikatnya, words and sentences should be the trigger of inspiration and motivation, not the main source of a pain.

In some such way, this is life! Life, where people interact as they think they're right. We can't control the way other people think, no?

Then for this case, wrapping it up into a package of sentences, I conclude that:

"One word may trigger a sentence. A sentence triggers more sentences. Some sentences can be very hurt. That's why sometimes I prefer silence."

Oh, terakhir, jangan gengsi meminta maaf, bahkan kepada yang usianya lebih muda darimu. Kita tak pernah tau, hatinya mungkin terluka karena sikap atau ucapmu :)

Maka, saya minta maaf lahir batin yaa teman-teman kalo di postingan ini, ada yang hatinya terluka ^^v


71 comments:

  1. Yupz, walau cuma kata yg kadang dianggap biasa. Tp bisa lbh tajam dari pisau... (apa kalau gt?,hehe)

    memang sulit memilih kta yg tepat apa lg dalam keadaan panas (hati or otak)

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget.. setajam silet hihii..

      yuup, kalo lagi emosi, mendingan diem dulu daripada makin kisruh :)

      Delete
  2. emang setuju bener bgd. mendingan diam yah mb. Karena pembawa masalah ini sbnarnya disebabkan lidah juga.
    semoga kita senentiasa bisa istiqomah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, Sayyidina Ali pun berkata: "Surely silence can sometimes be the most eloquent reply." :)

      Aamiin ya rabb..

      Delete
  3. Nice.... :) benar kata pepatah, "mulutmu adalah harimaumu..."

    ReplyDelete
  4. ya benar..
    kata itu memang susah untuk diucapkan dan di mengerti satu sama lain

    ReplyDelete
  5. Kata-kata sebetulnya netral. Cuman memang kita memberi makna berbeda terhadap susunannya..Ikut bersimpati atas ketidak nyamanannya dengan kata-kata Mbak :)

    ReplyDelete
  6. tandanya setiap org menggunakan fungsi otak dengan banyak cara ya ...
    saya juga minta maaf ah kalo sering komen Geje, hhehehe :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. yoih bang.. sama-sama ya bang, maap2 suka komen ngasal di blognya ;p

      Delete
  7. berfikir 2 kali sebelum berucap mungkin lebih baik agar tidak merugikan orang lain, kecuali sudah menjadi karakter, itu sulit istilahnya asal jeplak aja kalo ngomong...

    ReplyDelete
    Replies
    1. naaaah, itu dia! ada beberapa orang yang karakternya emang kalo ngomong nyelekiiiit kit kit..

      kemaren baru dapat tausiyah dari temen, bunyinya begini:

      "Bersabarlah dengan Teman (Saudara) Seperjalanan... bersabarlah....
      Fudhail bin iyadh rahimahullah mengatakan “siapa yg ingin bersaudara yang tidak memiliki aib dan tanpa kekurangan, maka ia takkan pernah memiliki saudara.”
      Abu darda rahimahullah mengatakan “kata-kata keras dan kasar dari seorang saudara itu msh lebih baik dari pada engkau kehilangan seorang saudara.”

      Ngadepin yg nyelekit2 emang baiknya kitanya aja yang sabar :)

      Delete
  8. diam itu emas, dengan berdiam mungkin bisa meredam kemarahan..hati2x dengan ucaapan.

    ReplyDelete
  9. Kalau sy dapat kata seperti itu, mungkin langsung bilang balik "Yah udah, anda saja yang mengerjakannya"

    ReplyDelete
    Replies
    1. itulah dia mas fadly.. sebetulnya ada 2 faktor orang bisa berkomentar demikian:
      1. karena dia sudah *merasa* melakukan lebih
      2. karena dia belum terjun ke 'medan juang' :)

      Delete
  10. soal diksi memang bisa berimplikasi demikian itu Mbak. penafsiran orang kan beda-beda.

    kalo buat saya sendiri, saya sangat tertempa soal ini. saya ada di fase tidak pernah tersinggung dengan kata-kata orang. Insya Allah demikian. jadi kalo ada orang berkkata yang sebenarnya menyinggung perasaan saya, saya persetankan, dan saya segera berfikir, mungkin dia keceplosan dan tak kontrol atas pilihan kata atau kalimatnya. kalo masih mau nyinggung juga, paling banter saya anggap orang gila. selesai. menang saya malah kan? Kalo dihitung2, kayaknya udah ada 1000 orang yang saya klaim sebagai orang gila, wkwkwk... nyantai aja Mbak, daripada jadi penyakit.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saluuuuut. Emang beda yang hatinya udah terlatih sama musik heavy metal ^^v

      Delete
    2. Seperti dalam permainan sepakbola dikenal ada 2 (dua) tipe permainan : Yakni Permainan KERAS dan Permainan Kasar. Nah dua kata kata itu sangat tipis bedanya sebab full contact body. Jadi bisa jadi memang dia terbuka orangnya (ceplas ceplos) namun sportif. Kalaw bagus dia bilang bagus. Kalaw cakep dia bilang cakep. Kalaw jelek dia bilang juga jelek.

      Delete
    3. kalo udah kerja maksimal dengan medan juang yang berat tapi dikomentari: "Oh, itu. Cuma itu?" kira2 masuk kategori mana tu kang?

      Delete
  11. emangnya lo bisa? << jawab gini aja din.hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. ga ah, apa bedanya nanti sama dia yg ngomongnya nyelekit ;p

      Delete
  12. "jangan gengsi meminta maaf, bahkan kepada yang usianya lebih muda darimu" <== saya suka kalimat ini kak! :)

    ReplyDelete
  13. Hmmmhh... menyakitkn sekali...

    aku pst langsung jawab "maksudnya???????" #sambil berderai airmata...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha.. lebih sensitif daripada saya ya berarti? :p

      Delete
  14. saya lebih mengedepankan golok dari pada perdamaian..
    hehhe.. :)

    *salah ya?

    ReplyDelete
  15. hmm bener ya mbk, aku mungking juga sering ga sengaja melukai, padahal niatnya nggak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, sama saya juga gitu.. makanya saya sering minta maaf sama orang2, dan orang2 suka heran kenapa saya 'hobi' minta maaf ._.

      Delete
  16. betul sekali...apalagi jika yang mengatakan Bos atau pemimpin, padahal anak buahnya sudah kerja keras, bahkan mempertemukan para pimpinan perusahaan dengan SBY yang tentu saja need a huge effort. Tapi apa komentarnya yang keluar: "Well, that's your Job"

    No wonder, karyawan terdemotivasi dan akhirnya perusahaan kehilangan aset SDM yang potensial

    Great Post :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Finally! Ada yang paham sama maksud postingan saya :D

      *kasi pancake duren :p

      thank you kak fitrie, komennya juga great one, the best comment in this post :)

      Delete
    2. makasih mbaak ^o^ *menerima pancake duren dengan takzim

      Delete
  17. bener.. stuju.. makanya buat saiia.. fokus di hati terlebih dulu.. perbaikan sebenernya ada di situ,. klu dari situnya uda cling.. outputnya (baik kata-kata maupun tindakan) juga kinclong

    ReplyDelete
  18. Saya lebih baik banyak diam, takut kalau kata-kata saya menyakiti orang lain.

    ReplyDelete
  19. kadang2 apa yang disampein ke orang blm tentu orang disampein itu nangkepnya seperti yang diinginkan oleh sipengucap. jadinya malah miss com deh

    Mampir kesini ya Info Diskon, Kuliner, Lalu Lintas Terbaru Dan Aplikasi Terbaru untuk Android dan Iphone

    ReplyDelete
  20. begitulah adanya... terlalu banyak perbedaan interpreter yang bisa menjadikan kata penyemangat malah jadi kata yang menyakitkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. repot juga ya tapi kalo tiap kata harus pake interpreter hihihi ^^v

      Delete
  21. aku sering banget ngaalamin kaya gini.. udah jungkir balik, tunggang langgang. tapi komen nya cuma "Oh, cuma itu"

    pengen teriak di laut rasanya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. asin kakak kalo di laut.. di gunung aja yuk, adem. hihihi

      Delete
  22. Setiap kata adalah senjata..
    Ucapan yg terlontar adalah doa..
    Setiap doa adalah harapan dan penuh dengan sumpah..

    duh maap.. Gue kayaknya terlalu banyak denger musik metal.. :/

    ReplyDelete
    Replies
    1. aiiih, yang banyak denger musik metal bisa menyusun kata sedemikian :p

      Delete
  23. Tepat, dalam dunia yang makin tervirtualisasi, kecerdasan linguistik memang sangat diperlukan, :)

    ReplyDelete
  24. Setuju! *eh. Kadang emang presepsi orang beda2 soal kata2... Apalagi kalo orannya sensitif banget gitu u.u setuju banget juga sama kata2 terakhirnya soal minta maap u.u super deh ini postingan \m/

    ReplyDelete
  25. setuju gue, sakit banget, perjuangan nulis itu ga gampang. dikomennya malah gitu. apalagi kalo ada yang cuma ngikut ketawa. Itu itu *nunjuk di atas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehhh jangan nunjuk2 tar ditimpuk dari atas =)))

      Delete
  26. Udh kbayang bgt gmana skitnya t. kta2 t emg brpngruh bgt ya. Ibrt pepath mulut mu hrimau mu. Ah udah ah jd tkut kbnyakan ngmong ヽ(^。^)ノ

    ReplyDelete
  27. Banyak orang ingin menyampaikan tentang suatu kebaikan tetapi selalu diucapkan dengan kata yg kurang tepat, jadinya malah menyakitkan :))

    ReplyDelete
  28. mungkin sama hal nya dengan postingan x ya, ada orang2 yang bikin postingan dengan sepenuh hati dan jiwa, lalu tiba2 orang yang komen cuma nulis : "Nice post :))" atau karena bingung mau komen apa jadi orang tersebut mengajukan pertanyaan yang sebenarnya udah ada jawabannya di postingan itu :D

    tapi, balik lagi ke kata2 bijak yang mengatakan : Do more, expect less. alias jangan ngarep jangan pamrih :D

    *nulis ini sekalian ngomong ke diri sendiri hihi*

    aku juga minta maaf deh kalo ade sale sale kate *cipika cipiki :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. Contoh yg saaaangat dekat dgn kehidupan sehari2 mbak nufa xixixi aku padamu deh.

      Yoi banget mbak. Kayak status bbm saya wktu itu *kayak sendirinya inget aja ;p

      iya sama2 mbak nufa, maap2 ye klo ngomen sering nice post doang :p

      Delete
  29. Yaps. Setuju banget!
    Terutama buat kita-kita yang perempuan, yang emang mayoritas hatinya itu sensitif!
    Aku juga sering kayak gitu kak!? :O *ceritanya curcol*

    ReplyDelete
  30. kalimat berbau diksi memang ambigu XD
    trgantung gmn kita nanggepnya
    tp ambil postifnya ajalah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, kalo dalam konteks situasi yg saya paparkan di atas, diksi yg dipake sudah tak multitafsir lagi bagi saya *subjektif ;p

      Delete
  31. iyaa,, bener tuhh,, trkadang kt harus mikir2 dl klo mo muji,, jgn smpe kedengeran terbalik..

    ReplyDelete
  32. ah aku malu ah buat minta maaf ama yg muda ntar dikira aku modus lagi hehehe

    ReplyDelete
  33. kalo dia yg salah gimana bro? apa ane minta maap juga :nohope:

    ReplyDelete