dhz tweets fb dhz dhz on pinterest dhz g+ dhz socmed dhz blogs dhz is ... Home Home Image Map

Friday 14 December 2012

Itu Pilihanmu


2 hari yang lalu, selepas shalat subuh, saya menyalakan TV, dan terarahlah remote ke channel MNC TV. Ada seorang ustadz yang sekilas mirip Habiburrahman El-Shirazy, ternyata setelah saya perhatikan, rupanya beliau adalah Ustadz Wijayanto.

Wah, beliau ini kan ustadz yang sering diundang ke program Bukan Empat Mata saat bulan Ramadhan. Saat ceramah, beliau sering menyelipkan jokes segar, tidak jayus, bercanda tapi tidak bohong. Langsung lah beliau menjadi salah satu 'ustadz favorit' saya dan suami hehehe.

Maka, hari itu, kami pantenginlah ceramah beliau. Ceramah bertema "Oh Mama Oh Papa", membahas tentang cara orang tua mendidik anak, interaksi ortu-anak, ayah-ibu, dan hal-hal yang berkaitan dengan hubungan rumah tangga.

Dalam sesi tanya jawab, salah seorang pemirsa di studio yang merupakan mahasiswa mengajukan pertanyaan yang kira-kira intinya seperti ini: "Ustadz, anak kan jatuh tak jauh dari ortunya. Tapi mengapa Nabi Nuh anaknya durhaka? Sedangkan orang tuanya adalah seorang Nabi?"


Ustadz Wijayanto menjawab kurang lebih begini:
"Dalam kehidupan nyata, ada tidak ortu yang sholeh, tapi anaknya preman? Atau, ortunya preman, tapi anaknya sholeh? Atau, ortunya sholeh, anaknya lebih sholeh? Atau, ortunya preman, anaknya lebih preman? Ada..

Kenapa bisa demikian? Karena, setiap orang memilih untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan.

Takdir itu ada 2:

1. Takdir Mughayyarot, yaitu takdir yang merupakan pilihan manusia. Misalnya, memilih untuk berbuat baik, atau berbuat buruk. Manusia bebas memilih, dengan menanggung risiko dari pilihan masing-masing.

2. Takdir Ghoiru Mughayyarot, yaitu takdir yang sudah menjadi ketetapan Allah, tidak bisa diubah-ubah. Misalnya, terlahir sebagai laki-laki atau perempuan.

Begitu juga dengan pertanyaan tadi. Nabi Nuh sudah berdakwah kepada anak dan kaumnya, tapi ternyata sang anak membangkang dan tidak mau ikut dengan ajakan ayahnya. Nabi Luth sudah berdakwah kepada istrinya agar tidak lagi menjadi penyuka sesama jenis karena hal tersebut jelas-jelas sesat, tapi istrinya membangkang. Akibatnya, yang membangkang mendapatkan adzab dari Allah.

Bahkan anak seorang Nabi sekalipun, hidayah tetap milik Allah. Tugas Nabi, dan juga kita sebagai khalifah di muka bumi, hanyalah menyampaikan risalah yang telah tertuang dalam AlQur'an dan Hadits. Sisanya adalah pilihan masing-masing, mau membuka hati menerima hidayah Allah atau tidak."

Gitu deh kurang lebih. Kalo kurang maaf ya pak ustadz, kalo lebih juga maaf hehe. Tapi seingat saya, demikianlah inti dari jawaban beliau :)

Saya sempat googling tentang istilah takdir ghoiru mughayyarot dan mughayyarot yang beliau sebutkan, tapi gak nemu. Mungkin itu istilah beliau, atau mungkin sayanya yang salah keyword ^^v

Well. Apapun namanya, pilihan kita-lah, teman-teman. Karena dalam QS Ar Rad ayat 11 dinyatakan, Allah tidak mengubah nasib suatu kaum, sebelum kaum tersebut mengubah diri mereka sendiri :)

وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب


46 comments:

  1. semuanya bergantung pada diri kita dulu :)

    ReplyDelete
  2. Udah lama nyari penjelasan yang kayak gini nih (dan baru tahu juga kalau ternyata urusan memilih pun termasuk takdir). Kadang kalo lagi diskusi soal kata "takdir" ujung-ujungnya suka kebingungan sendiri, mirip sama pertanyaan yang diilustrasikan di paragraf-paragraf awal. Thanks, Dini. As always, postingan di blog Dini selalu dan semakin mencerahkan :)

    ReplyDelete
  3. (saya masuk dari Mughayarat)

    kalo seseorang ditakdirkan masuk neraka, apakah dia tidak berhak untuk beribadah karena toh nantinya dia bakalan masuk neraka?

    lalu, jika seseorang ditakdirkan masuk surga, apakah sebaiknya orang tersebut sekarang mending berhuhuhaha tiap hari tanpa beribadah, toh takdirnya surga?

    maka, menurut saya, takdir itu bisa diubah. kepastian Allah tetap ada di ranah prerogatif allah. DIA bisa mengubahnya sesuai usaha kita.

    btw di surga ada musik heavy metal nggak ya Mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. isnyaAllah ada musik heavy metal gan.. hahaa..:D

      Delete
    2. @Pak Zach, Mungkin itulah sebabnya ketika kita lahir, hal2 demikian dijadikan 'misteri' sama Allah ya pak, supaya kita, yg entah di lauhul mahfudz tertulis akan jadi penghuni syurga atau neraka, terus berikhtiar menjalankan tugas pokok kita sebagai manusia yg sudah disuratkan dalam AlQur'an: wamaa kholaqtul jinna wal insa illa liya'buduun.. :)

      Benar sekali pak, doa bisa mengubah takdir, sesuai ikhtiar kita pula..

      Wah, berhubung saya belum pernah masuk syurga, jadi saya belum bisa menjawab pertanyaan yg terakhir hehehe

      @supercoolzz, bisa request ya hihi

      Delete
    3. @ mas zach : kemungkinan ga ada kali mas ..coz ga ada penjual cd nya di sana...wkwkwk :)

      Delete
    4. Doain aja mas biar aku masuk surga, nanti aku kabarin apakah ada musik yang mas maksud atau tidak :)

      Delete
    5. @mas budi, ;))

      @fadly, aamiin

      Delete
    6. hahaa @mas budi : mungkin penjualnya nanti pujangga metal tauhid satu jari..:D

      Delete
  4. sekarang sudah banyak yg melawan takdir, seperti melakkukan transgender...
    mantep artikelny :)

    ReplyDelete
  5. Mantab artikel nya sist.
    Kunjungan balik yah ;)
    dan jangan lupa follback,soalnya blog sist udah saya follow

    ReplyDelete
  6. sangat menarik artikel nya, terimakasih atas sharing nya

    ReplyDelete
  7. salam kenal, & izin nyimak artikel bermanfaat di sini

    ReplyDelete
  8. pilihan itu emang susah..

    ReplyDelete
  9. Apapun pilihannya pilihlah daengan bismillah..gtu ya sob...

    ReplyDelete
  10. Hidup memang pilihan ya...
    TFS mbak...
    Baru tau istilah-istilah itu...

    ReplyDelete
  11. Insya Allah point nya tetep....ke surah Ar rad ayat 11 ya mbak Din...

    kembali ke diri kita....mau merubah atau hanya berpangku tgn aja dg takdir...

    trims ya mbak Din...buat pencerahannya.. ;)

    ReplyDelete
  12. Insya Allah point nya tetep....ke surah Ar rad ayat 11 ya mbak Din...

    kembali ke diri kita....mau merubah atau hanya berpangku tgn aja dg takdir...

    trims ya mbak Din...buat pencerahannya.. ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas budi semangat ngomennya, sampe dopost hehe.

      Betul, kalo poin pertama, balik lagi ke surah ar rad ayat 11 :)

      Delete
  13. kita yang memilih jalan kita sendiri :)

    ReplyDelete
  14. pernah dpt pelajaran gitu di agama SMP kayanya :|
    sekarang tinggal kitanya aja mau jalan kemana :D

    ReplyDelete
  15. Betul sekali, hidup adalah pilihan. Manusia sendiri yang menentukan arah dan pilihan itu. lurus atau mau yang belok-belok :D

    ReplyDelete
  16. wah saya pagi pagi kesini ud dapet pencerahaan. suka juga ane dengan si wijayanto, ceplas ceplos orangnnya.. heheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ho oh. Pesan yg beliau sampaikan pun, mudah dicerna :)

      Delete
  17. salam kenal dini gua anak asuh blogger energi, semoga energi kami menyertai anda dimana pun anda berada

    ReplyDelete
  18. Terimakaasih sudah mengingatkan dalam artikel ini...

    #SalamBE

    ReplyDelete
  19. Ustad Wijayanto yang mana sih? sampe sekarang aku ga tahu :D

    ada kisah seperti ini : seseorang yang sedang dalam perjalanan diberi tahu kalau di depan sana ada badai besar, beliau memutuskan untuk berbalik arah. seseorang yang lain bertanya, "Kenapa berbalik arah? Badai itukan dari Allah, apa kamu menghindari takdir Allah?" lalu beliau menjawab, "Aku menghindari takdir Allah yang itu untuk mendapatkan takdir Allah yang lain." (kalo ga salah ini salah 1 cerita khulafaur Rasyidin, but i forgot d detail :D

    intinya, memang ada takdir yang bisa diubah dan ada yang tidak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang mirip Habiburrahman El Shirazy, tau kan kang abik? :p

      naaah, tambahan yang oke mbak :)

      Delete
  20. memang benar "hidup itu adalah piliha"
    live is choice

    ReplyDelete