Hari itu, 3 November 2012, bang Freddy Hernawan update status di facebook. Bunyinya: "Kawan2 pada tahu nggak kenapa orang indonesia suka mengulang "kata"? Misalnya jalan-jalan, lari-lari, laki-laki, (kue) jemput-jemput, onde-onde?"
Sebagai penyuka kupu-kupu, walaupun tidak ditulis di status, saya iseng ikutan komen. Ternyata, kupu-kupu juga termasuk dalam contoh yang dipertanyakan bang Freddy. Oh baiklah. Saya jawab aja, "karena kalo cuman 1 *maksudnya kupu*, udah diambil sama saya, thekupu hihihi :p".
Tentu saja itu bukan jawabannya.
Apakah teman-teman tau mengapa bisa demikian? Tidak tau? Sama, saya awalnya juga gak tau, sampai akhirnya saya 'memaksa' bang Freddy buat ngasi tau jawabannya hehehe.
Dan setelah menanti beberapa menit, akhirnya jawabannya dibocorin juga sama bang Freddy.
Jadi, semua kata yang ditulis berulang itu (selain menunjukkan jumlah yangg jamak tentu) dibuat karena beberapa faktor lain. Faktor-faktor itu bisa berupa jenis objek, proses pembuatan dan lain-lain. Salah satu faktornya adalah karena emosi.
![]() |
Hati Hati :p |
Penegasan emosi, misalnya pada kata "hati-hati". Secara emosional orang yang menyampaikan pesan untuk "hati-hati" kepada orang lain adalah tinggi. Dalam kata hati_hati terdapat sebuah ketegasan, kecemasan, perhatian, sayang yang tinggi. Walaupun pendek dan dengan nada rendah diucapkan, di dalam arti kata "hati-hati" memiliki ungkapan "beeeeeeeeeeeeee carefuuuuuuuuuuuuuuuuul".
Kupu-kupu secara emosional terlihat lebih indah dibanding capung. Kalau kura-kura secara emosional karena jalannya terhentak-hentak dan lamban. Jadi nggak cocok kalau siput ditulis siput-siput. Seharusnya ditulis "siiiiiiiput".
Nah, kalau laki-laki ditulis dua kali karena kekerasan manusia berjenis ini memang tak ada tandingannya. Penulisan laki-laki itu dibuat untuk mempertegas sifatnya yang jantan, yang rock, mantap, stabil, penuh wibawa dll.
Kalau katanya bang Freddy: Kalau "laki" bisa kalah oleh "wanita", tapi "laki-laki" nggak bakal kalah oleh "wanita". Maksudnya, keegoisan laki-laki takkan bisa dikalahkan oleh wanita. Walo wanita itu tomboy sekalipun, tetap jiwa wanita yang menonjol. Kalo laki-laki, demi egonya dunia bisa dibuat perang dan membuat sedih para ibu yg ditinggal mati anak-anaknya yang turun perang.
Oooooh gitu toh...
Makasih Bang Freddy Hernawan atas status facebooknya yang bermanfaat dan sudah saya pindahin ke blog dengan sukses hehe.
Semoga menambah ilmu teman-teman dalam khazanah Bahasa :)
wanita - wanita hahahaha sumpah ku jadi ngakak bacanya din, btw fb nya apa? :P
ReplyDeletelah kok wanita 0_o kan pria yg diulang, laki-laki :p
Deletefacebook: www.facebook.com/diniehz
bagaimana kalau "cinta-cinta" ....
ReplyDeleteitu definisi penegasan kan? Aku tegaskan kalau pengulangan kata itu kini sedang ada padaku ....
ayo, coba ajukan ke pusat bahasa supaya ditambahin kata "cinta-cinta" :D
Deleteoh gitu tho ini, he-he
ReplyDeleteyoha
DeleteWah ternyata Bahasa Indonesia memang unik dan semakin menarik ya. Wah saya jadi merasa bersalah jika tidak bisa menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan Benar. Hiheieiieheiee. Saya harus banyak belajar
ReplyDeleteyuk yuk
Deletetrims mbak diniehz jadi tambah wawasan nih
ReplyDeletewookeh
Deleteowwhhh ternyata begitu yah, makasih mba jadi tambah ilmu nih:}
ReplyDeletewaw,
ReplyDeletefilosofinya keren mbak,
ada satu ide dari saya,
kenapa Laba-Laba, bukannya Laba?
karena Laba-Laba adalah seorang lulusan ilmu manajemen keuangan dan dia selalu kerepotan mengatur jurnal income balance-nya, jadi yang ada difikirannya hanya Laba atau Rugi, karena dia selalu berorientasi pada keuntungan, makanya dia orang yang Labaaaaaa banget, makanya harus dituliskan Laba-Laba, haha..
huwakakakakakak =))
Deletebisa aja..
kalo bahasa jawa, cukup: kupu, Mbak.
ReplyDeleteGa pake 'the' kan pak? Hehehe
Delete