Tulisan ini saya salin dari blognya Marshanda. Tidak semua tulisan, hanya saya ambil beberapa bagian yang represent my words to express my recent feeling I have ;)
Here they are, the Marshanda's:
It’s not that easy to be a high performer. It really isn’t!! Mungkin internal force bisa dibangun (yang basically gak mudah juga) Tapi external force juga bagi gw, jujur, sangat berpengaruh. Internal force diatas adalah semangat, ambisi, konsistensi, persistence, determination, proses belajar terus menerus, disiplin, dan fokus. Kalo external force itu adalah konsistensi untuk terus memperbaharui diri dengan belajar hal-hal baru yang sesuai dengan goals kita dan bahwa adanya support dari lingkungan sekitar itu sangat penting. Contohnya, kita harus berteman dengan orang-orang yang memenuhi, atau mengarah ke, kriteria kepribadian dan perilaku seorang high performer. Karena kalo kita udah semangat berapi-api, tapi lingkungan nggak kondusif, biasanya agak susah untuk keep our pace. Analogi randomnya misalnya sebatang emas, tapi ditaro dilumpur dan didiemin karena ngga terlihat dan bahkan keinjek-injek kaki orang yang lewat. Beda nilainya dengan emas yang diambil oleh “tangan yang tepat” dan dipoles dari kotoran-kotoran dipermukaannya, terus diperindah dengan ukiran-ukiran, dan kemudian dijual dengan harga tinggi. Dengan kata lain, potensi yang nggak terdukung oleh kendali orang-orang yang tepat akan jadi sia-sia dan tak bernilai.
Dan pentingnya lingkungan itu emang kerasa banget hanya dalam beberapa hari pertama gw ikut online course ini. Gw merasa dikelilingi orang-orang yang sangat positif yang ingin terus mengembangkan diri throughout their lives. Mereka adalah 799 peserta lainnya yang juga mengikuti course ini. Luar biasa how being in such environment and focusing on them influences my mind and behavior to stay on the right track. Rather than focusing on the negative energy we get from negative shallow people yang mungkin ada dalam hidup kita masing-masing yang kerjaannya mengkritik atau menjelekkan orang lain, and feel happy and fulfilled doing it. Capek banget kan tenggelam dalam kritikan atau ejekan orang lain terhadap diri kita. Seperti haters di social media, atau banyak contoh real lainnya. So useless mendengarkan celotehan orang-orang ini, karena dengan focusing kesitu energi kita akan drained down akibat aura negatif yang ada dipikiran kita dan kemudian menyebar ke sel-sel di tubuh kita. Kita jadi fokus pada hal-hal yang ngga ada, yang kurang, yang jelek bagi kita. Sementara dengan mengelilingi diri sendiri dengan orang-orang yang fokus pada strength mereka dan saling support karena mengerti pentingnya meraih sukses dalam hidup itu SANGAT truly energizing.
Seriously! Gw ngomong gini karena memang merasakan langsung. Jadi kalo ada istilah “kalo bertemen itu jangan pilih-pilih.” Well, frankly gw bukan penganut paham itu. Dalam arti, gw tetap bereman sama siapa saja. Tapi yang gw jadikan sahabat atau the ones that i hang out with the most adalah orang-orang yang bagi gw bisa membawa pengaruh positif bagi gw. I honestly dont wanna waste my time dengan orang-orang yang hobinya adalah dengan sengaja point out flaws orang lain, atau ngegosipin dan ngomongin hal negatifnya orang lain. Kenapa? Cos i care for my life, i care for the way i think most of the time, cos the way i think most of the time itu terbentuk dari yang namanya kebiasaan. Kalo kita terbiasa dikelilingi dengan orang-orang yang sering menggunakan kalimat-kalimat atau pembahasan negatif, maka cara berpikir kita juga jadi akan terbiasa bekerja dengan membentuk kalimat-kalimat negatif atau melihat hal-hal dari sudut pandang yang sempit.
Dan satu lagi alasannya adalah karena gw care for my inner peace!! Jelas kita akan gelisah kalo sedang atau habis melakukan hal yang negatif, entah menjadi pelaku aktif atau hanya sebagai pelaku pasif—pendengarnya. Pasti nggak enak rasanya, dan gw lebih prefer untuk ngobrol-ngobrol dengan orang yang berpikir ke depan, orang-orang yang peduli dengan sekitarnya, people who talks about ideas and rare point of views yang menginspirasi gw. Dengan begitu setelahnya pasti gw akan pulang dengan perasaan enlightened dan senang. Karena gw berhasil mengisi hari gw dengan hal-hal yang truly positive dan membangun diri.
So, basically gw seneng banget dikaruniakan Allah keinginan unutk belajar seperti selama ini. Walaupun nggak 24/7 juga sih kepengennya. Jujur gw pengen lebih haus lagi untuk belajar karena gw pengen jadi lebih sukses lagi. Dalam banyak aspek. Dan gw seneng bisa dikasih kesempatan untuk nemuin linknya Brendon Burchard yang promoin online coursenya yang sangat precious itu. Walaupun gw agak behind karena kesibukan-kesibukan lainnya, tapi gw pengen nyelesaiin course ini. Karena gw percaya, memperbaharui diri itu didapatkan dari melakukan 2 hal. Yaitu MENERIMA dan MEMBERI. Menerima adalah belajar dari seorang coach, guru, senior, kakak, orang tua, dan sebagainya.. Sementara memberi adalah membagikan pada orang lain apa yang kita sudah miliki. Membagikan inspirasi dan hikmah berharga apa yang sudah kita terima dan rasakan.
To give back what you get, will make you get more than what you give. :)
Yup!! Itulah the other angle to see my previous situation. I got it! Gw berhasil nemuin sudut pandang berbeda, dan sadar bahwa tadi gw lupa bersyukur dengan mengingat-ingat apa aja nikmat yang Allah udah kasih ke gw. Dan itu rasanya lebih nikmat :)
--------------------
Well, then. That's all. Yang saya bold cukup merepresentasikan apa yang belakangan saya rasakan.
Na..na..na..na..na.. ~ *ceritanya nyanyi :-P*
Nah ini patut di coba dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari
ReplyDeleteokesip
DeleteSekedar berbagi;...dalam beberapa hal saya setuju dengan pandangan diatas. Soal persahabatan saya cenderung setuju (meski tidak 100%) dengan tulisan Gibran Kahlil Gibran;' tidak ada teman sejati...yang ada hanyalah kepentingan'. Ketika berkarya saya nggak terlalu peduli dengan apapun kecuali terus mengembangkan imaji untuk membuat karya yang bagus. Tapi setelah itu, kebutuhan untuk berinteraksi sosial tak bisa diabaikan karena dari para sahabat, customer dan kenalan lah yang 'menggaji' saya. Dengan demikian kelangsungan hidup untuk terus berkarya terus berlanjut. Dan sudah saya rasakan kalo kita care dengan tulus terhadap siapapun...rejeki akan selalu mengalir dengan sendirinya. Saya nggak terlalu risau lagi apakah orang-orang itu baik?..karena perbaikan selalu dimulai dari diri kita sendiri (pendapat ini hampir sama dengan apa yang selalu disampaikan Mario Teguh dan motivator2 lainnya). Maafkan saya jika komentar ini kurang berkenan karena kekurangan saya dalam memahami arikel diatas. Tapi point nya sama koq, menyebarkan epos! (energi positif).
ReplyDeletenah, that's the point mbak, EPOS alias energi positif :D
Deletegpp mbak, saya seneng banget dikomenin sepanjang ini ^^
Luar biasa menginspirasi postingan saya hari ini juga Miss Syahdini awesome. Mencerahkan. Setuju dengan mba Yunism bahwa kalaw kita care dengan tulus terhadap siapapun...rejeki akan selalu mengalir dengan sendirinya. Allah SWT Maha Kaya. Memberi kepada orang lain sejauh itu bermanfaat adalah berbagi kebahagiaan dan manfaat adalah hal yang baik.
ReplyDeletesiip :)
Deleteseleksi alam.
ReplyDeleteketika berteman dengan semua orang. tidak semuanya bisa dekat. berbagi sesuai dengan kepentingan tiap pertemanan.
boleh juga deh :)
Deletebeda gak sih.. antara teman dan kawan?
ReplyDeleteMenurut pendapat saya sama saja. Sahabat, Teman , Kawan dan juga sohib. Berteman dan berkawan bisa dengan manusia (Mahkluk hidup) maupun benda mati. Saya berkawan dengan kamus setiap hari
Deletenah, makasih kang udah bantu jawab :D
Deleteehheheh, berteman tapi tak berteman ckckckck. Ada juga lho. Tapi ttp hars ga boleh memilih dari rupa dll. Yang penting arah dan niatan yg terbaik bagaimana dalam diri kita. So smile ^_^ kepda siapapun tnpa memndang dan memilah-milah jga kan dari senyuman menjadi kawan hehe.
ReplyDeletepanajng uy..
dan yg penting membawa kebaikan sip.EH MARSYA punya Blog yah? hehe
punya :D
Deleteitu amarshanda.com :)
saya baca postingan ini jadi ikut menggebu gebu, ada beberapa kaat yang saya gak ngerti artinya apa, tapi saya paham maksudnya, mungkin lain kali kalo kakak mau copas punya org lagi kudu diterjemahin deh, hehe
ReplyDeletexixixixi ntar ga orisinil dianya di :p
Deletebaeklah, ntar di translate buat Hadi deh ya..
Menerima dan memberi :() absolutely
ReplyDeletejempoll
Deletesaya lick aja dulu nih, belum sempat baca, masih di perjalanan dan istirahat di jalan, buka deh blog ini...
ReplyDeletebaik sekali bapak ^^
Deletesaya setuju dengan marshanda. dia bilang bukan penganut faham berteman tidak pilih-pilih. benar. bagi saya, sekarang, berteman harus memilih. kalau saya harus mengulang pergaulan di era lalu yang cukup berpengaruh ke moral saya menjadi destruktif, tentu itu tidak saya inginkan. saya harus pilih lingkungan yang shalih dan hanif untuk dapat menuntun dan menjaga saya ke jalan yang saya idealkan sekarang. ini sekarang, dan ini tidak lagi main-main menentukan jalan.
Deletesip pak, that's what I really mean for posting this :)
DeleteMENERIMA dan MEMBERI. Menerima adalah belajar dari seorang. Sementara memberi adalah membagikan pada orang lain apa yang kita sudah miliki. Itulah hukum alam, jika kita memberi kelah pasti kita menerima.
ReplyDeletemanusia butuh teman ....yang terpenting itu memberi kebaikan.
ReplyDeletekarena persahabatan kita mengerti tentang dunia....
yoiyoi
Deletedengan persahabatan semua bisa jadi ringan, asalkan saling menghormati..
ReplyDelete:)
DeleteSuka plus Setuju ^^
ReplyDeleteAku juga meluncur nih ke Blognya Marshanda ^^, tak kirain bukan Marshanda yg artis, ternyata eh ... dia ^^. Keren ....
keren abiss :D
Deleteperbanyak teman akan bisa mendatangkan hal kebaikan...yang penting berteman tidak saling menyakiti.
ReplyDeleteiya mbak.
Deletejangan pilih2 sahabat, kalo aq prinsipnya gauli (jadikan teman) mereka walau mereka bukan orang baik sekalipun. Hikmahnya kita bisa tau mana yang baik dan mana yang buruk ,mana yang mesti dan mana yang harus ditinggalkan, banyak teman juga memang banyak rejeki mbak hehe, tapi kalo mau jadi playboy jgn deh banyak2 sahabat, wkwkw bnyak mata2 nya #lols
ReplyDeletexixixixi dasar pleiboi ah randy :p
Delete^^v pissss
Ih quotenya agak dalem yah.
ReplyDeleteho ohh
Deletegw juga ga pilih2 kalo temenan, everybody can be my friend, but to be my best friend is not so easy coz untuk jadi sahabat gw, orang-orang itu harus bisa into me and of course comfortable is number one kan? *gaya ngomongnya ceritanya ngikutin marshanda* *ga dijitak kan dince? :P
ReplyDelete*kejar pake pentungan*
Deletesetuju kawan..malahan bagi saya berteman adalah pilihan bagi kita..kalau berteman dengan penjahat tidak masalah..tapi yang jadi masalah kalau dia mempengaruhi kita untuk jadi penjahat atau akan menjahati kita..so maka berteman itu harus pilihan kita sendiri :)
ReplyDeleteyoooi.. setuju deh sama kamuu ^^
Deleteapa yang dirasakan oleh Marshanda masih saya alami, tepatnya pada poin ini => Karena kalo kita udah semangat berapi-api, tapi lingkungan nggak kondusif, biasanya agak susah untuk keep our pace
ReplyDeleteYa, dengan kondisi seperti ini saya harus berjuang ekstra keras untuk membangun cita-cita saya dan mengembangkan diri. Bukan ingin mendramatisir, tapi memang sangat berat mengerjakan hal yang kita sukai tapi tidak di support oleh orang lain bahkan oleh semua anggota keluarga... **maaf kalau saya jadi curcol :(
Hingga pada akhirnya, saya memutuskan untuk hijrah. "Karena salah satu cara terbaik untuk berubah menjadi lebih baik atau mempertahankan hal-hal yang baik adalah dengan hijrah.
Ketika lingkungan atau orang-orang yang berada di sekitarmu sudah terlalu lekat memaksakan kehendak mereka dan mulai bertindak semena-mena, bahkan ketika kesabaran bukan merupakan tameng yang kuat lagi, maka segeralah pergi dan tinggalkan semuanya" begitu ucap saya pada diri sendiri :)
pajak curcol bayar di kasir ya mbak :p
Deletebeneran mbak, kalo kita ga kuat dengan pengaruh2 buruk lingkungan sekitar, mendingan kitanya aja yang 'kabur', demi kebaikan bersama tentu :)
Good..
ReplyDeleteseperti halnya saya yang selalu berteman dengan siapapun, namun untuk menjadikan teman yang sesungguhnya, teman yang benar-benar bisa diajak bersua ataupun duka saya akan selalu memilah, terutama teman sehidup semati..hehehehe..
Terimakasih atas postingya..
yoiii.. sama2 :)
Deletesetujuuuuuu.....ane...ma'mum aje dehhh...penting slametttt...
ReplyDeletehahaha
Deletemampir saja mbak diniehz
ReplyDeletebaiklah..
DeletePada akhirnya kita terbiasa memilih orang yang kita rasa lebih baik untuk kita :)
ReplyDeletebener.. :)
Deletedan teman bukan lah untuk dipilih tp akan menjadi kebutuhan di saat saat yg berdeba #itu kata monkey lho :P
ReplyDeleteejieeh,pengalaman pribadi ya :p
Deleteberikanlah, maka kamu akan mendapatkan lebih..
ReplyDeletebeteman dengan siapa saja
Deletetapi ikutilah teman yang membuat ke arah yang lebih baik
:)
@isnan, yoiyoi :)
Delete@fajar, betuul..
ini perlu diterapkan dikehidupan kita,
ReplyDeleteterimakasih sudah berbagi ,,,
teman sehidup semati ku adalah istri tercinta sob ,,, :)
wilujeng ngeblog
mantap!
Deletewilujeng juga kang asep :)
Keren banget tulisannya Marshanda...
ReplyDeleteThanks sharingnya Mbak Din...
oke Una.
DeleteSngat bgus nch buat pilih" shabat .... thanks
ReplyDeletesip..
DeleteKepanjangan postingannya, #langsungkomeng :p
ReplyDeletehahaha dasarrr
Deletesaya kalo berteman saja ga pilih2. Sy ga peduli meski beda visi, misi, paham, usia dll. Tapi kalo untuk sahabat', sy tentu hrs memilih someone yg punya selera sama, setidaknya mendekati sama...
ReplyDeleteyoih mbak :)
DeleteBagus juga mba artikel nya..bisa untuk di sharingkan dan di terapkan..dalam diri kita...dalam memilih sahabat...salam kenal mba ..
ReplyDelete