dhz tweets fb dhz dhz on pinterest dhz g+ dhz socmed dhz blogs dhz is ... Home Home Image Map

Thursday 5 April 2012

Sarasehan Bahasa bagian 1

Saya takjub dan terkejut mengetahui bahwasanya barang yang biasa saya sebut sebagai mic memiliki padanan kata: PELANTANG. Lebih kaget lagi waktu diberi tahu: Calir adalah padanan kata dari Handbody Lotion. Subhanallaah. Rupanya masih banyak kosakata Bahasa Indonesia yang belum saya ketahui!

Ilmu tersebut saya dapatkan setelah mengikuti Sarasehan Bahasa yang diadakan oleh Radio Volare. Ini dia Undangannya.


Pas sekali acara ini diadakan pada 24 Maret, ketika saya yang waktu itu sedang di Pontianak memang belum punya agenda mau kemana-mana. Berhubung pesertanya terbatas, maka saya pun menghubungi nomor telepon atas nama Hani yang tertera pada adlibs yang saya bacakan saat siaran. Rupanya, Hani yang dimaksud adalah Kak Hani 'honeylizious' Rohani Syawaliah :D

Tapi, di acara kemarin saya tak sekedar menjadi peserta. Alhamdulillaah ditawari untuk menjadi moderator pula sama Mbak Temi. Haseeek.

Oke, mari memulai sarasehan bahasa yang terselenggara masih dalam rangka HUT Volare ke-39 ini.

Pembicara pertama pada sarasehan ini adalah Ibu Evi Novianti, M.Hum yang menyampaikan materi berjudul "Sudah terlalu miskinkah Bahasa Indonesia?"

Kalimat tanya tersebut menjadi materi pertama dalam rangka melihat banyaknya orang Indonesia yang memilih untuk gunakan bahasa asing. Baik dalam penggunaan nama toko, pemakaian dalam media *yang menjadi tema utama dari pelaksanaan sarasehan ini*, serta dalam penggunaan sehari-hari. 

Coba deh teman-teman perhatikan toko dan gerai di sekitar tempat tinggal masing-masing. Mudah sekali kita temukan tulisan-tulisan di plang nama toko seperti: Dini Cyber, Cozy Boutique, atau Terima Service HP.   Mengapa harus gunakan Bahasa Inggris? Apakah salah kalau diganti dengan Warnet Dini, misalnya? Yaa, kan supaya keren gitu. Hmmm, baiklaaah.

Kalau penggunaannya tepat sih tiada mengapa ya. Kalau kemudian maksudnya supaya keren tapi jadinya malah hancurrr seperti tulisan di kompasiana ini, jadinya kan malah lucu dan memalukan hihihi.

Bahasa asing memang diperlukan dalam pergaulan internasional. Namun, penggunaannya harus sesuai dengan ranahnya. Artinya, boleh saja gunakan bahasa asing asalkan perhatikan waktu dan tempat. Begitu kata Ibu Evi di Sabtu sore yang sejuk itu.

Mencintai Bahasa Indonesia bukan berarti alergi atau anti dengan bahasa asing. 

Saya berhasil mencatat beberapa faktor yang menyebabkan orang menjadi cenderung gunakan bahasa asing. 

1. Cara pandang yang salah

Dalam hal ini, banyak orang yang menganggap bahwa segala hal yang berasal dari luar negeri itu bergengsi. Milik sendiri sih kampungan, tidak keren. Lagipula, nama usaha dengan kosakata asing pasti jauh lebih menarik. Padahal, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Coba kita lihat orang Jepang. Mereka bangga loh gunakan bahasa mereka sendiri sebagai nama produk buatan mereka. Tetap keren dan tetap laris juga kan :)

2. Beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Semakin berkembangnya teknologi membuat istilah-istilah asing jadi lebih mudah untuk masuk ke para pengguna bahasa. Semakin mudah deh jadinya kita terpengaruh dan menganggap bahwa bahasa asing tersebut adalah bagian dari bahasa kita. Seperti 2 kata yang saya sebutkan di awal: mic dan lotion. Padanan kata Bahasa Indonesianya yang justru terdengar asing ya di telinga kita ._.

3. Sikap positif terhadap Bahasa Indonesia masih rendah

Menurut Ibu Evi, ada 3 tolak ukur sikap positif kita terhadap Bahasa Indonesia: Bangga akan Bahasa Indonesia, Setia dengan Bahasa Indonesia, dan sadar untuk dengan kaidah Bahasa Indonesia. 

Nah, bagaimana? Sudah seberapa besar sikap positif kita terhadap Bahasa Indonesia?

8 comments:

  1. Mencintai Bahasa Indonesia bukan berarti alergi atau anti dengan bahasa asing. Ini memang tepat, walaupun postingan atau artikel saya dalam Bahasa Asing, bukan berarti saya tidak cinta Indonesia.

    Artikel saya tentang traditional food , begitu amat menyukai hidangan Indonesia, kuliner Indonesia tercinta, bukankah itu juga merupakan salah satu bentuk kecintaan kita terhadap Indonesia. I am proud to be Indonesian for the rest of my life

    Great Posting

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya, suka Bahasa Inggris dan alumni FKIP B. Inggris, cinta bahasa Indonesia :D

      Spt kata ibu Evi, tak pernah dilarang gunakan bahasa asing, asalkan tepat waktu dan tempat penggunaannya. Spt blognya kang asep, berbahasa Inggris, malah bisa jadi sarana promosi Indonesia utk org2 bule :)

      Delete
  2. HIDUPPPP! BAHASA INDONESIA!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eaaa yang jurusan bahasa Indonesia :p

      Hiduuuup \(∩.̮∩)/

      Delete
  3. jadi malyu, suka pake bahasa asingg kalo lagi chat sama temen *tutupmukapakefolder*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tiada mengapa mba nurul, chat kan *ini campur kode, bahasannya besok :p* dalam ragam santai dan nonformal..

      Saya juga malah suka campur aduk bahasa klo lagi ngobrol muehuehue..

      Delete
  4. Mari kita Belajar Bahasa Indonesia.. Kamek belajar kembali bahasa Indonesia sejak bergabung dengan Radio Volare :D Yang dulunya kalau nulis suke nak dipisah, padahal harus digabung :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak ilmu ye el dari Radio Volare :) Alhamdulillaah..

      Delete