
Do IT! Doa Ikhtiar Tawakkal.
Dalam salah satu pesannya, seseorang yang saya letakkan spesial posisinya dalam hidup saya itu pernah mengirimkan pesan singkat pada saya, yang isinya begini: "Kalau doa diijabah, mungkin Allah ingin menguji seberapa besar rasa syukur kita. Kalau tidak, mungkin Ia punya hadiah yang jauh lebih baik dari yang kita minta".
Sebuah kalimat sejuk, melingkupi relung hati saya yang sepertinya bimbang waktu itu. Bimbang, apakah akan terus berdoa, berharap pada Allah untuk permintaan saya, atau diam tergamam membiarkan segalanya berjalan.
Dan saya terus berdoa, tetap berdoa. Allah berjanji pada hamba-hambaNya: "Ud u ni astajib lakum", berdo’alah kepada-Ku nisscaya Aku akan mengabulkan doa mu. Berdoa selalu, kawan. Doa yang jujur, doa yang penuh keikhlasan, disertai kepercayaan. Jika kita percaya pada doa kita, artinya akan disertai dengan usaha bukan? Di sanalah Allah akan melihat kesungguhan dan keikhlasan hati kita, untuk kemudian mengabulkan doa-doa kita. Wallahualam.
Kemudian saya teringat materi liqo di awal pertama saya mengenal tarbiyah. Bahwa doa memiliki kekuatan untuk mengubah takdir. Rasanya saya tidak mau percaya saja waktu itu, sampai akhirnya malam ini saya diingatkan oleh sebuah hadits Rasul SAW: “Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah ta’aala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065)
Subhanallah!! Kuat betul sang doa.
Saya mengilas balik kisah studi saya selama ini. Seminar saya yang terjadi di siang hari, dengan hujan amat sangat deras di pagi hari. Tak mungkin seminar hari itu akan bisa lancar tanpa doa dari orang-orang yang sudah saya rikwes untuk mendoakan saya. Saya minta semua doa mereka, karena mungkin saja bukan persiapan saya yang membuat seminar saya lancar, melainkan ijabah dari Allah atas doa mereka. Dan kejadian 22 Oktober 2009 itu pasti sudah tercatat di Lauhul Mahfudz.
Lantas saya mengingat sebuah kalimat: "Aku tidak takut bertemu dengan hari esok karena hari esok penuh dengan harapan. Hari esok merupakan masa yang belum tersentuh dan belum mempunyai bentuk."
Ya, hari esok penuh dengan harapan. Saya tak perlu terlalu sibuk dengan hari esok, kecuali mempersiapkan diri sebaik mungkin hari ini. Karena hari ini adalah bekal untuk esok hari.
Maka saya terus berdoa. Berdoa sebanyak-banyaknya. Meminta doa pula, sebanyak-banyaknya. Karena doa memiliki kekuatan luar biasa jika kita percaya.
“Ya Allah, perbaikilah agamaku untukku yang mana ia merupakan penjaga perkaraku. Perbaikilah duniaku yang di dalamnya terdapat kehidupanku. Perbaikilah akhiratku untukku yang di dalamnya terdapat tempat kembaliku. Jadikanlah hidupku sebagai tambahan untukku dalam setiap kebaikan, serta jadikanlah matiku sebagai istirahat untukku dari segala keburukan.” (HR Muslim 4897)
Sebagian sumber dari sini