dhz tweets fb dhz dhz on pinterest dhz g+ dhz socmed dhz blogs dhz is ... Home Home Image Map

Monday, 31 August 2009

Social Butterfly


The Butterflies

I love butterfly, so much. But I believe that I am now not a full social butterfly. What is a social butterfly? Boleh deh baca artikel dari sini. Tapi, biar gampang, saya copy aja ya artikelnya di mari :D Check it out, then.

Terminologi ‘Social Butterfly’ biasanya diterapkan bagi mereka yang suka lompat dari satu pesta ke pesta lain. Namun batasan ini bisa juga digunakan untuk mereka yang suka bergaul dari satu jaringan sosial online jaringan lain untuk tetap up date informasi terkini.

Anda adalah seorang ‘Social Butterfly’ apabila:


* Memiliki ratusan teman dan kontak di beberapa jaringan sosial seperti Facebook, MySpace, Twitter, LinkedIn, Windows Live dan Friendster.
* Menghabiskan waktu lebih dari dua jam sehari untuk berpartisipasi di beberapa jaringan sosial untuk tetap berhubungan dengan teman-teman; membagi berita terkini dengan komunitas; upload foto; mencoba berbagai ragam kuis; mempersonalisasikan halaman dan hal lainnya
* Tidak bisa berhenti untuk masuk ke jaringan sosial baik melalui PC, laptop ataupun HP setiap kali kamu mempunyai waktu luang.
* Seringkali masuk ke situs jaringan sosial untuk “sekedar mengintip” di saat Anda sedang bekerja (atau pada saat Anda seharusnya bekerja!).
* Merasa terputus dari dunia luar, apabila tidak online atau belum terkoneksi ke berbagai situs jaringan sosial Anda setiap harinya.


Kenapa saya sekarang bisa dengan pede mengklaim diri bahwasanya saya bukan a full social butterfly?


Well, well. Secara definisi, memang betul saya masih suka lompat ke sana ke sini untuk tetap update informasi. Especially, ke situs jaringan sosial. As I once said that I have some lines in cyber: facebook, 3 friendsters, multiply, plurk, twitter, tagged, hi5, and myspace. Tapi, saya belum memiliki ratusan teman di tiap situs jaringan itu. Belakangan juga saya ga ngabisin waktu sampe berjamjam di depan koneksi internet untuk partisipasi di jaringan sosial, kecuali kalo pas lagi siaran yang durasinya memang lumayan lama. Kalo di rumah, udah rada males *karena rupanya nyelesain proposal penelitian jauh lebih 'mengasyikkan' daripada berjamjam taking part di social networking sites*.


Sisanya, sedikit banyak ada lah. Sebetulnya, untuk point terakhir, saya ga yang segitunya merasa terputus dari dunia luar kalo ga login ke social networking sites, especially facebook. Hanyasaja ternyata kawan, hari ini saya ga jadi ikutan ifthor bareng Volare Network karena saya baru tau ada undangan untuk menghadiri buka puasa dari rekan sestudio, yang ternyata invitationnya dikasi via facebook. Nah, berhubung beberapa hari belakangan saya ga login facebook, maka saya pun ga tau ada acara buka puasa bersama karyawan Volare Network.


Ah baiklah. Saya tetap tidak mau mengklaim diri saya sebagai a full social butterfly, secinta apapun saya pada kupukupu. Lebih baik saya mengklaim diri saya sebagai thekupu saja meskipun belum terdaftar di UNESCO sebagai hak milik Indonesia. Malaysia, tolong jangan rampok saya ya. Kalian yang ngomporin Indonesia dan Malaysia untuk perang juga dong tolong plis, jangan memprovokasi begitu. Sudah cukuplah ledakan yang banyak itu kalian buat, duhay Amerika, Inggris, Australia, dan Israel. Lebih baik kita konsentrasi saja dengan urusan dalam negeri masingmasing.


*entahlah, saya juga ga ngerti apa hubungan antara Social Butterfly dengan isu Klaim Malaysia yang berujung pada beberapa nama negara*


Haha.. tulisan ini teruntukmu, kawanku nun jauh di sana. Teruntukmu yang sangat menginspirasi dan memberikan semangat tambahan padaku tanpa kau sadari.

Tuesday, 25 August 2009

Menghemat Kalimat


“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ‘Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Muslim no. 1151)

Jadi sudah jelas ya, bahwa bau mulut orang yang berpuasa, ketika di sisi Allah, lebih harum daripada minyak kasturi. Malah, waktu ikut kuliah dhuha hari Minggu lalu di Pontianak Utara, Pak Ustadz sempat berkata, makin ga sedap aroma mulut orang yang berpuasa, makin harum di sisi Allah. Wallahualam. Anyway, bukan berarti mentangmentang di sisi Allah bau mulut kita yang berpuasa lebih harum dari minyak kasturi, trus smakin bersemangat mengumbar bau mulut dan berdalil dengan Hadits di atas donk yah. Saya lebih memilih untuk berusaha semaksimal mungkin menghemat kalimat. Urusan bau mulut jadinya ga kecium garagara ga ngomong, what so ever?

Penilaian di sisi Allah yang lebih penting, kan? Dan berhubung judul tulisan kali ini adalah menghemat kalimat, jadi rangkaian kalimat untuk tulisan kali ini, sampai di sini saja. Menghemat kalimat untuk produksi kalimatkalimat bermanfaat, tentu saja. Semoga bisa terimplementasi dengan baik di kehidupan seharihari saya, amiin.

Thursday, 20 August 2009

Tamu Agung, Ramadhan

Alhamdulillah, getting much closer to Ramadhan, ya kawan. Tentunya harus disambut dengan perasaan gembira yang bertahta di singgasana tertinggi dari dalam hati. Semangat juga harus smakin menjadi, dong. Semangat untuk lebih bersabar, semangat untuk mengubah attitude menjadi jauh lebih baik, semangat untuk fastabiqul khairat, semangat untuk mengejar beragam target!!

Sebetulnya, semangat seperti yang seringkali muncul di bulan Ramadhan lewat gerakan ribuan muslim di seluruh dunia sudah selayaknya ada di semua bulan. Tapi, ya namanya manusia seringkali udah tau tapi suka lupa, lebih sering ga inget, maka beruntunglah bagi kita yang masih diberikan genap usia untuk tiba di bulan Ramadhan ini. Maka, jika kita termasuk yang cukup sering lupa dan khilaf, ayuklah mari jadikan Ramadhan sebagai bulan untuk mengingatkan semangat, menambah kualitas ketaqwaan, memperbarui kesegeran hati yang mulai rapuh.

Karena Ramadhan adalah tamu yang sangat agung, maka ribuan umat muslim di berbagai belahan dunia menyambutnya dengan cara sangat spesial. Media massa, sepertinya tak satupun yang ga punya program Ramadhan. Rumah kita juga mengalami perubahan, menjadi jauh lebih menyenangkan. Begitu juga Partai Keadilan Sejahtera yang Partai Dakwah. Siang hingga sore ini, alhamdulillah Pawai Ta'aruf yang start dari Tugu Khatulistiwa dan finish di Alun Alun Kapus sukses dan gemilang. Jika 2 tahun sebelumnya Allah menurunkan rahmatNya melalui hujan di tengahtengah pawai ta'aruf, maka rahmat Allah kali ini turun sesudah para peserta pawai tiba di rumah. Hujan yang lebat di malam hari. Rekayasa yang sangat sempurna dari yang Maha Sempurna.

Tamu Agung, Ramadhan juga disambut Malaikat Jibril melalui Doa: "Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad bila sebelum Ramadhan tidak saling memaafkan terhadap kedua orang tua selagi masih hidup, kepada suami/isteri dan kepada warga sekitar lingkungannya." Doa yang Rasul amini sebanyak tiga kali.

That's why, since it's getting closer to Ramadhan, I do really hope all of the people would like to open their heart, as well as you.. I hope your heart is wide-opened to unleash all the bad things about me from your mind, to sincerely have me oke in Allah's view. Don't worry, I do the same way to you ^_^

Have a nice Ramadhan preparation. Getting closer to Ramadhan, much hope to be much better in attitude.

Monday, 10 August 2009

kirimlah, saya akan kembali

Dengan ini, saya menyatakan kalo saya akan berangkat ke Bandung. Halhal yang berkaitan dengan janjijanji yang akan disampaikan maupun diberikan kepada saya, seperti janji mau bikinin saya sesuatu, janji mau ngirimin saya kado, dan janjijanji lain yang masih tertunda serta diselimuti kalimat: "mungkin lain kali, maybe next time", maupun kalimat: "saya orangnya pelupa", tetap akan selalu tercatat sebagai janji, dan saya nantikan kirimannya ke alamat saya.

Weleh, hubungannya sama saya akan berangkat ke Bandung apa, gituh? Heheheh. Yah, itu artinya dan maksutnya tuh begini loh. Jadi, kalo semisalnya temanteman ngerasa pernah akan ngasih ato berniat memberikan sesuatu sama saya, baik dalam rangka sesuatu maupun dalam rangka cuman mau ngasih aja, ya udah kasih aja walopun mungkin ketika barangnya dikirim, saya sedang tidak berada di tempat. Seminggu ini saya akan meninggalkan Pontianak, meskipun saya mencintai Pontianak. Jadi, kemungkinan, ketika barang dikirim *kok saya pede banget ya kayak bakalan ada yang ngirimin saya sesuatu, gituh :p* saya mungkin sedang tidak di kantor, di rumah, maupun di kamar.


Maka dari itu, mohon pengertiannya. Bukannya apa, dikit lagi udah masuk Ramadhan nih, jadi persiapan harus semakin kencang. Dan meninggalkan kota Pontianak tercinta selama seminggu, barangkali menjadi pilihan oke untuk mengusir duriduri yang masih tertinggal di kepala. Serem kan kepala berduri wekekekek.

Well, well. So, it's gonna be my second visit to Bandung after the previous one was not really satisfying at all. Hopefully this one will replace the previous one, and at least kill my boredom of the dynamical things in my very own beloved city, Pontianak. As somebody told, Pontianak nowaday is not really a good choice to live, even just to stay. Jalanan rusak, air ga jalan, lampu sering padam, dan kabut asap yang bikin sesak.

Baiklah. Mari menghirup udara di tempat lain sejenak, kalau begitu. Rindukan saya ya, karena saya juga sangat merindukanmu, kawan. Trus, doakan saya balik ke Pontianak dalam kondisi semakin mencintai Pontianak juga. Bukannya apa. Saya merasakan bahwa saya rupanya nge-fans sama Mbah Surip dan karyakaryanya setelah beliau meninggal dunia. Artinya, sesuatu terasa berarti saat ia hilang. Saya pengen liat dan rasakan, apakah seminggu cukup membuat saya merasa kehilangan Pontianak?

Mudahmudahan kabut asap tidak menghalangi pandangan tuan pilot.

Thursday, 6 August 2009

Pontianak, riwayatmu kini...

Saya mau ke pantai, di Pontianak ga ada pantai...

Saya mau ke hutan, ah hutannya udah pada kebakar.

Asap, asap dan udara kotor aku benci.

Hingar bingar, duh ribut ga kuat lagi.

Matikan saja lampunya, biar sunyi.

Tapi, Pontianak memang lagi musim mati lampu...

Loh? Apa-apaan? Bukannya Pontianak musim duren?

Aaaargh, dari musim duren sampe musim rambutan, matilampu melulu!!

PDAM juga airnya ga jalan.

Tapi kita sudah diajari untuk tak usah banyak mengeluh.

Nikmati saja asapnya, biar mengaduh sampai gaduh. Uhuk uhuk uhuk.

Gapapa. Allah ridho kok dengan bunyi batukbatuk itu. Anggap saja sebagai penggugur dosa. Ikhlaslah, dan sebentar lagi batuk kita akan sembuh. Oke?

Pontianak, riwayatmu kini.

Sampai kapanpun aku cintai, tanah airku.

Pontianak, tempat ibuku melahirkanku.

Bahkan barangkali juga akan menjadi kota tempatku melahirkan bayibayiku nanti, kecuali kalau... kalau Pontianak berasap terus, aku mau melahirkan di tempat lain saja.

Pontianak, riwayatmu kini. Tak mengubah rasa cintaku padamu.

Air tak mengalir, masih ada Sungai Kapuas.

Merkuri di tepitepi, toh tak mengapa. Airnya masih bisa untuk mandi, mencuci, dan paling tidak dengan sampan kau kami susuri.

Aku mencintaimu, Pontianakku. I love you full.

Aku mencintaimu dengan sepenuh hati, betapapun riwayatmu kini.

Pontianak, 15 Sya'ban 1430 H.
6 Agustus 2009 M.

Monday, 3 August 2009

Ingin Khusnul Khatimah

Sakit beberapa hari lalu membuat saya sempat terpikir, "Kalo setelah ini saya ga dikasi kesembuhan sama Allah, gimana ya? Amal yaumi saya rasanya masih belum maksimal, bakalan khusnul khatimah ga saya ya?" Ihikz... jadi pengen nangis dan malu sendiri kalo keinget dengan ingatan saya itu.

Anyway, citacita kita semua pasti sama ya, temanteman. Meninggal dalam keadaan baik, atau Khusnul Khatimah atau Akhir yang Baik. Kalau pengen dapet Khusnul Khatimah, artinya ya harus melakukan usaha-usaha untuk Khusnul Khatimah selama kita njejak di dunia. Harus menyempurnakan syahadat, tobat dan mohon ampun, menutup atau mengimbangi dosa dengan amal shaleh, berdoa agar Allah wafatkan dalam keadaan Khusnul Khatimah, dan berbaik sangka pada Allah. Mudahmudahan kita tergolong orangorang yang akan diwafatkan Allah dalam keadaan Khusnul Khatimah, amiin.

Anyway, perihal Khusnul Khatimah ini mengingatkan saya sama Kakek saya yang bulan April lalu meninggal dunia. Walopun saya ga liat mayatnya dari sejak pertama beliau wafat, tapi saya yakin kakek saya meninggal Khusnul Khatimah karena beberapa tanda atau ciri ketika beliau meninggal menunjukkan itu.

Ciri-ciri Khusnul Khatimah itu, menurut Ustadz Abdul Wahid Alqi, Lc, MA *yang waktu itu adalah Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia* di Majalah Alia bulan November 2007, ada 7 point:

1. Mudah mengucap kalimat-kalimat yang mengingat Allah Ta'ala seperti mengucap syahadat dan sebagainya ketika sakaratul maut.

2. Keluar peluh atau butiran-butiran keringat di dahi. Sebab tempat ini merupakan jalan akhir berpisahnya ruh dengan jasad.

3. Mati pada hari Jum'at.

4. Mati dalam perang membela agama Allah Ta'ala (Jihad).

5. Mati dalam keadaan baik di tempat-tempat yang baik.

6. Mati ketika sedang melakukan ibadah atau sedang beramal salih.

7. Bibir tersenyum dan bola mata terbuka mengikuti perginya ruh dari jasad kita. Maka dari itu, jika melihat hal seperti itu kita disunnahkan untuk segera menutup kelopak matanya.

Ini contoh foto orang yang wafat ketika sujud di dalam shalat:

Photo is from: elkaff

Mau? Sama dong kalo gitu. Saya juga mau Khusnul Khatimah. Sekali lagi, mudahmudahan kita digolongkan Allah sebagai hambaNya yang meninggal dunia dalam keadaan Khusnul Khatimah, tidak sedang di hotel manapun trus ikut jadi korban ledakan bom. Na'udzubillahimindzalik. Semoga kita Khusnul Khatimah, trus masuk Syurga di akhirat nanti, amiin.