Rekayasa Allah SWT itu indah, dan sama sekali tidak pernah salah. Bahwa Allah selalu membuat segala sesuatu indah pada waktu dan tempatnya, sebetulnya merupakan sebuah aksioma. Tapi betul sekali bahwa kita yang manusia bandel inilah, semuamuanya perlu dibuktikan, maka dibuktikanlah beragam perihal di depan mata kita, secara LIVE bahkan beberapa terekam dengan apik baik di dalam otak sebelah kanan dan kiri, maupun di dalam pita dan kepingan kaset buatan manusia.
Rencana Allah untuk menunjukkan *sebenarnya sih lebih kepada mengingatkan, berhubung saya sudah pernah ditunjukkan perihal ini* tentang hidup zuhud itu penting, terjadi siang tadi, kawan. Siang tadi yang panas enggak, dingin juga enggak, sebelum saya akan beranjak berlomba menjadi juara 1, saya mampir ke kampus untuk urusan yang ingin segera saya selesaikan tahun ini. Segera setelah urusannya beres, saya pun nyinggahin diri menuju DPR. Kalo di kampus saya, DPR itu singkatan dari: Di bawah Pohon Rindang :D entahlah siapa yang pertama kali membuat singkatan itu, yang pasti sekarang istilah DPR di kampus sudah general bahkan populer hoho.
Nah, jadi emangnya ada apa gitu ya DPR? *seperti biasa, saya suka mutermuter nih kalo cerita* :p Jadi begini loh, kawan...
Waktu tadi duduk seorang diri DPR, menanti pukul 2 siang, tersebutlah salah seorang Dosen yang saya kagumi melewati jalan di depan tempat saya duduk. Agak jauh sih. Duh, susah nih ngasi gambarannya. Pokoknya tuh intinya, beliau lewat dengan menggunakan sepeda motor yang harigini kayaknya ga ada lagi orang lain selevel Dosen dengan titel Ph.D bersedia mengendarainya. Mau tidak mau, akhirnya saya ingat dengan tulisan ini. Subhanallah, betapa luar biasa zuhud betul Bapak Drs. Sudarsono, M.A, Ph.D yang kuliah S2 dan S3nya di Australia itu.
Lantas, saya pun mengingat kembali makna hidup zuhud.
”Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan.” (QS Al-Rahman: 26-27).
”Tiadalah perbandingan dunia ini dengan akhirat, kecuali seperti seorang yang memasukkan jarinya dalam lautan besar, maka perhatikan berapa dapatnya." (HR Muslim).
”Zuhud terhadap kehidupan dunia tidak menganggap apa yang ada pada dirimu lebih pasti dari apa yang ada pada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hendaklah engkau bergembira memperoleh pahala musibah yang menimpamu walaupun musibah itu akan tetap menimpamu.” (HR Ahmad).
Dalam hadis Qudsi, diriwayatkan, ”Allah berfirman wahai dunia, berkhidmatlah kepada orang yang telah berkhidmat kepada-Ku, dan perbudaklah orang yang mengabdi kepadamu." (HR Al-Qudlai).
Banyak betul motivasi kita untuk hidup zuhud, ya kawan. Sebenernya taunya mah udah lama sih, tapi ya itu, udah tau tapi sering lupa *ato purapura lupa?*. Tulisan bangkana sang pelukismakna boleh lah dijadiin referensi untuk urusan yang kita udah tau tapi sering lupa :)
Dan bagaimana dengan saya? Apakah saya sudah zuhud? Tentu saja saya tidak punya hak sama sekali, bahkan hak prerogatif sedikitpun, untuk menilai saya zuhud ato nggak. Pun, kalo boleh menilai diri sendiri, sepertinya jauh sayap dari kupukupu deh ;) *biasanya kan jauh panggang dari api ya hehe.. karna saya ga tahan panas, diganti aja boleh keun hehe*
Olrait. Sekian pelajaran yang bisa dipetik dari penantian untuk menjadi juara 1 hari ini. Semoga menginspirasi, dan menambah kecintaan kita pada akhirat untuk ditaruh di dalam hati, dan dunia untuk digenggam di tangan.
Paling tidak, harigini duniamaya udah dalam genggaman. Blackberry dan blackjack, dan pinkberry dan pinkjack :p *maksawarna mode: on*
hmm... memang harus terus diingatkan berulang2, karena klo lagi kena musibah (yang kadang perlu dipertanyakan, apakah layak disebut 'musibah'), masih suka 'memaksa' untuk memperoleh yang diinginkan, masih harus terus belajar untuk ikhlas.. (eh... kita lagi bahas zuhud ya, bukan ikhlas :D)
ReplyDeleteanyway, thank you for reminding ;)
hehe iyes kak... yeah skalian ikhlas juga gapapa.. karna emank buanyak hal yang harus diingatkan dalam hidup kita toh :D
ReplyDeleteyA, zUHUD...
ReplyDeletePunya tapi tak merasa punya, karena jika rasa punya itu meninggalkan rasa cinta yg lebih besar dihati dibanding kepada padaNYA, maka tak ada artinya..
jadi ingat tentang... ^_^
sungguh bukan karene referensinye, tp tulisan ini memang rase coklat, lezat dilahap
ReplyDeleteRasulullah punya istana yang begitu megah, punya harta yang begitu banyak, punya kekuasaan yang membentang dari semenanjung afrika sampai eropa barat, beliau seorang Pemimpin Dunia, punya kedudukan yang terhormat, tapi beliau memilih untuk tinggal di samping masjid Nabawi yang lebar rumahnya hanya 3 x 4 meter, beliau memilih untuk tidur di atas pelepah kurma, beliau memilih untuk tawadhu'. Itulah Zuhud...pilihan untuk akhirat saat dunia sudah dalam genggaman.
ReplyDeletepak Darsono ya..hmm..perkenalkan...saya mahasiswi yang thesisnya dibimbing beliau.. :D
ReplyDeleteanyway, the point is, zuhud is just like what Fakhrul has mentioned, you simply live your life when the world is already in your hand..
@ k'vitha, hayoooh ingat tentang apa... :?
ReplyDelete@ bangkana, referensinya membuat cakletnya makin enak kaaan ;;)
@ b'fakhrul, :x smakin mencintai Rasul SAW.. smoga kita semua dianugerahi kekuatan untuk meneladani beliau...
@ k'lisa, waaah... kereeeen thesisnya dibimbing pak dar :o
perkenalkan juga, saya mahasiswi beliau utk mata kuliah phonology hehe :$
selain DPR ada juga Amigos : Agak pinggir got sedikit hehe *OOT
ReplyDeletehaseeek, amigos adios xixixi
ReplyDelete