
Izinkan saya berjumpa dengan seorang di muka bumi ini yang sanggup membuat orang lain merasa begitu bahagia, agar saya bisa bertanya padanya, bagaimana caranya membahagiakan orang lain.
Merasa pernah membaca atau mendengar kalimat itu? Iyes, kawan. Kalimat yang sangat inspiratif itu adalah kutipan dari status facebooknya kak Lia Hizriani. Kalau gak salah ingat, kurang lebih begitulah bunyinya.
Frankly, saya tercekat ketika membaca status itu. Sekitar sebulan yang lalu kalo ga salah. Astaghfirullah. Kena betul, kawan. Rasarasanya sering sekali saya melebihi kapasitas diri dengan menyatakan bahwa: Sayalah yang membuatnya bahagia... Mereka, sahabat sayalah yang telah membahagiakan hidup saya. Seketika saja kalimat yang muncul segera setelah perasaan senang muncul dari dalam hati, segitu cepatnya juga setan merusak labirin otak untuk mengarahkannya pada muara bersyukur yang tak tepat. Padahal, sudah jelas betul bahwa rasa syukur terbesar hanya boleh diberikan untuk Allah SWT saja, bukan yang lain.
Padahal, sudah sejak lama saya menyadari perihal ini. Tapi, dasar wanita embrio ini, masih saja lalai, kawan. Jadi teteup perlu diingatkan selalu *dan mengingatkan diri sendiri, tentu saja* sebuah pesan amat berharga tak terkira yang dulu ketika saya kelas 2 SMA, selalu disebutkan oleh Pak Wagiman *guru privat saya yang sangat luar biasa kharismatik*. "Bukan begitu cara bersyukur! Orang seringkali lupa, ketika selamat dari kecelakaan, misalnya, dan diselamatkan seorang yang lewat, lantas spontan berkata: UNTUNG SAJA ADA KAMU, JADINYA SAYA SELAMAT DARI KECELAKAAN INI. Salah total!!"
Pun begitu dengan sebuah rasa menyenangkan yang sekali saja ia masuk ke dalam poripori jiwa ini, sebuah rasa bernama bahagia. Tidak ada sama sekali teori yang menyatakan bahwa seseorang bisa mewarisi kebahagiaan, bahkan sedekat apapun. Warisan kebahagiaan bisa dimakan, ditelan, dan dicerna dengan baik jika dan hanya jika pewarisnya mengkondisikan diri siap untuk menerima warisan.
Nah, maka jika warisannya sudah dapat, maka menjaganya adalah suatu hal yang bergantung pada bagaimana kita membuat jaring emasnya agar terus berharga dan bermakna, ga keluarkeluar lagi menembus poripori. Well, well. Again, saya mengingatkan diri saya sendiri sama postingan saya yang di sini, sini, sini, tinggal kita saja yang pilih, kawan. Mau yang mana?
Aih, masa sih masih bingung juga? Ya sudah, kalau memang benarbenar masih bingung, beberapa kutipan dari orangorang hebat yang belum pernah ketemu dengan saya ini, semoga bisa membantu untuk memahami makna sebuah kebahagiaan.
“It was only a sunny smile and little it cost in the giving but like morning light it scattered the night and made the day worth living.” (Oscar Wilde)
"Happiness is not something ready made. It comes from your own actions." (Dalai Lama)
“We tend to forget that happiness doesn't come as a result of getting something we don't have, but rather of recognizing and appreciating what we do have.” (Frederick Koenig)
“The reason people find it so hard to be happy is that they always see the past better than it was, the present worse than it is, and the future less resolved than it will be” (Marcel Pagnol)
“If you want to live a happy life, tie it to a goal, not to people or things.” (Albert Einstein)
“Happiness always looks small while you hold it in your hands, but let it go, and you learn at once how big and precious it is.” (Maxim Gorky)
“Nothing can bring you happiness but yourself.” (Ralph Waldo Emerson)
"Happiness is not something ready made. It comes from your own actions." (Dalai Lama)
“We tend to forget that happiness doesn't come as a result of getting something we don't have, but rather of recognizing and appreciating what we do have.” (Frederick Koenig)
“The reason people find it so hard to be happy is that they always see the past better than it was, the present worse than it is, and the future less resolved than it will be” (Marcel Pagnol)
“If you want to live a happy life, tie it to a goal, not to people or things.” (Albert Einstein)
“Happiness always looks small while you hold it in your hands, but let it go, and you learn at once how big and precious it is.” (Maxim Gorky)
“Nothing can bring you happiness but yourself.” (Ralph Waldo Emerson)
Sementara ini, segini dulu ya bersenangsenangnya. Kalau sudah bahagia, kasi tau saya ya, kawan... Saya ingin tau, apa benar perasaan itu betulan dipilih sendiri atau orang lain yang kasi ^_^.
perasaan itu ya tentu saja dipilih sendiri..hanya sering kali pilihan itu sangat dipengaruhi oleh orang lain..so inspired by what uncle enstein said:
ReplyDelete“If you want to live a happy life, tie it to a goal, not to people or things.”
but the thing is, it's not easy, most of our goals are related to people..
eventually, it's all up to us! fainnama'al 'usri yusra..innama'al 'usri yusra..
great post..I'll reread it again sometimes..
yea, read it again.. coz I do it regularly every single time sadness with its impoliteness come across into my mind... it works, sist! try it...
ReplyDelete.
ReplyDeleteD'oooh, gimana yah...
Sayah sukanya malah nyebelin orang....
Tapi anehnya, dengan sayah bikin mereka ituh sebel, mereka malah pada ketawa cekikian...:lol:
hmm.. kalo sampeyan siy malah menyebalkannya itu yang menyenangkan gyehehe :D
ReplyDeletemungkin kebahagiaan memang hal yang perlu di pertahankan tapi kesedihan juga bukan hal yang tak mungkin untuk di hindari, so i will enjoy all
ReplyDeleteof course... karena memang mereka datengnya gantian. cuman berikutnya yang perlu kita perhatikan adalah: sedihnya mau dilarutkan ato ngga, begitu ^_^
ReplyDeleteoh...jd ini yang pengen di litain sm kak anty. sebenernya udh d baca lamaaa... tp gak papa lah, mengingatkan kembali. subhanallah...bahagiuan itu banyak versi yah din, tapi pilihan. so...cerita warisan, agaknya dikit membingungkan deh. kebahagiaan n warisan??? he...
ReplyDeletekita jadikan satu saja kak, warisan kebahagiaan heheh..
ReplyDelete