
Bulan Januari, ya sebuah bulan yang sempat saya klaim bahwa saya akan mengalami perasaan serupa. Semoga saya segera temukan keikhlasan yang sesungguhnya. Amien...
Saya sudah ga kuat lagi mau cerita. Sepanjang bulan ini, rasanya sudah hampir semua orang saya ceritakan perihal kebodohan jilid 2 saya. Mulai dari sahabat saya, tepatnya para sahabat saya, seorang teman yang tak pernah saya sangka akan saya ceritakan, sampai akhirnya mama saya. Yang paling lega adalah ketika saya curhat sama mamanya, hari ini. Sangat lega. Memang tak saya bicarakan semua, tapi sungguh saya lega sudah menyampaikan sebuah fakta. Jadi, ke depannya nanti paling tidak saya bisa persiapkan diri.
Well, yea. Walaupun tak ada seorang pun yang tau apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, paling tidak persiapan adalah sebuah hal yang tak salah untuk dilakukan. Keinginan saya untuk menjadi lebih baik, rasanya terazam setiap bulan Januari. Sejak tahun 2006. Ini yang ketiga kalinya. Keinginan yang muncul karena frustasi, tak mendapatkan yang saya ingini karena kesalahan saya sendiri. Namun barangkali, kesalah sendiri itu justru sebuah aksi atas rekayasa Allah yang masih mencintai saya. Memberikan jalan pada saya agar bisa SUNGGUH-SUNGGUH menjadi lebih baik.
Tak mengerti apa yang sedang saya paparkan di sini? Yah, seandainya tidak, tak usaha bingung mencari tau. Mari, teman. Kita sama-sama saling ingatkan dan kuatkan untuk bisa menemukan rasa lega, mendapatkan rasa ikhlas, berubah menjadi lebih baik bukan karena frustasi, melainkan perlu menjadi lebih baik lagi.
Saya sedang dalam perjalanan mencari rasa lega lagi. Saat ini, pukul 4.32 pm ketika saya ketikkan kalimat di halaman blog ini, saya merasa sedikit lebih baik daripada siang tadi. Ya Allah, semoga ini adalah awal yang baik. Semoga apa yang telah tertampakkan oleh mata saya, bisa menjadi sumber keikhlasan saya untuk berhadapan dengan fakta yang akan mengantarkan saya pada kebaikan. Amien...
No comments:
Post a Comment