dhz tweets fb dhz dhz on pinterest dhz g+ dhz socmed dhz blogs dhz is ... Home Home Image Map

Thursday, 31 December 2009

Terakhir di 2009


Ada beragam kejadian sepanjang 2009, yang tak tertuliskan, tak terlukiskan, tak terungkapkan, dan berkesan! Saya tabung sebagian perasaan yang belum boleh dikeluarkan di dalam hati, akan saya keluarkan dengan perlahan namun pasti, nanti.

Saya bahagia, tentu saja. Berkalikali saya nyatakan, bahwa perasaan hanyalah perkara pilihan. Dan memilih menjadi bahagia dalam kondisi yang *barangkali* bagi sebagian besar kaum sensitif bukanlah sebuah kondisi membahagiakan adalah sebuah keputusan hebat yang di akhir tahun lalu telah saya tetapkan. Dahsyat betul rasanya malam itu. Bahkan kekuatan tulisan saya itu bisa saya rasakan lagi sekarang :D


Maka, sebagaimana yang telah saya tuliskan dalam postingan blog seorang penulis freelance, 2010 *dan seterusnya* adalah renewing the growth inside myself.

New Status.

New Life.

New Better Me.

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Tetap kata-kata itu:

Semangadlah!

Tersenyumlah!

Bahagialah!

Tentu, tak satu pun yang dapat ganggu bahagiamu jika Dia sudah ada di hatimu, hati kita semua, kawan.

Tuesday, 22 December 2009

22, menua.


Duapuluhdua.
Semakin hari semakin tua.
Tak terasa, semakin menua.

Duapuluhdua.
Penuh cinta, cinta tak pernah tua.
Sedangkan jiwa belum lagi paripurna.


Duapuluhdua.
Bukan satu, namun bersatu menjadi satu.
Ada dua, tapi duapuluhdua, maka jalan berdua.

Duapuluhdua.
Kalau lelah, tak usah diam saja.
Kalau lelah bicaralah, dan laksanakan.

Sesadarnya kita, setiap hari semakin menua.
Terserah, duapuluhdua, duapuluhtiga, duapuluhempat, duapuluhlima, seterusnya.


Selesai, dan ini bukan puisi, hanya suarahati yang sedikit tertahan.

Sunday, 20 December 2009

Rileks dengan menangis

Tears must have advantages.

Itu adalah kalimat terakhir di postingan saya ketika saya menangis dengan nyaman. Bukan karena saya barusan saja menangis maka saya menuliskan kalimat itu, tapi karena memang air mata adalah representasi sederhana dari perasaan para wanita, baik wanita yang mengaku tegar maupun wanita yang benarbenar tegar. Yeah, woman...

Tears, words from the unspoken heart.

Dan benar saja, menangis memang bisa membuat tubuh menjadi lebih santai. How come?


Berita lengkapnya bisa di baca di sini.

"..dan bahawasanya DIA lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis." (An-Najm : 43)

Saya memang tak tau menangis jenis apa yang bisa membuat tubuh menjadi lebih santai. Tapi saya yakin, dengan alasan apapun kita menangis, perasaan dan hawa tubuh setelah menangis akan menjadi jauh lebih nyaman. Bahkan, sebuah tangisan penuh keinsafan memiliki kemampuan untuk memadamkan api Neraka.

Rasulullah saw bersabda : "Tidaklah mata seseorang menitiskan air mata kecuali Allah akan mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Dan apabila air matanya mengalir ke pipi maka wajahnya tidak akan terkotori oleh debukehinaan, apabila seorang daripada suatu kaum menangis, maka kaum itu akan di rahmati. Tidaklah ada sesuatupun yang tak mempunyai kadar dan balasan kecuali air mata. Sesungguhnya air mata dapat memadamkan lautan api neraka."

Airmata keinsafan. Airmata pertaubatan. Airmata benar-benar memiliki kekuatan komunikasi yang canggih.

Peristiwa tangisan, sebagian pernah saya abadikan di sini, sini, dan sini. Oh iya, dan juga tangisan untuk Palestina. Serta yang paling baru, sebuah fakta bahwa hujan cukup sering mengiringi airmata.

Rileks betul sekali setelah menangis. Bersyukurlah jika temanteman masih bisa menangis dengan tulus.

"..dan bahawasanya DIA lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis." (An-Najm : 43)

Wednesday, 16 December 2009

Woman...


Pahami dan cermati contoh dialog di bawah ini:

Situation:

Connie is very interested in a red blouse in the catalog she just received. She tells John that she wants to get one....

Connie: Look at this catalog, John. I think I want to get this red blouse.
John: Don't you have one like this in blue?
Connie: Yeah, but I don't have a red one.
John: Do you need every color in the rainbow?
Connie: (Looking at her husband dumbly.) Yes!
John: (The husband shakes his head.) Tsk...tsk...women!

Apakah temanteman paham maksud dari dialog yang saya copy dari sini ini? Baiklah...


Saya yakin sebagian akan membatin: "wanita, hobi banget belanja". Atau, "wanita, suka banget muter-muter di mall, lama banget puasnya". Dan barangkali, "wanita, maunya apa sih!?" Atau punya persepsi lain setelah membaca contoh dialog di atas?

Andrea Hirata pun, dalam salah satu novelnya di tetralogi Laskar Pelangi, sempat memaparkan pandangannya betapa wanita adalah sesosok makhluk yang sulit betul untuk dipahami maunya apa. Konon, jangankan pria, wanita sendiri juga seringkali tak tau apa sebetulnya yang diingini. Oh really? Ah, woman... You're all beautiful hehe..

Saya sebetulnya malah ingin sekali bertanya, apa sih yang menyebabkan sebagian kaum adam sepertinya agak cukup sering mengeluh *atau sepertinya begitu* dan berkata, "Woman...". Kenapa sulit betul memahami maksud kami? Padahal isyarat melalui non-verbal language dan beberapa kalimat implisit sudah banyak sekali dipaparkan, mereka bermain-main di depan mata. Kenapa kok masih gak ngerti-ngerti juga?

Baiklah. Kaum adam saya persilahkan untuk berkata, "Woman.." untuk postingan saya kali ini. Kaum hawa, ngerti kan maksud saya? Yaa, memang begitu maksud saya. Bahwa ada masanya kita para wanita tak ingin semua keinginan disampaikan dengan kalimat terang benderang. Bahwasanya kadangkala kesal betul melihat *dan harus menghadapi fakta* bahwa lawan jenis kok susah betul sih memahami maksud kita sebagai wanita. Padahal, maksud wanita itu sangat sederhana: dimengerti.

Sayang sekali, bagian itulah yang sepertinya tetap saja membuat sebagian besar lakilaki seringkali mengekspresikan kebingungannya akan maksud wanita dengan 1 kata: "Woman...

Sunday, 13 December 2009

Keju masih enak

Pertama kalinya blog ini menyajikan resep makanan, dan itupun jenis makanan ringan, adalah awal Juli lalu. Pisang keju. Makanan ringan yang proses bikinnya sangat sederhana. Sebagaimana yang saya paparkan di postingan waktu itu, meskipun saya belum bisa memastikan apakah bakalan ada resep berkeju versi kedua atau tidak, maka saya bersyukur atas kalimat tersebut karena kali ini saya hadir kembali dengan sebuah variasi keju yang kedua.

Nasi Tim Keju. Well, well. Ini nemu juga dari situs iklan keju terkenal sih hehe. Tapi karena udah laper, dan udah mulai bosan dengan nasi goreng campur keju cheddar yang dipotong dadu *bentuk dadu loh, bukan warna dadu*, maka mari simak bersama apa saja yang kita perlukan untuk membuat sepiring nasi tim keju. Here it is...


Pertama, siapin bahan-bahannya, tentu saja. Ini dia:

100 gr beras dicuci, tiriskan
50 gr potongan buncis dan wortel
2 sdm mentega
1 sdm bawang bombay cincang
1 siung bawang putih cincang
1 btr telur ayam
250 ml air
50 gr keju cheddar, parut *Masih ingat kunci penting di sini? Jangan malas memarut keju!!*
Sedikit garam dan merica halus, tambahkan gula (kalo suka)

Apakah temanteman tipikal manusia milenium yang suka hal-hal instan, namun tetap ingin mencoba resep ini tanpa harus belanja ke pasar beli setengah ons buncis dan wortel? Baiklah jika begitu. Belanja aja ke fresh mart atau hypermart atau toko semacam itu yang menyediakan sayuran beku siap pakai. Ada banyak macam kok. Supaya nasi tim kejunya nanti lebih berwarnawarni, boleh juga beli yang mized frozen vegetables. Insya Allah tersedia di sana. Kalo ga ada barangkali temanteman salah masuk toko ehehehe :D

Sudahkah lengkap semua bahan-bahan tersebut? Kalau begitu, mari teruskan ke cara pembuatan. Begini prosedur buatnya:

1. Lumerkan mentega dalam wajan, tumis bawang bombay dan bawang putih cincang, aduk, masukkan potongan buncis dan wortel, aduk.
2. Masukkan kocokan telur yang telah diberi garam dan merica.
3. Masukkan beras, aduk-aduk, tuangi air, masak sampai air habis, beri keju parut, aduk rata, angkat.
4. Ambil 2 buah mangkuk pyrex kecil, tuang adonan nasi tim lalu kukus sampai matang selama kurang lebih 30 menit, angkat dan sajikan.

Menurut sumbernya, untuk 1 resep nasi tim keju ini, terkandung energi sebesar 1.464 Kalori dan Kalsium sebanyak 1.130 mg. Nasi tim keju seperti ini juga bagus untuk anak-anak yang susah atau kurang suka makan sayur.

Nah, gampang kan buatnya? Sekali lagi, percayalah, keju itu enak...

Tuesday, 8 December 2009

Walimah masa kini

Temanteman saya persilahkan untuk beranggapan bahwa saya *sepertinya* akan menikah dalam waktu dekat ini. Tapi sebelum anggapan itu muncul, saya hanya ingin menyampaikan bahwa tidak ada statement setendensius itu yaa di halaman ini hehe. Tapi lagi, jika anggapan seperti itu sudah terlanjur muncul saat temanteman membaca judul tulisan ini, tak ada yang bisa saya lakukan selain mengatakan 'amiin'. Jadi, kalo ternyata dalam waktu dekat saya menikah, barangkali saja itu adalah ijabah Allah untuk doa *anggapan* temanteman baik dari dalam hati maupun dari ucapan kan yaaa...

Saya selama ini mikirnya nikah tuh yang gampang-gampang aja. Ada wali, 2 orang saksi yang adil, ada mempelai pria dan wanita yang berniat menikah karena Allah, mahar yang tidak memberatkan suami, ijab kabul, sah, resmi, beres. Not that simple, tentu saja. Rasulullah SAW menganjurkan pasangan yang sudah menikah untuk mengadakan walimah. Walimah, sebagai ungkapan rasa syukur pada Allah, sekaligus pengumuman kepada kerabat bahwa ini loh, kami sudah resmi menjadi suami istri, jadi kami ingin berbagi kebahagiaan dengan temanteman sekalian. Begitu, kan? Tapi kenapa bisa jadi begitu complicated di era milenium ini? *btw, apakah sekarang masih milenium?*



Well, tak ada keharusan untuk memotong pemikiran semacam itu dari kepala saya, juga kepala temanteman yang punya pemikiran serupa. Tapi, My GOODNESS!!! Hadapilah fakta betapa repot dan mahalnya pernikahan masa kini. Dari googling internet serta interview ringan sanasini pada mereka yang sudah melangsungkan walimah tentang nominal biaya yang harus dipersiapkan, saya mendapatkan jawaban hampir serupa. Butuh dana paling tidak Rp. 15-50 juta untuk sebuah pernikahan amat sangat sederhana sampai semi-mewah *untuk ukuran saya*. Uh yeah.. Barangkali hal beginilah yang menyebabkan banyak ikhwan, karkun, pria, lakilaki, serta sejenis kaum adam lain yang memilih untuk lebih memperbanyak puasa sekaligus memperbanyak tabungan. Demi sebuah walimah masakini.

Sebuah hal yang kedengarannya jadi klasik betul ya kalo jaman sekarang kita mengajukan sebuah kalimat: "Pernikahan ngga perlu mewah, belum tentu juga kalo nikahnya mewah trus hubungannya awet sampe kakek nenek", atau kalimat lain yang bersifat lebih spirituil dan berdasarkan data serta fakta. Biasanya, kalimat begitu malah akan kalah oleh kalimat yang tak kalah klasiknya, "Pernikahan kan ngga setiap hari, cuman sekali seumur hidup. Apa salahnya keluar uang banyak sekalisekali", atau kalimat lain yang bersifat lebih tradisionil dan berdasarkan gengsi sosial, biasanya.

Baiklah, kawan. Saya tidak sedang membahas perkara persiapan mental maupun spiritual yang tentu saja jauh lebih penting daripada persiapan finansial menuju pernikahan. Tapi paling tidak, urusan persiapan finansial untuk menikah ini adalah salah satu faktor yang paling sering muncul dari pihak ikhwan, karkun, pria, lakilaki, serta sejenis kaum adam lain yang tadi saya katakan memilih untuk lebih memperbanyak puasa sekaligus memperbanyak tabungan. Jelas saja ini harus dipikirkan. Karena alasan "pernikahan merupakan *dan mudahmudahan* moment sekali seumur hidup" tidaklah salah. Pun tak bijak juga menjadikan alasan itu sebagai dalih untuk membuat sebuah walimah menjadi kelewat mewah. Maka, mari melihat beberapa hal yang harus kita persiapkan untuk sebuah walimah masa kini.

1. Bagi yang tak mau repot memberesi rumah sebelum, selama, apalagi sesudah pesta pernikahan, sewa gedung adalah sebuah pilihan yang pada akhirnya mungkin saja menjadi satu-satunya opsi. Gedung manakah yang bisa digunakan untuk sebuah pesta pernikahan tanpa mengeluarkan biaya sewa? Persiapkanlah ini, teman. Jika merasa lebih nyaman walimah di rumah, tetap saja butuh biaya minimal untuk dekorasi dan tenda.

2. Kalau saja manusia masa kini bisa merasa cukup mendapat pengumuman akan dilangsungkan pesta walimah via speaker masjid, via sms, atau mouth to mouth, maka undangan bukanlah hal penting. Sayang sekali, jaman sekarang sepertinya sudah tercetak dalam kepala masing-masing manusia bahwa undangan walimah adalah salah satu tolak ukur 'nilai' dari sebuah pesta pernikahan. Menyedihkan sih sebetulnya. Lebih banyak pohon harus ditebang untuk dibuatkan beratusratus surat undangan yang pada akhirnya dibuang ke tong sampah sesudah walimah usai. Adakah seorang manusia penguasa yang bisa mempengaruhi semua orang tak keberatan kalau diundang tanpa surat undangan? Oh, budaya...

3. Pos pengeluaran paling besar ada di catering. Belakangan malah bisa menjadi jauh lebih banyak lagi dana yang harus dikeluarkan karena rasarasanya cukup banyak manusia yang kurang puas dengan hanya menyediakan 1 macam menu saja saat walimah. Minimal nasi lengkap dan bakso. Kalau perlu, tambah roti cane, pempek, siomay, mie ayam, mie kocok, sop kikil, duh laper.

4. Begitu baiknya orang Indonesia sehingga jika melangsungkan walimah, maka para undangan akan pulang membawa oleh-oleh. Saya kurang tau apakah di luar negeri juga ada istilah souvenir walimahan. Yang jelas, Indonesia sepertinya puts on demand mengenai urusan ini. Banyak banget situs online penyedia suvenir pernikahan bertebaran, mungkin sama banyaknya dengan penyedia suvenir pernikahan yang ga bikin web buat jualan. Siapin ini juga loooh kalo walimahnya nanti mau dikasi nilai sebagai walimah masa kini.

5. Pernikahan, mulai dari ijab kabul hingga proses walimahnya memang moment sekali seumur hidup. Tentu saja pasangan pengantin sebaiknya tidak tampil biasabiasa saja. Perlu kostum khusus, plus make up, terutama untuk pengantian akhwat, wanita, perempuan, atau woman yang menurut banyak kaum adam adalah jenis manusia yang sulit dimengerti. Untuk urusan kostum dan make up, saya sepakat bahwa memang sebaiknya pengantin wanita tampil istimewa, meskipun tak harus mahal. Walaupun pada akhirnya, tetep aja perkara kostum dan make up untuk pengantin wanita lebih banyak dan mahal daripada pengantin pria.

6. Sekali lagi, bahwa pernikahan beserta perangkatnya adalah moment sakral yang terjadi sekali seumur hidup. Adalah penting mengabadikan moment semacam ini ke dalam bentuk .jpeg dan/atau .mpeg. Berarti, dana berikutnya yang harus dipikirkan adalah dokumentasi. Semua orang menginginkan sebuah dokumen gambar dan video yang berkualitas. Tapi tidak semua orang punya dana lebih untuk menyewa jasa pengambil gambar atau video yang berkualitas.

7. Cukuplah 6 saja ya. Biarlah urusan transportasi, administrasi, entertainment dan halhal lain yang belum disinggung di atas dipikirkan bersama keluarga jelang hari H. Lagipula, yang terpenting adalah berkah sebuah pernikahan tak terletak pada meriahnya sebuah walimah.

Maka, untuk temanteman yang sudah berniat menikah kemudian jadi urung hanya garagara tulisan rincian finansial ini, maka simaklah sebuah hadits berikut:

“Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya”. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160)

Well, well. See? Jika temanteman berniat menikah karena Allah, ingin menyegerakan pernikahan demi menjaga diri, maka saya ucapkan selamat!! Karena temanteman tergolong manusia yang Insya Allah berhak mendapatkan pertolongan dari Allah. Jadi, kenapa harus ragu dengan janji Allah?


Sunday, 6 December 2009

Keadilan dalam lingkaran koin


Beberapa orang sempat tidak percaya jumlah dukungan untuk Pak Bibit Samad Rianto dan Pak Chandra M Hamzah bisa mencapai target sejuta sebagaimana judul grup tersebut. Tapi faktanya adalah: lebih dari sejuta facebookers mendukung. Sungguh fenomenal. People power by cyber world! Tak terbendung, beragam kemarahan rakyat Indonesia terhadap wajah hukum di negara ini. Kondisi keadilan yang juga bikin saya sangat amat gemes banget. Ga perlu lah saya paparkan lagi bagaimana hukum di Indonesia memang betulbetul seperti pisau dengan bagian bawahnya saja yang tumpul, sedangkan bagian bawahnya tajam banget.

Selesai cerita Bibit-Chandra melalui sebuah dukungan dunia maya, muncul lagi dukungan yang menurut saya jauh lebih fenomenal dari grup sejuta fesbuker itu. Grup facebook bernama KOIN PEDULI PRITA. Grup yang terbentuk atas dasar kepedulian terhadap keadilan. Berusaha menyampaikan luka hati terhadap pengkhianatan oknum-oknum tak bertanggung jawab yang mencincangcincang keadilan tanpa ampun! Direpresentasikan oleh banyak rakyat Indonesia melalui gemerincing koin untuk Prita Mulyasari.



Sebuah fenomena menarik. Mengingatkan saya pada pelajaran PMP *Pendidikan Moral Pancasila* yang kemudian berubah nama menjadi PPKn *Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan* ketika saya masih SD dulu. Materi toleransi dan tenggang rasa, serta materi persatuan dan kesatuan. Contoh kasusnya Ibu Prita ini, dengan bantuan dan inisiatif orang-orang yang bahkan sama sekali ga kenal dengan bu Prita ini, bolehlah dimasukkan ke dalam kurikulum baru untuk mata pelajaran serupa. Saya ga tau sekarang pelajaran kayak PMP dan PPKn itu namanya apa di sekolah-sekolah.

Toleransi, tenggang rasa. Saya bisa bayangkan bagaimana ratusan ribu bahkan barangkali jutaan rakyat Indonesia ikut merasakan kebingungan yang dirasakan Ibu Prita. Rp. 204 juta itu bukan angka yang sedikit. Kalo dipake buat bikin brownies cokelat kukus bisa dapet berapa cetak tuh? Weleh weleh. Malah bisa sekalian buka usaha rumah brownies hehe.

Maka, demi jumlah rupiah yang bagi banyak rakyat Indonesia bukanlah angka kecil itu, kemudian muncullah rasa toleransi dan tenggang rasa. Meskipun Ibu Prita masih akan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung untuk kasusnya, tapi sama sekali tak menyurutkan jiwa toleransi rakyat Indonesia *apalagi rakyat Indonesia yang punya rasa keadilan sangat tinggi* untuk ikut merasakan apa yang dirasakan Ibu Prita, lalu mengeluarkan sisi sosial paling peka untuk membantu Ibu Prita dengan bantuan sekecil apapun yang dimiliki.

Efek yang kemudian muncul, tentu saja persatuan dan kesatuan seluruh rakyat Indonesia *terutama yang bertoleransi dan memiliki rasa keadilan tinggi tadi*. Sampai dengan jari saya mengetik tulisan ini, sudah ada 9 posko yang dengan sukarela membantu terkumpulnya koin-koin untuk Ibu Prita. Baru 2 hari, sudah 2 juta, di 1 posko saja. Belum lagi nanti inisiatif dari teman-teman lain di berbagi daerah yang pastinya akan dengan senang hati menolong sesama rakyat Indonesia seperti Ibu Prita. Sungguh persatuan dan kesatuan yang luar biasa. Wajarlah jika Mahfud MD pernah berkata: "Jangan sekali-sekali melawan arus suara rakyat/people power".

Fenomena ini juga mengingatkan saya pada penjelasan guru SD saya ketika pelajaran PMP atau PPKn yang kurang lebih begini bunyinya: "Anak-anak pernah liat sapu lidi ndak? Nah, coba ambil lidinya 1 batang, bisa ndak 1 lidi itu dipake untuk nyapu? **Ndak bisaaa buuuu** Ndak bisa kan.. Seperti itulah yang disebut persatuan dan kesatuan. Kalau bersatu padu, maka akan lebih kuat"

Well. Untuk para pengajar moral di sekolah-sekolah, barangkali analogi terbaru yang bisa dipake ketika menjelaskan tentang makna persatuan dan kesatuan yaitu dengan koin. "Anak-anak, punya uang sebuah koin? Coba dijatuhkan ke tangan, sakit gak? **Nggaaaak buuuuu** Ngga sakit kan? Nah, coba kumpulin koin sekarung, trus dijatuhkan ke punggungnya oknum penegak hukum, sakit gak?"

Heheh, contoh yang berbahaya ya. Don't try this at class, kalo gitu. Try this to irresponsible people who have lost their sense of justice!!

Saturday, 5 December 2009

Menulis hobi

Saya barusan saja selesai mengoreksi paper salah seorang sahabat, yang memang meminta saya untuk koreksi paper-nya. Outline judul, tepatnya. Kedengarannya seakan-akan saya sangat berbakat di bidang menulis essay ya? Hehe. Padahal tidak juga. Tapi tak juga tidak sama sekali. Sedikitsedikit, bisa lah nulis essay, walopun taste akademiknya dikit banget hehe. Nah, selesai 'merevisi' paper temen saya itu, saya jadi kepengen menuliskan salah satu hobi saya: MENULIS!!

Pernah saya rasakan sebuah moment ketika saya sepertinya kok bukan saya ya. Sebuah moment saat tulisan saya ga ada rasa dhz-nya, begitu.



Well. Menulis memang hobi saya. Meskipun, tentu saja, jenis tulisan saya bukanlah jenis tulisan rapi, teratur, dan sistematis. Suka mutermuter dan agak kurang fokus, kadangkadang *aih, bukannya karakter tulisan saya emang suka muter ya ihihi*. saya kepengen tulisan saya bisa sebagus tulisannya blogger favorit saya yang anggun ini ;) Penulis hebat yang membuat sebuah kesenangan menjadi bagian besar dalam hidup. Ah great. Menghasilkan uang dari tulisan, why not?

Saat ini belum, sepertinya. Menulisnya saya masih sekedar hobi, sekedar salurkan ide diri, sekedar keluarkan sedikit perkara hati. Masih belum seperti Andrea Hirata yang menulis karena janji. Yeah yeah, saya memang pernah berkeinginan *dan kedengarannya agak sedikit berjanji ya?* untuk menulis yang tak hanya salurkan hobi, tapi juga lebih menghasilkan ghirah Islami, syukur-syukur kalo disertai pundipundi. Semoga saja; karena keinginan itu hanya akan saya wujudkan jika dan hanya jika syarat dan ketentuan yang berlaku benarbenar terpenuhi. Sementara ini, seperti apa syarat dan ketentuan itu biar saya aja yang tau yaaaa hehe..

Yang pasti, saya memimpikan suatu hari saya akan duduk melingkar dengan penulis-penulis besar, taraf nasional saja dulu, bertukar ide, saling memberi testimoni untuk hasil tulisan masing-masing, menjadi jembatan bagi beberapa orang untuk membuka hatinya menerima hidayah, wah menyenangkan sekali sepertinya!!

MENULIS, itulah salah satu hobi yang saya tuliskan setiap kali mengisi formulir yang ada bagian 'hobi'.

MENULIS, sebuah hobi yang saya lakukan dengan model bohemian, mut-mutan, dan agak rentan dikejarkejar penerbit buku kalo emang sampe jadi penulis beneran. Waduh, mengerikan.

MENULIS, saya tetap hobi meskipun nanti harus dikejar-kejar penerbit buku. Kalau saya ga betah lagi main kejarkejaran sama penerbit buku, saya buka bisnis baru aja: Book Publishing, dengan saya sebagai Presiden Direkturnya hehehe.

MENULIS, sebuah aktivitas yang semua orang bisa lakukan, namun dengan hasil berbeda. Aktivitas yang bisa mengubah dunia!!

MENULIS, yang terpenting, dan mohon dicetak tebal, adalah media sangat potensial dan berharga untuk berdakwah.

Thursday, 26 November 2009

Mengubah Takdir

Seseorang yang saya letakkan sangat spesial posisinya dalam hidup saya, pernah berpesan pada saya, yang intinya:

Do IT! Doa Ikhtiar Tawakkal.

Dalam salah satu pesannya, seseorang yang saya letakkan spesial posisinya dalam hidup saya itu pernah mengirimkan pesan singkat pada saya, yang isinya begini: "Kalau doa diijabah, mungkin Allah ingin menguji seberapa besar rasa syukur kita. Kalau tidak, mungkin Ia punya hadiah yang jauh lebih baik dari yang kita minta".

Sebuah kalimat sejuk, melingkupi relung hati saya yang sepertinya bimbang waktu itu. Bimbang, apakah akan terus berdoa, berharap pada Allah untuk permintaan saya, atau diam tergamam membiarkan segalanya berjalan.



Dan saya terus berdoa, tetap berdoa. Allah berjanji pada hamba-hambaNya: "Ud u ni astajib lakum", berdo’alah kepada-Ku nisscaya Aku akan mengabulkan doa mu. Berdoa selalu, kawan. Doa yang jujur, doa yang penuh keikhlasan, disertai kepercayaan. Jika kita percaya pada doa kita, artinya akan disertai dengan usaha bukan? Di sanalah Allah akan melihat kesungguhan dan keikhlasan hati kita, untuk kemudian mengabulkan doa-doa kita. Wallahualam.

Kemudian saya teringat materi liqo di awal pertama saya mengenal tarbiyah. Bahwa doa memiliki kekuatan untuk mengubah takdir. Rasanya saya tidak mau percaya saja waktu itu, sampai akhirnya malam ini saya diingatkan oleh sebuah hadits Rasul SAW: “Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah ta’aala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065)

Subhanallah!! Kuat betul sang doa.

Saya mengilas balik kisah studi saya selama ini. Seminar saya yang terjadi di siang hari, dengan hujan amat sangat deras di pagi hari. Tak mungkin seminar hari itu akan bisa lancar tanpa doa dari orang-orang yang sudah saya rikwes untuk mendoakan saya. Saya minta semua doa mereka, karena mungkin saja bukan persiapan saya yang membuat seminar saya lancar, melainkan ijabah dari Allah atas doa mereka. Dan kejadian 22 Oktober 2009 itu pasti sudah tercatat di Lauhul Mahfudz.

Lantas saya mengingat sebuah kalimat: "Aku tidak takut bertemu dengan hari esok karena hari esok penuh dengan harapan. Hari esok merupakan masa yang belum tersentuh dan belum mempunyai bentuk."

Ya, hari esok penuh dengan harapan. Saya tak perlu terlalu sibuk dengan hari esok, kecuali mempersiapkan diri sebaik mungkin hari ini. Karena hari ini adalah bekal untuk esok hari.

Maka saya terus berdoa. Berdoa sebanyak-banyaknya. Meminta doa pula, sebanyak-banyaknya. Karena doa memiliki kekuatan luar biasa jika kita percaya.

“Ya Allah, perbaikilah agamaku untukku yang mana ia merupakan penjaga perkaraku. Perbaikilah duniaku yang di dalamnya terdapat kehidupanku. Perbaikilah akhiratku untukku yang di dalamnya terdapat tempat kembaliku. Jadikanlah hidupku sebagai tambahan untukku dalam setiap kebaikan, serta jadikanlah matiku sebagai istirahat untukku dari segala keburukan.” (HR Muslim 4897)

Sebagian sumber dari sini

Monday, 23 November 2009

Bubur, Rujak, dan Es Kelapa

Dari siapa saja kita boleh ambil pelajaran, termasuk dari para pedagang bubur, rujak, dan es kelapa. Jika sebelumnya saya belajar dari Hasbi, maka kali ini saya ingin sekali belajar dari 3 orang ini.

Adalah Kang Odink, penjual rujak keliling yang dulu setiap sore mampir di Jalan Sumatera 28, menawari penyiar yang sedang siaran sore dengan rujak yang masih ada di gerobaknya. Waktu itu saya masih SMA. Setelah ikut les tambahan untuk persiapan Ujian Akhir Nasional di sekolah, saya langsung ke studio, siaran. Menyenangkan, dan semakin menyenangkan karena Kang Odink menawari rujaknya. Saya suka buah-buahan. Termasuk yang dipadukan dengan saus kacang. Ayeah! Jadilah sore saya beberapa tahun lalu itu ditemani dengan mixing operator studio, mikrofon 103.4 fm Pontianak, dan rujaknya Kang Odink. Nyummy..

Tahun berlalu, sepertinya berkeliling sambil mendorong gerobak rujak cukup jadi rutinitas melelahkan bagi Kang Odink yang punya anak kembar itu. Maka, entah sejak tahun bila, Kang Odink pun memutuskan untuk berjualan rujak dengan stand-by bersama gerobaknya di kawasan Sumatera, tepatnya di seberang lapangan tenis dekat SPN Pontianak. Pelanggan setianya masih banyak saja, tampaknya. Ditambah lagi, Kang Odink tak stand-by berdua saja dengan gerobaknya, tapi bersama gerobak rekan seperjuangannya, Apo, sang penjual Es Kelapa.



Kita lepas dulu kisah 2 orang ini, karena di tengah perjalanan ambil pelajaran dari orangorang yang terlihat biasa ini, saya diinterupsi dengan kehadiran seorang pedagang bubur keliling yang sampai hari ini saya belum tau namanya. Saat itu, saya juga masih di bangku SMA, dapat jadwal siaran minggu pagi. Dan tiap minggu pagi sebelum saya banyak berbagi informasi dengan pendengar lewat mikrofon studio, akang bubur *maaf, ga tau namanya hehe* melewati jalan Sumatera 28, dan saya lupa entah siapa yang saat itu naik ke studio nawarin bubur ayam itu ke saya. Semangkuk Rp. 3000 waktu itu. Setelah beberapa waktu, tak lagi akang yang biasa saya lihat yang dorong gerobak bubur ayam cianjur itu. Sudah berganti. Kali ini saya tau namanya: Ali.

Sama seperti Kang Odink tampaknya. Berkeliling tak cukup menyenangkan, sepertinya. Maka, selang beberapa waktu pun, saya melihat setiap pagi gerobak bubur ayam cianjur itu standby juga di kawasan sumatera 28, tepat di sekitar tempat Kang Odink biasanya jualan rujak di siang hingga sore hari.

Nah, sekarang yang terjadi adalah: Kang Odink berekspansi jualan juga di pagi hari, dengan menu baru: Nasi Kuning seharga 8ribu rupiah *7ribu kalo ga pake telor*. Apo tak lagi sekedar jualan es kelapa, tapi merambah jenis minuman lain semacam capuccino, teh dalam kemasan sachet, dan banyak pilihan minuman dengan harga terjangkau yang kiranya klop dengan pilihan konsumen. Kang Ali, berjualan bubur yang sekarang harganya jadi 6ribu semangkuk.

Lalu, apa pelajaran yang bisa diambil dari mereka bertiga? Well, well. 1 hal yang membuat saya salut kepada 3 pedagang yang sama-sama berusaha melayani kebutuhan makan konsumen dengan jenis makanan berbeda ini adalah bahwa mereka memiliki kekompakan yang hebat, rasa saling percaya yang tinggi, dan kejujuran yang jauh lebih mantap daripada kejujuran para wakil rakyat.

Penilaian seperti ini muncul karena saya saksikan sendiri bagaimana Kang Odink dengan percayanya 'menyerahkan' gerobak nasi kuningnya pada Apo dan Kang Ali untuk bersepeda ke rumah buat ambil bahanbahan rujak dan gadogado yang akan dijajakan di siang harinya. Maka, ketika ada pelanggannya Kang Odink yang mau beli nasi kuning, Apo atau Kang Ali lah yang melayani pelanggan. Uangnya, tetap masuk ke laci gerobaknya Kang Odink. Begitupun kalau Apo lagi beli es batu di warung si Abah. Kalau ada yang mau beli es kelapa, Kang Odink yang layanin pelanggannya Apo.

Mereka betulbetul orang-orang yang terlihat biasa, tapi memiliki jiwa pertemanan yang luar biasa, paling tidak menurut saya. Saya sebagai pelanggan mereka bertiga, bangga betul bisa menyaksikan langsung bahwa masih ada kejujuran yang terjadi di depan mata saya sendiri. Apakah mungkin pelajaran moral seperti ini bisa diimplementasi oleh 3 lembaga negara yang melayani 'pelanggan' mereka dengan 'panganan' serupa, tapi dalam kemasan berbeda? Ah, jangan paksa saya untuk campuri urusan ini, kawan.

Tuesday, 17 November 2009

Pengusaha dewasa

Human beings are on their many kinds of plannings,
Allah decides the best.


Masih ingat tulisan saya di sini? Atau kurang familiar dengan halaman tadi? Sama aja kok dengan yang di sini hehe. Well, well. Dalam sebuah obrolan, akhirnya dengan sangat jelas kedua orang tua saya tercinta secara terang benderang menyampaikan harapan mereka pada anak sulungnya ini: bahwa saya sebaiknya menjadi PNS.

Saya sudah tak lagi kuasa berargumen karena malam itu, sudah mendapat 'serangan' 2 arah. Artinya, both of my parents really support *and I think tend to demand* me to be PNS. Keduanya, bukannya tidak mendukung saya yang pengen 'nge-rumah' dan punya jam kerja bebas ini. Fyuh. Hanya saja, saya tetap pada pola pikiran saya, bahwa yang disebut sebagai PNS adalah dan tetaplah agak kurang bisa freelance. Tetep aja PNS *yang selalu saya translate ke Bahasa Inggris menjadi CIVIL SERVANT* belongs to government. Pembantunya pemerintah. Miriiiis, miriiiiis.

Tapi, yeah, saran dan harapan dari orang tua saya tentu saja berangkat dari pengalaman mereka sebagai PNS, terutama dari sisi finansial yang saya yakin, sebagian besar manusia di Indonesia punya pemikiran yang kurang lebih dengan kedua orang tua saya, yaitu bahwa menjadi PNS berarti sudah ada semacam 'jaminan rezeki'. Begitulah. Mungkin, akan beda cerita jika kedua orang tua saya adalah pengusaha sukses. Kenapa kok gitu?



Yeah ini akibat sebuah analogi perbandingan yang saya dapatkan dari grup di facebook berjudul Jadi Pengusaha itu Wajib. Coba deh tementemen baca sendiri nih ya.

CERITA ANAK SEKOLAH, KARYAWAN DAN PENGUSAHA

Anak Sekolah : Jumlah uang jajan ditentukan orang tua,
Karyawan : Jumlah gaji ditentukan bos,
Pengusaha : profit diatur sendiri sesukanya.

Anak Sekolah : Jam bangun diatur orang tua dan sekolah,
Karyawan : Jam bangun diatur bos dan kantor,
Pengusaha :Jam bangun atur sendiri.

Anak Sekolah : Bolos sekolah itu dosa,
Karyawan : Bolos kerja itu dosa,
Pengusaha : Menjalankan bisnis atau nggak, urusan gue.

Anak Sekolah : Tidak masuk sekolah harus minta ijin,
Karyawan : Tidak masuk kerja harus minta ijin,
Pengusaha : It’s my own business!

Anak Sekolah : Kalau salah dihukum,
Karyawan : Kalau salah dihukum,
Pengusaha : Kalau salah, rugi duit, tapi nggak dimarahi.

Anak Sekolah : Dimarahi orang tua dan guru,
Karyawan : Dimarahi bos,
Pengusaha : Siapa yang berani marahi saya???

Anak Sekolah : Semangat ada kalau hampir jam pulang,
Karyawan : Semangat ada kalau hampir jam pulang,
Pengusaha : Jam pulang??? Terserah gue!

Anak Sekolah : Libur diatur sekolah,
Karyawan : Libur diatur kantor,
Pengusaha : Libur atur sendiri.

Anak Sekolah : Kalau nakal dimarahi guru,
Karyawan : Kalau nakal dimarahi bos,
Pengusaha : Kenakalan saya disebut “Kreatif” .

Anak Sekolah : Takut pada guru dan orang tua,
Karyawan : Takut pada bos,
Pengusaha : Hanya takut pada hukum dan Tuhan.

Anak Sekolah : Masuk sekolah demi nilai,
Karyawan : Masuk kerja demi uang,
Pengusaha : Bisnis adalah untuk melayani orang lain, dan jadi profit.

Anak Sekolah : Seragam anda sama dengan teman sekolah,
Karyawan : Seragam anda sama dengan teman sekantor,
Pengusaha : Tidak kenal seragam.

Anak Sekolah : Kalau sakit perlu surat dokter,
Karyawan : Kalau sakit perlu surat dokter,
Pengusaha : Sakit urusan gue.

Anak Sekolah : Kalau bosan tidak boleh melarikan diri,
Karyawan : Kalau bosan tidak boleh melarikan diri,
Pengusaha : Bosan? Kabur yuk!

Anak Sekolah : Paling takut dikeluarkan dari sekolah,
Karyawan : Paling takut dikeluarkan dari kerja (PHK) ,
Pengusaha : Nggak ada PHK. Bangkrut? Bangun lagi!

Anak Sekolah : Tidak boleh bokul pada jam sekolah,
Karyawan : Tidak boleh bokul pada jam kerja,
Pengusaha : bokulsemau saya.

Anak Sekolah : Sabtu masuk setengah hari, Minggu libur,
Karyawan : Sabtu masuk setengah hari, Minggu libur,
Pengusaha : Bisa masuk dan libur kapan saja.

Anak Sekolah : Hari besar libur,
Karyawan : Hari besar libur,
Pengusaha : Lebih enak libur di hari kerja lho!

Anak Sekolah : Hanya bisa makan pada jam istirahat,
Karyawan : Hanya bisa makan pada jam istirahat,
Pengusaha : Makan sesukanya dan sekenyangnya.

Anak Sekolah : Diatur orang tua dan guru,
Karyawan : Diatur bos,
Pengusaha : Siapa yang mengatur saya???

Anak Sekolah : Terikat sekolah,
Karyawan : Terikat kantor,
Pengusaha : Bebas!!!

Waktu masih kecil, harus menuruti orang tua dan guru.

Sudah besar, apakah harus menurut bos???

Kapan jadi benar-benar dewasa???

Nah, kesannya kalo jadi PNS, gak beneran dewasa yah ihihihi. Anyway, once more me really want to underline this sentence again here: Final decision tak ditentukan dari seorang karyawan PNS maupun kader PKS. Final decision terbit dari pemilik sah garis dan pasir di belahan bumi manapun.

Friday, 13 November 2009

Rain and Tears


Apakah judul postingan kali ini terdengar seperti judul film Korea? Jika iya, saya minta maaf kepada para penggemar film Korea. Saya sama sekali tidak berniat plagiat *jika memang ada judul film atau lagu Tears and Rain loh ya*. Ini sekedar sedikit bagi rasa dan pengalaman saja, tentang hujan dan air mata.



Detik di mana saya sedang mengetikkan tulisan ini adalah ketika hujan semakin lebat di luar sana. Hujan di luar jendela kamar saya turun sejak pukul 16.30 WIB. Dan air mata turun sebelum pukul 16.30. Sebetulnya, benarkah ada hubungan signifikan antara hujan dan air mata? Saya belum tau, tapi saya ingin cari tau. Karna entah kenapa, langit sepertinya seringkali merefleksikan jerit jiwa saya. Terlalu sering untuk disebut kebetulan, tapi terlalu berlebihan untuk disebut pengkhususan.

Pernahkah temanteman menangis? Tentu saja pernah kan? Setegar apapun diri kita. Apalagi wanita, yang memang mudah betul menangis. Beberapa orang wanita, tidak semuanya tentu saja. Tapi, pernahkah temanteman menangis dan tak lama kemudian langit menyejukkan bumi dengan hujan? Saya sering, sangat sering. Bahkan, hampir tiap kali saya menangis, setelah itu selalu turun hujan. Kalau saya nangisnya kecil, hujannya renyai-renyai. Kalau saya menangis hebat, hujannya begitu lebat. Kenapa bisa begitu ya?

Bagaimanapun juga, saya bersyukur dan sungguh senang melihat fakta bahwa saya masih bisa menangis dengan nyaman.

Tuesday, 10 November 2009

Conversation Analysis

Huff, finally, Ladies and Gentlemen. I have just finished my paper entitled: An Analysis of Conversation of Kang Guru Radio English (KGRE) Program on Volare 103.4 FM Pontianak. The piece story of my paper seminar has already been scratched a bit here.

I can totally realize it's possible that there will be some of linguistics students may get interested in the topic I picked. Maybe, when you *hey you there linguistic students ;)* is typing the keywords: Conversation Analysis, or An Analysis of Conversation, or Analysis of Radio Program, or even maybe Volare FM Pontianak, then Google brings you to this page, first of all I'd like to say: Welcome, you come to the right blog! This so-called pinkbutterfly blog-owner would be so much glad to share about the topic we pick out!



I once searched by using the keyword as I have typed above, but I felt less satisfied knowing that the sites which google brought me to didn't really real as what I really need. Well, frankly telling you here guys, I am *so much actually, but sometimes* also a bit lazy to see books and did paraphrasing. I prefer paraphrasing kinds of quotation directly from digital book to copying the sentence in the book I have. Sounds a plagiarism, uh? It's not. Sure.

So, that's why people. I offer you to share with me for the topic which me and you *just in case you are language students, or lectures of linguistic? no problem* get interested in together. You may mail me to hazelniez@gmail.com at anytime you'd love to.

Oh, one thing for information. I am non-experienced linguistic lecture yet for now, but it is a yes that I am a lecture. A guest lecture of an academy, teaching general English. Such a very fun freelance lecture, that's me! I am also a college student of University of Tanjungpura Pontianak, taking English Education Study Program, Teachers Training and Education Faculty. More about me, go straight to my second shelter. No more to know about me? Easy. Just avoid me, then quit this window ;)

Ah ha, thanks a bunch to still read this. Well, well. I announce once again that my e-mail is hazelniez@gmail.com. I can't wait for your e-mail to share. Share experience in language, linguistic, and those kind of stuffs, that's what I really expect!!

Tuesday, 3 November 2009

Kisah Cicak dan Buaya


Temanteman, hari ini saya akan bercerita tentang cicak dan buaya. Soalnya, sepertinya cicak sama buaya lagi ngetop ya belakangan ini. Jadi, dari berbagai sumber yang berhasil saya kumpulkan, saya pengen bagi cerita juga sama temanteman perihal cicak dan buaya. Duduk yang manis ya. Jangan shu'udzon begitu. Tenang aja, kali ini saya akan berusaha sekuat tenaga untuk meniadakan obok-obok politik didalamnya heheh. Bisa ga ya? :P

Jadi, ada apakah antara cicak dan buaya? Well, well. Sebelum saya kisahkan hubungan mereka berdua, ada baiknya kalo kita cari tau dulu sebetulnya siapakah cicak, dan siapa pula buaya.



CICAK

Cicak adalah nama salah satu hewan yang sehariharinya seneng nempel di dinding, mengintai nyamuk untuk dimakan, dan bergerak gesit. Salah satu kelebihan cicak yang saya ketahui sejak jaman saya masih duduk di bangku SD: cicak bisa mutusin ekornya untuk mengelabui musuhnya. Ada sebuah mitos *dan Alhamdulillah saya mah ga percaya sama mitos hoho* bahwa konon katanya kalo kejatuhan cicak adalah sebuah pertanda buruk.

Hey, selama ini saya pikir hanya manusia aja yang hidupnya bersukusuku. Ternyata cicak juga punya suku. Cicak termasuk ke dalam suku Gekkonidae. Jenisnya juga macemmacem loh. Mulai dari cicak kayu, cicak tembok, sampai cicak gula.

Menariknya, dalam syariat Islam, cicak adalah jenis hewan yang harus diberantas. Bukan karena mendukung polri yang lagi berantem sama 'cicak' loh. Riwayat anjuran untuk memberantas cicak ini berawal dari ketika Nabi Ibrahim as akan dibakar. Pasti udah pada tau kan kisah perlawanan Nabi Ibrahim as terhadap Raja Namrud. Yang kemudian beliau dihukum, dilemparin ke api, dan diriwayatkan bahwa semua hewan berusaha memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim as. Nah, tapinya, si cicak malah meniupniup api agar semakin berkobar membakar Ibrahim. Wallahualam bishawab. Saya dapet kisahnya dari tante wiki, yang di footnotenya dikatakan bahwa riwayat ini merupakan Hadits Riwayat Imam Bukhari.

Selain itu juga, ketika Baginda Rasulullah SAW bersembunyi di gua hira saat dikejar oleh kaum musyrikin, tautau ada cicak berbunyi yang memberitaukan bahwa ada orang di dalam gua. Maka, Nabi Muhammad memerintahkan untuk membunuh hewan ini dimanapun kita jumpai (Tafsir Imam ibn Katsir juz 3 hal.185, Tafsir Imam Attabari Juz 17 hal 45). Muhammad SAW bersabda "Barangsiapa yg membunuh cecak dg satu pukulan maka baginya 100 pahala, dan bila dg dua pukulan maka terus berkurang dan berkurang" (Hadits shahih muslim no.2240). Ummu Syarik berkata: 'Nabi telah menyuruh membunuh cecak' (Hadits riwayat Imam Bukhari-Imam Muslim no.1443 hal.792).

Apakah tuan-tuan terhormat yang ingin membumihanguskan 'cicak' melakukan salah tafsir terhadap hadits-hadits tadi? Saya juga gak tau. Yang saya tau, cicak belum punya sejarah berantem dengan buaya. Lantas, siapakah buaya? Tenang, ini saya baru mau masuk ke bahasan buaya.

BUAYA

Buaya, setau saya, tidak *atau belum? atau sedang? hehe* bermusuhan sama cicak. Pertama, karena belum pernah saya denger dongeng buaya dan cicak saling bermusuhan. Kedua, buat buaya, cicak terlalu kecil untuk diajakin berantem.

Buaya, meskipun reptil juga sama dengan cicak, berasal dari suku berbeda. Ya iyalah, badan gede dan keras begitu. Buaya berasal dari suku Crocodylidae. Anak sukunya ada banyak banget. Kalo emang temanteman sangat tertarik dengan buaya, mendingan langsung konsultasi sama tante wiki aja. Buaya, di pandangan sebagian besar wanita, sudah mendapatkan tempat yang agak kurang sedikit terhormat mengingat tagline BUAYA DARAT ditujukan lebih kepada para lelaki, meskipun tentu saja tidak semua lelaki adalah 'buaya darat'.

Namun demikian, lidah buaya adalah minuman khas kota saya tercinta, Pontianak. Bahkan, di kota Pontianak tercinta ini, ada Pusat Pengkajian dan Pengembangan Lidah Buaya Nasional loh. Terkenal dengan nama Aloe Vera Center. Udah pernah ke sana? Saya belum hehe. Manfaat lidah buaya banyak betul. Komplitnya liat di sini aja. Yeah yeah, jadi kalo ntar temanteman berkesempatan mampir ke Pontianak, harus nyobain minuman lidah buaya yah. Dijadiin oleholeh juga boleh.

Tapi, lidah buaya mah tanaman, sama sekali ga ada urusannya dengan buaya ato crocodile. Apalagi sama 'buaya' yang belakangan dipake untuk memberitahukan keberadaan Polri sebagai institusi negara yang memiliki kekuatan dan kekuasaan, khususnya dalam penegakan hukum. Bagi saya, buaya tetep aja buaya. Lamban di darat tapi cepat bergerak di dalam air.

Cicak versus buaya, emangnya mau berantem di mana? Di tanah atau di air? Cicak kalo dimasukin ke dalam air ya mati, dan buaya kalo diletakkan di darat, belum tentu menang lawan cicak. Yah, mungkin para penulis dongeng bolehlah mulai serius untuk membuat dongeng cicak versus buaya, tapi tak diserupakan dengan kisah Polri vs KPK. Jujur saja, sampai hari ini saya belum tau siapa yang mulai pakai istilah buaya dan cicak begini. Merusak citra kedua hewan itu aja ah. Jangan sampe seperti kisah kupukupu yang sempat terkonotasi negatif!!

Wednesday, 21 October 2009

Mr. Kiemas' tongue slip


Pic source: Happy Toys and Games

Slip of the tongue atau keseleo lidah *atau kalau dalam istilahnya Profesor Soenjono Dardjowidjojo disebut kilir lidah* adalah suatu fenomena dalam produksi ujaran yang pembicara mengalami 'terkilir' lidahnya sehingga kata atau kalimat yang diproduksi bukan yang dimaksud oleh si pembicara (Soenjono, Psikolinguistik, h.147) *hihi, serasa lagi nulis skripsi* :P

Tapi, saya sangat senang dengan bahasan beginian, kawan. SERIUS. Makanya, jangan mainmain dengan slip of the tongue! Bayangin. Hal yang keliatannya sepele dan enteng aja kita benerin kalau yang ginian terjadi di percakapan seharihari, bisa jadi sesuatu yang bombastis dan memalukan nama sebuah bangsa!! Yeah, apalagi kalau bukan kilir lidahnya Mr. Kiemas sang Ketua MPR yang terjadi dalam acara seremonial pelantikan Pakde Beye hari Selasa, 20 Oktober 2009 lalu. *deuh, serasa wartawan lagi kejar deadline deh nulis postingan kali ini hihi senengnyaaaa*

Well, jujur saja, saya sangat tertarik membahas yang beginian. Makanya saya akan melakukan analisa terhadap Mr. Kiemas' slip of the tongue. Tapi analisa versi saya loh ya. Jadi, urusan salah ato bener, nanti aja ngasih nilainya skalian di kolom komen hehe v^^



Sebelumnya, saya sampaikan dulu bahwa rujukan portal berita yang saya ambil untuk analisa Mr. Kiemas' tongue slip ini adalah dari harian rakyat Bengkulu. Meskipun saya nonton acara pelantikannya Pakde Beye sama Om Boediono tanggal 20 Oktober kemaren, tapi emangnya saya beneran wartawan pake nyatet semua kesalahan ucap yang diproduksi oleh Mr. Kiemas? Ihihi, bukan kaaaan. Eh, tapi sebelumnya lagi, ini saya bikin analisa ginian, bukannya mau nyarinyari kesalahan Mr. Kiemas pas pelantikan loh, serius. Ini sematamata saya lakukan untuk latihan menganalisa penelitian saya nanti. Jadi, mohon dukungannya ^^

Okeh. Tongue slip pertama: Saat menyebut perwakilan pemerintah Srilanka, huruf W dia baca, W double.

Semantic slip of the tongue. Yah, itu nama tongue slip yang dilakukan Mr. Kiemas. Kalo menurut saya, Mr. Kiemas bisa keselip gitu lidahnya adalah karena Mr. Kiemas emang jarang berkomunikasi dalam Bahasa Inggris di kehidupannya seharihari. Siswa kursusan saya, rasarasanya juga tau bahwa huruf W itu, kalo dalam Bahasa Inggris, dibacanya [dabelyu]. Kalo sampe dibaca W double begitu, artinya saat itu Mr. Kiemas telah mengalami seleksi semantik yang keliru. Maksutnya mau bilang dabelyu, eeeh garagara grogi dicampur kebiasaan ngebaca huruf W itu [we] dan secara nama semua tamu dieja dalam Bahasa Inggris, sehingga terjadilah kekeliruan semantik.

Kekeliruan kedua: Kiemas menyebut mister dengan gaya Jawa menjadi mester dan doktor menjadi dokter.

Kalo dari ilmu Psikolinguistik-nya Dr. Soenjono, gak ada tipe slip of the tongue yang keberapa deh kayaknya hehe. Saya hanya bisa menyimpulkan bahwa kekeliruan lidah ini terjadi salah satunya karena dialek yang dimiliki oleh Mr. Kiemas. Bukan salah dialeknya, tentu saja. Tapi karena setelah salah menyebut gelar Doktor pada nama SBY, rasarasanya bolehlah slip of the tongue Mr. Kiemas yang ini saya kategorikan sebagai Freudian slips. Halah, sama aja kok dengan jenis yang pertama. Itu cuman nama lainnya aja. Biar kereeeeeen gituh ihihi.

Kekeliruan ketiga: Saat memanggil SBY untuk menandatangani berita acara pelantikan, ayah Puan Maharani itu keseleo lidah. Susilo dokter Bambang Yudhoyono, katanya. SBY kembali menoleh kepada Kiemas.

Kalo kekeliruan yang ini sih, judulnya kekeliruan Assembling. Ini merupakan bentuk kekeliruan yang sebenernya diksi yang dipake udah bener, tapi assemblingnya keliru. Maksutnya, yah semacam transposisi, begitu. Contohnya, yah kayak yang dilakukan Mr. Kiemas ini. Atau contoh lain: I need a gas of tank, pedahal maksutnya I need a tank of gas. Begitu. Paham? Yak, bagus.

Tiga aja deh ya. Kekeliruan lainnya, setelah saya baca di sini sampe abis, sepertinya gak ada hubungannya sama slip of the tongue yang dimaksut dalam Kilir Lidah versi Profesor Soenjono. Kekeliruan yang dilakukan Mr. Kiemas berikutnya, biarlah dianggap Mr. Kiemas sebagai sebuah kesalahan manusiawi yang semoga gak diulangin lagi di kesempatan berikutnya *maksutnya, kalo bisa ketua MPR-nya diganti aja gak usah Mr. Kiemas hehe*

Well, ada 1 slip of the tongue yang gak muncul, yaitu blends slip of the tongue. Kalo kilir lidah yang 1 ini, di Bahasa Inggris malah dimanfaatkan untuk menyingkat kata. Yeah, such as brunch yang singkatan dari breakfast and lunch, motel dari motor dan hotel, smog dari smoke dan fog, dan singkatan lainnya deh pokoknya.

Jadi temanteman, paling tidak ada sebuah pelajaran sangat berharga yang bisa kita ambil dari tragedi Mr. Kiemas's tongue slip, yaitu Berhatihatilah ketika berbicara, karena kalo sampe slip of the tongue, terutama yang bisa bikin malu bangsa kita, nama anda akan tercatat di banyak portal berita dan kemungkinan jadi headline di beberapa koran ternama. Mau?

Monday, 19 October 2009

Pesaiyer English Course

Sounds peculiar ya sama judul postingan kali ini? Aha. Kalau temanteman mau sedikit melakukan analisa terhadap kaya "Pesaiyer", maka akan bisa sedikit merasakan unsur kedigdayaan beberapa orang wanita dengan semangat membara di dalamnya!!

Yep, det's rait. Adalah citacita kami *saya dan temanteman Gaby* untuk berkoalisi membangun sebuah bimbingan belajar, khusus menangani Bahasa. At the beginning of our very own frame of concept, kitakita pengen punya kursusan Bahasa Inggris, dengan pertimbangan kitakita adalah mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Yeah, yang ada dalam kepala kami saat itu *paling tidak, dalam kepala saya sendiri* adalah bahwa membangun tempat kursus Bahasa Inggris, selain perlu modal dalam bentuk dana segar, juga perlu modal dalam bentuk kemampuan berbahasa yang standar dan bolehlah mendapat sebutan LANCAR dari beberapa orang yang sempat berinteraksi dengan kami. In this case, kita spesifikkan saja, berkesempatan menyimak kami berbicara dalam Bahasa Inggris.



Yah, serieus. Waktu itu dalam kepala saya tuh gitu doang, sebelum pada akhirnya saya dan temanteman gaby bersatu padu dan melihat banyak tumbuh dan berkembang lembaga kursus di Pontianak *dan kota besar lainnya*, mengecap pahit manis menjadi tenaga pengajar di beberapa bimbingan belajar, menyimpan rapat pengalaman menyenangkan dan kurang menyenangkan, kemudian menyiapkan stok simpanan itu dengan rapi untuk menjadikannya sebagai sebuah mimpi mulia: Membangun Lembaga Kursus Bahasa. Tidak sekedar Bahasa Inggris, tapi juga pilihan Bahasa lainnya yang sementara ini masih dalam wacana.

Well, well. Itu adalah rencana setahun lalu, ketika kami para personil gaby masih sering jalan bareng. Bukan berarti, setelah sekarang kami sudah mulai jarang jalan bareng, keinginan untuk membangun Lembaga Kursus Bahasa itu pudar. NO. Sama sekali tidak. Apa susahnya toh menyimpan keinginan? Dan bukannya kami *terutama saya* tidak mau mewujudkan. Hanya saja, dan jujur saja, dalam waktu sekarang ini kami memang menyengaja untuk belum mau serius memikirkan rencana itu, yang sebetulnya kalo dipikirkan secara serius dan dikerjakan dengan serius pula tanpa mainmain, barangkali udah bisa jadi tuh sekarang kursusan. Tar dah, tunggu dilamar baru kita bangun kursusannya :p

Nah, recently these days, begitu banyak lembaga kursus yang keliatan di permukaan. Dengan beragam judul, strategi promosi, dan macamacam feature di dalamnya. Baik feature yang visible, maupun yang invisible. Just yesterday, saya takjub melihat iklan lembaga kursus berbunyi: "Lancar Berbahasa Inggris Dalam 1 Bulan". WOW!! Sounds bombastic! Kedengerannya menarik ya teman, bisa lancar berbahasa Inggris hanya dalam 1 bulan. 4 minggu saja, udah lancar berbahasa Inggris.

Bisa gitu lancar berbahasa Inggris dalam 4 bulan? Frankly speaking, saya kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, spesifikasi program studi Pendidikan Bahasa Inggris selama 4 tahun, dan sama sekali masih belum berani beranggapan kalau Bahasa Inggris saya lancar. Maka kemudian, saya pun mencari tau, what's actually "lancar berbahasa Inggris" di pandangan orangorang.

One believes that "lancar berbahasa Inggris" itu berarti bisa speaking ceplas ceplos, dan sesuai dengan kaedah bahasa. Apakah maksudnya sesuai dengan tata bahasa yang berlaku, gitu? Ya ya. Boleh juga. Toh, tata bahasa bukan berarti harus sesuai dengan tenses ini itu yang menurut sebagian orang ribet banget itu. Trus, menurut salah seorang temen saya, "Hmm...Mungkin yang namanya Lancar berbahasa Inggris itu yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris secara aktif.Someone who can speak fLuentLy and cLearLy,maybe...Hehe...Karena yang bahasa Inggrisnya pasif kadang hanya mengapresiasikan kemampuannya Lewat tuLisan tanpa mampu mengungkapkannya Lewat speaking. That's my opinion,Din..."

Ada juga salah seorang pendengar radio Volare, yang beropini: "Seperti dirimu din..
Menurt ku ndk gampng din untk lancar bhsa inggris,tp buat yg udah lancr aku yakin mereka awalnya mencoba belajar untk menyenangi bahasa itu dulu mangkanya kalo ada bahasan tentng bhasa tersebut jadi gampng dimengerti,apa lg kalo setiap hari dilatih (pengalaman pribadi he he) tp skrng karna ndk pernh dilatih ya gitulah din..." Heiya, saya dianggap lancar. Jadi malu :">

Trus nih, opini dari alumni saya yang juga pendengar Volare dan bahasa Inggrisnya lancar banget, "Definisi Lancar atau dalam bahasa Inggrisnya "Fluent" ditafsirkan lancar lisan dan tulisan. Nah menurut hemat saya pengertian lancar ini dipandang dari sudut lawan bicara. Kalaw lawan bicaranya paham dan mengerti apa yang dia sampaikan berarti komunikasinya berjalan dua arah, dan ada feedback satu sama lainnya. Dan dari sinilah komunikasi berjalan lancar. Inilah definisi saya mengenai "lancar".

Kalo menurut saya pribadi, lancar berbahasa Inggris itu berarti mampu tampil untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Sepakat sama pendapatnya kang asep di atas, selama bahasa Inggris yang digunakan comprehensible dan interlocuter ngeh sama apa yang kita omongkan, maka bolehlah yang seperti itu dikategorikan sebagai "lancar berbahasa Inggris".

Sekarang, the problem is, seberapa efektifkah sebuah lembaga kursus menggodok peserta kursus yang punya harapan dan keinginan tinggi untuk benarbenar bisa lancar berbahasa Inggris dalam waktu 1 bulan? Lancar yang kayak gimana yang dimaksut oleh pemilik kursus? Dan lancar yang seperti apa yang diharapkan oleh peserta kursus?

Well, well, people. Di sini saya menyimpan sedikit kekhawatiran akan terjadi semacam lack of trust dari peserta kursus terhadap lembaga kursus. Walopun emang lembaga kursusnya bukan punya saya atopun keluarga saya, tapi seriues, jika kemudian hasil yang dikeluarkan ga seperti yang diharapkan peserta kursus, such as ternyata setelah kursus di sana bahasa Inggrisnya masih belum terkategori lancar, apa kata kita? Hehe.

Memang, nothing's impossible. Bukan gak mungkin kok bisa lancar berbahasa Inggris dalam 1 bulan. But see the case for the reality, first, guys. Saya pernah mendengar ada sebuah kampung yang isinya kursusan Bahasa Inggris semua, sehingga kampung itu dikasi nama Kampung English. Sistem yang digunakan di sana detailnya seperti apa, saya emang belum tau. Tapi setau saya, 1 bulan di sana emang beneran bisa lancar berbahasa Inggris, karena 1 bulannya beneran 1 bulan. Istilahnya tuh, yang 1 bulan 30 hari, 1 minggu 7 hari, 1 hari 24 jam ngapa-ngapain WAJIB pake Bahasa Inggris. NAH, yang begitu iyah, masuk akal.

Sedangkan yang terjadi saat ini, apakah akan beneran bisa efektif ya? Well, kita liat aja nanti. Dan paling tidak, fenomena begini adalah sebuah pelajaran berharga bagi saya dan temanteman saya yang bercitacita membangun lembaga kursus bahasa, untuk lebih berhatihati nantinya ketika berpromosi.

Saturday, 17 October 2009

Rindu Tulis, Tulis Rindu

Oke, kemarinkemarin saya seperti menghilang dari dunia blog, tempat saya seharusnya bisa dengan nikmat mencurahkan isi kepala saya lewat tulisan. Saya heran, kenapa ga ada yang nanya kenapa ya? Hihi. Ya udah deh, bakalan kelamaan kalo nungguin seseorang mengajukan pertanyaan: “Dini, kenapa sekarang blognya kok sepi ga ada tulisan khasnya dini lagi?” sebagaimana biasanya saya nanyain ke beberapa orang yang blognya sampe hari ini juga masih sepisepi aja kayaknya. So, let’s start it over!

Yeah, mari kita anggap ada seseorang yang bertanya kemana aja saya selama ini ga munculmuncul dengan tulisan khas dan terlihat lebih sering meng-update blog saya dengan tulisan copy-paste. Jawaban dari pertanyaan yang tidak ditanyakan itu adalah: saya rupanya sejak sekitar awal agustus sampe dengan akhir bulan lalu, mengalami apa yang saya sebut sebagai temporary-tromatik-writing-disorder. Kalau temanteman kepengen tau apa itu temporary-tromati-writing-disorder dan apa penyebabnya, saya persilahkan untuk mengajukan pertanyaan :D

Well, well. Kali ini saya hanya ingin menumpahkan rasa rindu saya akan menulis, expressing my very own mind into a subset of paragraphs.



U know what, people? Idul fitri tahun ini, 1430 H, sebetulnya ada lumayan banyak hal yang ingin saya publish di sini. Malah, setengahnya udah saya tulis, tapi berhubung terkena temporary-tromatik-writing-disorder itu, akhirnya setengah tulisan saya hanya berakhir pada draft tanpa published. Saya saat itu ingin menceritakan bagaimana fenomena bahasa di tanah air Ayah dan Ibu saya terjadi dengan begitu menakjubkannya. Kemudian saya juga ingin menjelaskan dengan bahasa saya sendiri betapa teori Gordon Pask yang digambar melalui diagram yang agakagak mirip dengan segitiga pyramid jejaring MLM itu benarbenar terimplementasi nyaris sempurna dalam percakapan di setiap kunjungan silaturahmi Idul Fitri. Yah, itulah sebagian yang tadinya pengen saya bagikan ceritanya, tapi ga jadi karena temporary-tromatik-writing-disorder.

Hei yah, sounds annoying yah kalau disorder semacam itu dibunyikan. Tenang, kalau ada yang bertanya apa yang dimaksud dengan temporary-tromatik-writing-disorder, saya udah siap kok dengan jawabannya ;)

Saya benarbenar merindukan tulisan. Terutama tulisan-tulisan saya sendiri. Selain juga ketika saya menyimpan rindu, saya pun menuliskannya di sebagian noktah transparan yang hanya bisa diraba dengan cara rahasia. Ada yang berlalu begitu saja, ada juga yang kembali pada saya dengan tanggapan penuh senyuman. Rasarasanya, sebagian rindu yang saya simpan sama sekali tidak akan memberi pengaruh signifikan untuk tulisan saya. Yah, bolehlah itu saya bocorkan bahwa itu adalah salah satu penyebab temporary-tromatik-writing-disorder. Ya, rindu yang tak signifikan.

Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaargh. Benarbenar sudah lama betul rasanya saya tidak membuat tulisan yang semembingungkan ini hihi.

Wednesday, 14 October 2009

Need a shoulder


There will always be a moment when people need a rest. I thought, maybe, I have said what I did and do want to ask and know, in ways I can do. And here it is the moment I come. The time of a willingness to have a warm rest. I am tired.

Please put away your thinking of me falling down or giving up.

I will not.

I am just tired, very tired.



A shoulder to rest. That's what I really need now. Will you please give me your shoulder for me to rest without me request you first?

Monday, 5 October 2009

Got Award

I just can't really remember well whether or not it's the third I have award from friends. I just can say that previously, I get award a year ago. Then the second award has already written here. An award called: Inspirational Blog Award.

Then just this afternoon, my friend in blogsphere told me that I have an award for re-posting an info about Earthquake in Padang. It is such an amazing thing for me to have this award!! But anyway, although actually I am supposed to distribute this award to some other bloggers, I don't think I will do it. Will it be ok, zoran?



I will just put the logo as I attach below:



Well yeah. Thanks so much for the award. It's my hope that this award will be able to increase the page rank of my blog ;)

Saturday, 3 October 2009

Belum terlambat untuk taubat

Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun..

Saya yakin, seluruh hati pasti menangis sedih melihat banyaknya korban yang berjatuhan akibat gempa di Sumatera Barat. Namun, sudahkah hati kita menangisi dosadosa yang kita lakukan? Mengutip status seorang akhi, "Ketika sebuah desa terkena musibah, khalifah Umar bin Khathab bertanya kepada penduduk desa. Beliau tidak bertanya berapa korban ataupun kerugian, namun yang ditanyakannya adalah "DOSA APA YANG KALIAN PERBUAT SEHINGGA ALLAH MENURUNKAN BENCANA PADA KALIAN".

Ebiet G. Ade berlirik: Tuhan pasti telah memperhitungkan.. amal dan dosa yang kita perbuat.



Yeah, itu benar, kawankawan.. Saya mendapatkan tulisan ini dari sini dan belum tau siapa penulis pertamanya. Namun begitu, tak ada salahnya ya kalo kita coba jadikan tulisan ini sebagai renungan, salah satu motivasi untuk kita bermuhasabah...


Pukul 17.16 waktu setempat, hari Kamis, 30 September 2009, Sumatera Barat diguncang dengan kekuatan 7,6 skala ricter (SR). Data terakhir menyebutkan, gempa di Padang sudah lebih dari 500 orang tewas yang sudah berhasil ditemukan dari reruntuhan. Diprediksi jumlah Korban tewas akan terus bertambah.

Betulkah gempa di Pariaman, Padang, Sumatera Barat itu sudah tertulis dalam al-Qur’an?? Menelisik waktu, tanggal serta bulan kejadian Gempa Padang, Sumatera Barat dengan mengkorelasikan ayat-ayat al-Quran. Dan hasilnya, Astagfirullah, aku berlindung dari azab dan murka-Mu, dalam dua ayat dari dua angka (waktu dan tangal-bulan) kejadaian gempa itu, Allah benar-benar membuktikan janji-Nya yang tertulis dalam al-Qur’an.

Pertama, dilihat dari waktu kejadian, yakni pukul 17.16 waktu setempat dikorelasikan dengan surat ke 17 (Al-Isra) ayat 16, dikutip dari al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama, terjemahannya adalah:

“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnyalah berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami). Kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”. (Surat 17 (Al-Isra) ayat 16).

Kedua, dilihat dari tanggal dan bulan kejadaian, atau Tanggal 30 Bulan ke 9 (September) terjadinya gempa dikorelasikan dengan surat ke 30 (Ar-Rum) ayat 9. Dikutip dari sumber yang sama, terjemah ayat tersebut adalah:

“Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri,” (surat 30:9)

Dan pada ayat selanjutnya atau ayat 10 surat yang sama , Allah berfirman: “Kemudian akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan (azab) yang lebih buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu mengolok-oloknya,” (Surat 30:10).

Tidak bermaksud menjustifikasi, namun sekedar mengingatkan kembali, dalam lima tahun terakhir ini ada lima rentetan gempa bumi skala besar dengan menwaskan puluhan hingga ribuan orang. 26 Desember 2004, Gempa yang disertai badai Tsunami di Aceh dengan 133.029 korban tewas. 28 Maret 2005 Gempa Nias dan P Simeulue jumlah korban tewas 900 orang. Disusul dengan gempa di Selatan Yogyakarta pada 27 Mei 2006, 3.000 orang meninggal dunia.

Dua peristiwa gempa besar terjadi pada tahun September 2009, yakni di Tasikmalaya dengan korban tewas 85 orang. Dan terakhir Gempa mengguncang di Pariaman, Padang, Sumatera Barat, pukul 17.16 atau beberapa jam saja sebelum anggota DPR/MPR dilantik yang banyak menghabiskan dana belasan milyaran rupiah….

“Dan tidakkah mereka memperhatikan bahwa mereka diuji sekali (dalam setahun) atau dua kali (dalam setahun), namun mereka juga (tidak mau) bertaubat dan tidak pula mengambil pelajaran” [QS Attaubah (9): 126]

Astaghfirullahal'adziim.. Astaghfirullahal'adziim.. Astaghfirullahal'adziim..

Mari beristighfar sebanyakbanyaknya.. Belum terlambat untuk bertaubat.

Saturday, 12 September 2009

Lailatul Qadar 22 Ramadhan

Bagaimana, temanteman? Belok kanan ato belok kiri? Semoga selalu dalam naungan kebaikan. Tetap menjadi yang teristimewa, di bulan yang sangat istimewa.

Banyak yang istimewa bulan ini. 22 Ramadhan termasuk di dalamnya. Jelang malam ke 23, sudahkah kita dapatkan yang sebelumnya? Jika tertinggal, semoga tak tertinggal pahala yang Allah janjikan pada:

Malam ke-23:
Allah akan membuat sebuah kota untuk Anda di dalam surga.

Malam ke-24:
Allah akan mengabulkan 24 permohonan Anda selagi Anda masih hidup di dunia.

Malam ke-25:
Anda akan bebas dari siksa kubur.

Malam ke-26:
Allah akan derajat amal kebaikan Anda sebagaimana derajat amal kebaikan Anda selama 40 tahun.

Malam ke-27:
Anda akan secepat kilat bila melewati Siratalmustakim nanti.

Malam ke-28:
Anda akan dinaikkan 1.000 kali oleh Allah di dalam surga kelak.

Malam ke-29:
Allah akan memberi pahala kepada Anda seperti Anda menjalani ibadah haji 1.000 kali yang diterima Allah.

Malam ke-30:
Allah menyuruh kepada Anda untuk memakan semua buah di surga, minum air kausar, mandi air salsabila (air surga), karena Allah Tuhan Anda, dan Anda hamba Allah yang setia.

Ada Lailatul Qadar pula di 10 hari terakhir. Dan 22 Ramadhan termasuk di dalamnya. Sungguh istimewa. Mari berdoa menjadi salah satu hamba Allah yang dikaruniai berkah Lailatul Qadar. Bersiaplah untuk gembira, temanteman. Ada beberapa tanda untuk mengetahui Lailatul Qadar:

1. Abi Ibnu Ka'ab telah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda mengenai lailatul qadar yang artinya: Sesungguhnya matahari yang keluar pada hari itu tidak begitu bercahaya (suram). - Hadis riwayat imam Muslim dalam kitab puasa -

2. Telah diriwayatkan dari Nabi S.A.W bahwa baginda telah bersabda yang artinya : Sesungguhnya tanda-tanda lailatul qadar, bahwa malamnya bersih suci seolah-olah padanya bulan yang bersinar, tenang sunyi, tidak sejuk padanya dan tidak panas, tiada ruang bagi bintang untuk timbul sehingga subuh, dan sesungguhnya tanda-tandanya matahari pada paginya terbit sama tiada baginya cahaya seperti bulan malam purnama tidak membenarkan untuk syaitan keluar bersamanya pada hari itu. - Hadis riwayat imam Ahmad dengan isnad jayyid dari Ibadah bin As-Somit -

3. Dalam Mu'jam At-Tobarani Al-Kabir dari Waailah bin Al-Asqa' dari Rasulullah SAW telah bersabda yang artinya: Malam lailatul qadar bersih, tidak sejuk, tidak panas, tidak berawan padanya, tidak hujan, tidak ada angin, tidak bersinar bintang dan daripada alamat siangnya terbit matahari dan tiada cahaya padanya(suram).

4. Riwayat Al-Barraz dalam musnadnya dari Ibn Abbas bahwa Rasulullah S.A.W telah bersabda yang artinya : Malam lailatul Qadar bersih tidak panas dan tidak pula sejuk.

Qadhi 'Iyad telah mengatakan ada dua pendapat mengenai matahari yang terbit tanpa cahaya iaitu:

1) Ia merupakan tanda penciptaan Allah SWT.
2) Menunjukkan bahawa kerana terlalu banyak para malaikat yang berzikir kepada Allah pada malamnya dan mereka turun ke bumi yang menyebabkan sayap-sayap dan tubuh mereka yang halus menutupi dan menghalangi matahari dan cahayanya.

Kemuliaan malam tersebut dan seruan-seruan dari hadist-hadist yang menyuruh umat Islam mencari malam tersebut mungkin akan menimbulkan sedikit pertanyaan. Apakah malam itu khusus bagi mereka yang alim saja atau bisa berlaku bagi masyakat umum. Yusuf Qaradawi mengatakan bahwa malam itu datang untuk semua orang yang benar-benar menginginkannya. Kata Qaradhawi:

"Maka Malam al-Qadar ialah malam umum untuk semua yang menuntutnya. Yang menginginkan kebaikan dan ganjarannya, dan apa yang disisi Allah di dalamnya, itu lah malam ibadah dan malam ta'at, dan bersolat, bertilawah, berdo'a, bersedekah, menjalinkan perhubungan, beramal sholeh, dan melakukan kebaikan-kebaikan".

"Yang harus dilakukan oleh orang Islam pada malam ialah; Bersholat Isya' secara berjamaah, sholat subuh berjamaah dan pada malamnya mendirikan qiamullail. Di dalam hadist Sahih diriwayatkan Nabi bersabda, "Barangsiapa yang bersholat Isya' berjamaah, seolah-olah ia berqiam di separuh malam, dan barangsiapa yang bersolat subuh berjamaah, seolah-olah ia bersholat disepanjang malam tersebut. (Riwayat Ahmad, Muslim).

Sheikh Atiyah Saqr menganjurkan:

Hidupkannya dengan bersholat, membaca Al-Quran, berzikir, beristigfar dan berdo'a dari terbenam matahari sehingga terbit fajar. Dan hidupkan ramadhan dengan bersolat terawikh di dalamnya. Sebuah riwayat yang mengatakan, "Barangsiapa yang bersholat magrib dan Isya' di hari akhir yaitu di malam Al-Qadar secara berjamaah, ia telah diberi keuntungan dari Lailatul Qadar". Berkata A'isyah r.h "Ya Rasulullah di waktu Lailatul Qadar, apakah yang harus aku katakan". "Katakalah, "Ya Allah sesungguhnya kamu pengampun dan suka kepada pengampunan, maka ampunkanlah ku"

Mari, temanteman.. Kita berlomba mendapatkan Lailatul Qadar, semakin kencang lagi segera selepas 22 Ramadhan ini.