
Barangkali, teman-teman yang rajin ikut perkembangan postingan blog saya *caelah*, barangkali masih inged sama postingan saya yang ini. Tentang cinta kepada musuh. Yeah, judulnya aja Musuhku, Je t'aime. Apa maksut yang tersembunyi di balik postingan saya tahun lalu itu juga bermakna sama dengan postingan kali ini? Yeah, baca aja sendiri nyehehehe.
Waaah, ada kata je t'aime di sini! Dah lamaaaaaa banged rasanya saya ga maen-maen sama kata itu. Sebuah kata yang sempat membuat saya pusink ga pentink! Dan kali ini pun, kayaknya saya ga mau terlalu merepotkan diri dan menghilangkan kebebasan otak untuk berotasi pada porosnya dengan membiarkan logika saya melompat kian kemari tak terkontrol pasti. Cukup, simpan dalam hati ;)
Lalu, apakah maksut dari postingan kali ini? Siapa lagi musuh saya? Siapa Rival saya?
Apakah kali ini saya mencintai seorang musuh lagi?
Hmm, salah tuh pertanyaannya. Harusnya, pertanyaan yang duluan muncul adalah:
"Apakah sekarang saya sedang punya musuh?", atau "Apakah sekarang sedang ada yang memusuhi saya terang-terangan?"
Alhamdulillah, sepertinya saya sedang tidak merasa punya musuh, dan sedang tidak merasa dimusuhi oleh siapapun secara terang-terangan. No rival, but yes I think I have one Rival (+). What do I mean by stating Rival (+)
*ayoooo, jangan langsung mengarahkan telunjuk pada satu wajah yaaaa haha*
Well, thing that I mean by Rival (+) here is my very own and very real enemy, real rival, it is myself, exactly is my desire, more exactly is my uncontrolled desire! Yeah, that's the real rival of mine! My so-called stupid and silly emotion!
Tahun lalu, saya pernah menulis resolusi. Resolusi nomor 2 yang berbunyi: Emosi berlebihan. Please din, lebih cerdas control emosi. Ada saatnya ketika kamu boleh keluarkan emosi kamu. Cerdaslah memilih tempat untuk keluarkan emosi. Kurangi rasa terlalu ingin memiliki yang berlebihan, posesif. Yeah, sepertinya sudah agak berkurang belakangan ini. Berkat bantuan sahabat saya, Dita, berhasil membantu saya untuk mengurangi sifat satu ini. Makasih kawan!
My next rival (+) are the rests 3!. Egois, ya rasanya masih agak sedikit. Tidak mendengarkan, masih ada juga, karena pernah sampe berantem di kantin gara-gara ga dengerin sahabat saya ;), trus arogan uwm kayaknya masih ada deh. Aduwh, saya ngomongnya masih suka ninggi. Help. Gimana ya ngilangin yang 3 ini?
Anyway, sahabat saya beneran banyak membantu meminimalisir bersemayamnya my rival (+) di diri saya. Saya sudah bisa merasakan, beberapa fluktuasi signifikan *ciah, bahasanya* di dalam diri saya. Sebuah degradasi sifat-sifat yang memang tak saya harapkan keberadaannya. Terima kasih, kawan. Luph yu, really ^_^
No comments:
Post a Comment