
Jadi ceritanya, 2 hari yang lalu saya mengalami sebuah phobia bernama:
takutmainmain.
Malemnya, masih 2 hari yang lalu, saya dan duasahabatkurangwarasatapibaikhati seperti biasa bergembira ria bersama menanti datangnya pagi tiba. Sebenernya bukan perihal sengaja begadang sih malem itu. Lebih karena saya dan mereka mau ngerjain pernak pernik persiapan acara Isra' Mi'raj di Masjid Jami' Arif Jannah Rasau Jaya.
---Wait, wait. Ada cerita bagus yang saya copy dari comment di friendster seorang saudara---
Alkisah ada seorang pemuda buta
suatu ketika ia berbicara kepada kekasihnya
"andaikan aku bisa melihat,pastinya aku akan menikahimu"
tak beberapa lama, dia mendapatkan donor mata untuk dirinya
si pemuda akhirnya dapat melihat
namun alangkah terkejutnya si pemuda tersebut ketika mengetahui ternyata sang kekasih pun buta
sang kekasih bertanya kepada pemuda tersebut
"sekarang ketika kau sudah bisa melihat, maukah kau menikahiku"
si pemuda seketika itu menjawab "TIDAK" dan hendak pergi meninggalkan kekasihnya
sang kekasih hanya tersenyum dan berkata "baiklah... Kalau begitu tolong jaga mataku"
semoga qta bukan termasuk golongan orang2 yg seperti pemuda itu
~forward dari teman malaysia(dg sdkt perubahan bahasa)~
suatu ketika ia berbicara kepada kekasihnya
"andaikan aku bisa melihat,pastinya aku akan menikahimu"
tak beberapa lama, dia mendapatkan donor mata untuk dirinya
si pemuda akhirnya dapat melihat
namun alangkah terkejutnya si pemuda tersebut ketika mengetahui ternyata sang kekasih pun buta
sang kekasih bertanya kepada pemuda tersebut
"sekarang ketika kau sudah bisa melihat, maukah kau menikahiku"
si pemuda seketika itu menjawab "TIDAK" dan hendak pergi meninggalkan kekasihnya
sang kekasih hanya tersenyum dan berkata "baiklah... Kalau begitu tolong jaga mataku"
semoga qta bukan termasuk golongan orang2 yg seperti pemuda itu
~forward dari teman malaysia(dg sdkt perubahan bahasa)~
Masya Allah, menyentuh sekali. Saya jadi makin takut untuk main-main nih. Iya, beneran teman-teman.
Oke, mari kembali ke perihal phobia saya. Berdasarkan hasil curhat saya ke temen saya, segera setelah saya selesaikan cerita saya yang malem itu sedang kebingungan, temen saya dengan suara rendahnya berkata, "Maaf nih ni *note: dia manggil saya ni, bukan din* sebelumnya ya. I believe that you are involved in a game that you usually love to play"
Begitu, teman-teman. Ceritanya saya ini dianggap oleh salah seorang sahabat saya, sedang terlibat *dan saya rasa saya sempat senang melibatkan diri* ke dalam sebuah permainan yang sebenarnya tidak boleh saya masuki, tapi tanpa sadar sering saya mainkan.
Nah, malem itu, jelang dini hari banget, saya telah memutuskan untuk keluar dari permainan. Terserah, mau gimana. Saya mau berhenti, yang jelas. Bye
No comments:
Post a Comment