dhz tweets fb dhz dhz on pinterest dhz g+ dhz socmed dhz blogs dhz is ... Home Home Image Map

Monday, 28 July 2008

Virus Alert!

Photobucket
Miringkan kepala anda, agar bentuknya sempurna.

Sepulang KKN, sabtu kemarin, tepat di hari ulang tahun adik saya, saya dikejutkan dengan kabar: laptop saya koma! TIDAK!


Tapi, saya tidak bisa bilang tidak. Ulangin, ulangin.

Sepulang KKN, sabtu kemarin, tepat di hari ulang tahun adik saya, saya dikejutkan dengan kabar: laptop saya koma! IYA! Nah, iya faktanya begitu sodara-sodara. Laptop saya koma, ga mau hidup kalo ga pake safe mode. Hikz. Bayangkan betapa teririsnya perasaan saya. Amat sangat teriris, sakit, dan tidak bisa lagi membayangkan hidup tanpa laptop saya (Astaghfirullah, ini hiperbola yang menjurus ke arah sirik! ATTENTION: DILARANG!)

Masih belum tau nasib laptop saya selanjutnya. Adeknya mama saya kemarin nelpon dan bertanya: laptop kamu waktu beli kemarin ada CDnya gak?



Hah? CD? bukan saya yang beli om... jadi kayaknya gak ada CD. Maka, saya pun berkesimpulan: habislah benda-benda orisinil dari dalam laptop saya dipastikan hilang. Termasuk, aplikasi-aplikasi entah apa yang belum sempat berpisah dengan saya. Kemarin sempet khawatir setelah di instal, laptop gak bisa dipake buat ngenet langsung. Ga internetan dalam jangka waktu terlalu lama kan bisa bikin saya stress. Ternyata, laptop mama saya bisa dikebiri buat ngenet hari ini hehe.

Semoga laptop saya tidak mengapa, dan bisa segera menetap lagi dalam kamar saya yang pink. Mudah-mudahan virus alertnya berganti menjadi: welcome, dinie! *maksa mode on*.

Btw, pagi ini saya akan di interview buat IELSP Scholarship. Wish me luck ya. Kalo rejeki, ia takkan lari, tapi ia kan memelukku erat dan mesra. Semoga ia kan memelukku erat dan mesra, amien.

Wednesday, 23 July 2008

3830 HO

I'm Sorry, Goodbye...

Saya benar-benar mencintainya, amat sangat mencintanya. Tapi mengapa saya harus dipisahkan setelah 6 tahun ia setia temani saya, kemana saja saya perlu tumpangan. Serangkaian kenangan juga sudah kami rajut bersama. Sangat indah. Beragam jenis umat manusia pernah ikut bersama kami menghiasi kenangan itu. Tapi, hari ini, di hari ulang tahun saya, 3830 HO harus berpisah. Sedih. Tapi senang juga karena saya bisa membuat kenangan baru lagi dengan penggantinya hoho.


Motorku... my 3830 HO, supra hijauku yang kucintai dan kubanggakan. Supraku yang pernah dibantu keluarin sama orang paling menyebalkan dalam hidup saya, akan segera berpisah dengan saya. Sedih sedih... Dan senang senang. Hehe... Kenapa seneeeenk?


Serasa mimpi aja. Ini pertama kalinya saya dihadiahi sebuah barang baru, tepat di hari ulang tahun saya. Sebuah Surat Tanda Nomor Kendaraan, atas nama saya, dengan plat berakhir nama saya kalo dibaca dengan seksama, sungguh sebuah nikmat luar biasa dari Allah, disampaikan melalui orang tua saya yang semakin baik hati saja sepertinya *hoho, beneran baik pak, ma, bukan karna hadiah-hadiahnya saja, sumpe*.

Saya bisa ngerasain aliran cinta melalui hadiah dari bapak dan ibu saya. Sama seperti saya merasakan cinta dari teman-teman lama dan baru yang tidak ingin ketinggalan ucapkan cinta dengan berkata: Happy Birthday.

Banyak cerita hari ini. Dan 3830 H0 saya, tlah digantikan, tepat di hari ulang tahun saya pula, dengan 5501 NI ini. Thank you lagi ya bapak. May Allah blesses us, our family, for here and hereafter.



P.S. seemingly showing off ya saya? hehehe... please pretending it's my way to express my gratitude to Allah, as well as to my parents, though they maybe have no idea about browsing on my blog.

Hari sama, banyak cinta


Alhamdulillah, begitu banyak cinta saya dapatkan hari ini. Terutama untuk diri saya sendiri. Hari ini, saya sudah bisa urus perpanjangan KTP sendiri looh hehe. Baru tau, ternyata buat perpanjang KTP, bayar administrasi di kantor lurahnya pake sukarela. Trus, pas nyampe kantor camat, biarpun harusnya jam istirahat makan siang, tapi pegawai negeri sipil yang rajin bekerja dan hemat cermat bersahaja di sana tetap melayani warga masyarakat. Saya hanya menyerahkan 2 lembar kertas, dan menunggu tidak terlalu lama, lalu bayar 15 ribu rupiah, trus dijepret, udah gitu aja. Ambil KTP barunya besok, sebelum jam makan siang. Gitu tooh ternyata manjangin KTP. Gampang ya rupanya...

Sesudah urus KTP, saya segera memenuhi keinginan saya: makan siomay, makan rujak, tidur siang dengan nyaman, jalan ke mal dan dinner sama keluarga, terakhir, beli dompet pink. Akhirnya, alhamdulillah, saya miliki juga dompet pink *suer, ga ngerti juga kenapa setahun belakangan, saya jadi suka ngeliat barang-barang warna pink*.

Saya beneran excited hari ini. Terutama di bagian jalan ke mal. SENDIRIAN! So long time ago saya ga memanjakan diri dengan muterin mal sendirian saja.



Saya tidak terlalu ingat, kapan terakhir kali saya ke mal sendirian untuk kepentingan saya sendiri. Kalo buat live report Volare sih dulu setiap hari. Sampe dapet voucher belanja itu hehe. Mudah-mudahan Ramadhan tahun ini saya lagi yaaa.. Amien. Really nice walking alone among thousands people. Sendiri di dalam keramaian itu cantik. Sangat cantik. Seperti cantiknya bulan Juli setiap tahun.

Juli 22 segera berakhir beberapa jam lagi. Status saya menjadi seorang yang spesial pun segera luntur seiring bunyi detik tinggalkan Juli. Unless, untuk orang tua dan adik-adik saya. Mereka selalu meletakkan saya sespesial mungkin, seperti saya berusaha membuat mereka begitu spesial.

Spesial, di hari yang sama, masih hari penuh cinta. Saya ingin berucap ingin lagi sebagai pertanda bahwa 22 Juli 2008 akan segera usai:

Saya sangat ingin menikmati metamorfosa saya menuju sebuah kecantikan sejati.

Banyak terima kasih untuk sahabat tercinta, Dita Wulandari dan Elisa Yuzar. Kalian luar biasa. Sungguh, keikhlasan kalian bersahabat dengan saya tampak dari tutur dan tatap kalian, teman-teman.

Tuesday, 22 July 2008

The "D" Day

22 Juli 1987 - 22 Juli 2008, akhirnya pecah juga angka 20nya

Setahun lalu, the D day saya nyanyikan dengan semangat 45. Hari ini, my D day malah terlewatkan 3 jam dari waktu seharusnya saya ucapkan "Really Happy Birthday for me, honey", dan terbangun dengan sebuah deringan panjang, alunan nada cantik dan ikhlas dari seorang teman baik hati. Terlihatlah dini hari ini, siapa saja yang menanti hari spesial, siapa saja yang kelelahan di atas pembaringan.


Jika setahun lalu, sebuah nama saya sebutkan masih terpatri dalam hati, sepertinya tidak untuk tahun ini. Rupanya ada begitu banyak nama silih berganti berebutan mematrikan nama dan jiwa mereka, bahkan hingga hari ini tiba. Dan jika tahun lalu rentetan sms terkirim ke nomor ponsel yang sudah saya pakai bertahun-tahun ini saya cantumkan, maka sepertinya tidak untuk hari ini. Semuanya begitu berarti, dan semuanya membukakan mata dan hati saya bahwa ternyata Juli benar-benar indah!


I love my July. So much.

Juli hari ini indah lagi. Paling tidak, dini hari ini saya merasa menjadi begitu spesial bagi beberapa orang. Segelintir orang, tepatnya. Terasa, yang meletakkan saya spesial, sangat spesial, hingga spesial tak tergantikan.

Tidak seperti tahun lalu, 22 juli yang sangat indah hari ini, saya tidak merasa kehilangan orang untuk dinanti kehadirannya kembali. Tidak ada pria atau wanita bulan Juli yang hadir setahun sekali untuk ucapkan Selamat Ulang Tahun, Dinie. Hari ini muncul nama-nama baru yang sungguh-sungguh memahami saya, the way I am. Nama lama tetap ada, dan merekalah orang-orang luar biasa yang dianugerahi Allah dengan kekuatan memori hebat untuk mengingat tanggal lahir saya.

So far, 22 Juli 2008, a bunch of thanks would be delivered to my father and my mother. Dini hari ini, saya panjatkan doa untuk bapak saya tercinta, bapak terbaik di dunia, semoga Allah menyayangimu seperti engkau menyayangiku di waktu kecil, bahkan hingga aku 21, begitu terasa pertambahan kalori kasih sayang itu. Terima kasih untuk tunggangan baru ya bapak. Lov u, pak. Not merely coz of the new tunggangan kok pak hehehe. Untuk ibu saya, dini hari ini saya panjatkan doa untuknya, ibu terbaik di dunia, semoga Allah menyayangimu seperti engkau menyayangiku di waktu kecil, bahkan hingga aku 21, terasa pula pertambahan energi cinta tak kenal batas. Terima kasih untuk ungkapan cinta lewat kamera ;). Benar-benar membantu proses KKN, ma hehe.

Untuk 2 orang adik saya yang sudah dapet mimpi *dan berkali-kali, kata yang bungsu* belum ngasi apa-apa sih. Tapi kemarin saya udah pesen, minta dibeliin dompet warna pink nyehehehe. Anyway, keindahan juli rasanya tidak sebatas itu saja. Masih banyak yang harus dibenahi. Dan saya ingat: hari ini saya harus perpanjang KTP!

Monday, 21 July 2008

Really, it's getting closer!


KKN: Menanam jagung di kebun kitaaaa....

Menghitung hari, detik demi detik...
Masa kunanti apakan ada...
Jalan cerita kisah yang panjang...
Menghitung hari....

(Krisdayanti, Menghitung Hari)

Tidak hari lagi sekarang yang dihitung, melainkan menit. In a couple minute, I'd be glad to say: Happy Birthday!

Before, izinkan saya sedikit review, tentang apa yang terjadi di jelang hari jadi saya.

WOW! Ternyata beragam! Luar biasa, berbagai kejadian selama bulan Juli. Mulai dari penumbuhan benih-benih cinta yang diwakili dengan kata cantik: Je T'aime; sampai dengan teriakan bodoh darah mendidih ingin membunuh. Luar biasa. Saya sebegitunya ya ternyata.



Hari ini, a day before the D day, saya menikmati begitu banyak nikmat Allah yang sangat sering terlupakan. Usia saya segera menjadi 21, dan isi pemikiran dalam kepala saya seakan tak juga mau berpindah sungguh-sungguh dari lokasinya. Sudah PW *posisi wueanak* kayaknya. Cape', sejak usia 18 nyimpen perasaan yang di blog ini saya labeli dengan judul: stupidity.

Bahkan hingga beberapa waktu lalu pun, jenis pemikiran yang bercokol dengan enaknya di kepala ini lagi-lagi berfluktuasi. Dia bingung, siapa yang mau didengarkan? Kata hati yang juga bingung atau situasi kondisi yang mendukung? Sudah bosan dengar kata: dengarkan dan ikuti kata hati. Hati sudah tak punya hati lagi untuk diikuti.

Tinggalkan sejenak saja pemikiran bodoh itu. Mari saksikan hari esok. Sebuah hari paling indah di dunia. Sebuah hari di mana saya akan memusatkan diri pada satu kata: Birthday, Ulangtahun, Milad. Selamat Ulang Tahun esok hari. Apa lagi yang kau inginkan tahun ini, Dini?

Sunday, 20 July 2008

2 days to D day

My first time to publish my post by this wonderful mobile stuff.. Thanks a lot to Ashadi for lending me your mobile,plus your credit. You are such a wonderful friend. Know me better just in a couple week rather than others who pretend to know me ;)

Sudah 2 minggu di lokasi KKN.. Beragam kejadian dan beragam hikmah. Implicitly, hikmahnya sudah saya paparkan di sini *nah, yang mana yaaa kira-kira?*




well,then.. Apapun ibrahnya, tetap tidak surutkan hasrat saya untuk posting di hari ke 20 di bulan yang sangat indah ini.

18 hari lalu, saya berkata 20 days to D day. Maka hari ini,dengan bahagia saya menyelipkan sedikit tanda: 2 days to D.

Be ready to have kinds of gifts.. Really..

Friday, 18 July 2008

Dramatisasi diri


Saya ke kiri, ada magnet kuat di kanan.

Saya ke kanan, di kiri ada magnet lain yang mengerti kejengahan saya.

Saya ke tepi, lantas saya dikatai dengan halus dan berbudi.

Saya kebingungan, dan teman saya baru akan menghampiri setelah beberapa hari saya hilang hati.

Terlambat, jedanya sudah cukup lama. Saya sudah berada dalam sebuah kecantikan arti pertemanan yang tak ucapkan ingin. Benar-benar dramatisasi diri, dramatisasi dini. Kalian mencari masalah untuk saya, bahkan jelang pengganjilan usia saya sebentar lagi.



Saya berada dalam fase nyaman untuk dapatkan diri saya yang dulu, dalam pencarian diri, lantas dipandang merusak ikrar terpuji. Baiklah, teman-teman. Melepas ikrar *saya senang menyebutnya: melepas label* bukanlah perkara susah, semudah saya menyandangnya tanpa pikir panjang. Hari ini pun, akan saya lepas dengan kekuatan melepaskan yang kalian berikan, meletakkan saya dalam posisi begitu penuh noda. Ya, terima kasih teman-teman. Teman-teman yang tak paham diri saya sepenuhnya, seperti saya belum paham diri saya seutuhnya.

Langitnya biru, luas, siap memayungi saya yang akan terus bertualang. Siap pula menghujani saya dengan ribuan ilmu untuk terus saya selami.

Harusnya seperti itu. Tapi, barisan kata yang sudah saya selipkan rupanya tak juga dipedulikan, dan segera diambil benang merah kasar untuk menyimpulkan permasalahan bahkan di depan orang ramai. Benar-benar teman yang baik. Terima kasih, teman-teman.

Dan pilihan sudah di tangan: labelnya sementara ini akan saya lepas. Sampai jumpa entah kapan.

Wednesday, 16 July 2008

Jaranan menghibur warga Rasau Jaya I

Believe it or not, ni orang lagi kesurupan. Saya diselendangin sama dia, ke tengah-tengah arena.

Kalo di Ketapang, teman-teman saya menghibur diri mereka dengan senyuman mentari pagi dan deburan ombak dari tepi pantai sambil makan cokelat, maka saya dengan senang hati mengabari bahwa di lokasi tempat saya KKN, ada atraksi tradisional kuda lumping. Memang tidak begitu terdengar luar biasa. Namun, rasa luar biasa justru saya rasakan sendiri karena saya bisa lihat langsung tepat di depan mata aksi kesurupan pemain kuda lumping. Plus, diajak makan pula sama pak kepala dusun hohoh. Ini liputan yang saya kirim ke Netizen Journalism Volare dan Borneo Tribune.



Paguyuban kuda lumping Samboyo Tarunajaya malam itu menjadi sebuah pertunjukan yang cukup membuat hati para penontonnya terpikat. Jaranan atau kuda lumping adalah peninggalan budaya yang hingga saat ini keberadaannya mulai bersaing ketat oleh masuknya budaya dan kesenian asing ke tanah air. Ketua Paguyuban Samboyo Tarunajaya yang juga Kepala Dusun VI Kebun Jeruk Rasau Jaya I, Bapak Kastam mengatakan bahwa atraksi ini sudah dibawanya ke Rasau Jaya sejak 1980. Sampai saat ini, tarian tersebut masih memperlihatkan daya tarik yang tinggi. Terbukti, malam selasa itu (14/7) ratusan penonton tumpah ruah memenuhi area atraksi tarian tradisional ini.

Atraksi dimulai oleh seorang pemain yang memasuki arena dengan membawa sebatang lampu neon. Neon lantas dikunyah layaknya sang pemain makan kerupuk. Seakan tak terasa sakit, neon tersebut dihabisi walaupun ada darah menempel di serpihan neon putih yang dimakannya. Sebagai sebuah atraksi penuh mistis dan berbahaya, tarian kuda lumping dilakukan di bawah pengawasan seorang jeger alias ”pimpinan supranatural”. Biasanya, kita mengenalnya sebagai pawang. Sang pawang inilah yang kemudian membawa pemain berikutnya memasuki arena. Empat orang penari masuk menunggangi kuda lumping yang terbuat dari anyaman bambu. Seperti layaknya menunggang kuda sungguhan, mereka juga membawa cambuh. Bunyi cambuk ini menambah semarak suasana hiburan tradisional ini.

Klimaks aksi tradisional kuda lumping adalah saat para pemainnya mulai kerasukan dan mencari ’mangsa’ untuk ditarik ke dalam arena. Konon, penonton yang memakai baju merah lebih menarik perhatian pemain kuda lumping. Malam itu, 6 orang berbaju merah ditarik ke arena dan beberapa diantaranya yang notabene bukan personil paguyuban kuda lumping Tarunajaya ikut menari dan beratraksi karena kesurupan roh halus. Beragam gerak dan aksi yang dilakoni para pemain. Mulai dari makan beling, makan ayam hidup, minum air kembang, sampai pada aksi puncangnya yaitu banteng ketaton. Semuanya membuat para penonton yang sebagian besar warga Rasau Jaya menjadi terkesima.

Kesenian tradisional kuda lumping ini ternyata tak hanya diminati warga Rasau Jaya I saja. Seorang pendatang asal Pontianak yang juga peserta KKN FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak, Rivall Rinaldhi rupanya juga menikmati atraksi ini. ”Ini kedua kalinya saya menyaksikan atraksi kuda lumping ini. Tapi, yang kali ini menjadi pengalaman pertama untuk saya bisa menyaksikan kuda lumping secara langsung, lebih dekat dan luar biasa seru,” ujar mahasiswa program studi pendidikan Bahasa Inggris ini. Rivall sempat menyayangkan dirinya tidak ’dipilih’ salah satu pemain untuk ikut beraksi di arena malam itu.

Di antara ratusan penonton malam itu, ada pula seorang anak perempuan berusia 8 tahun yang masih kelas 2 SD ikut asik menikmati hiburan tradisional penuh mistis ini. Sang anak perempuan lucu, Dela Puspitasari menyatakan bahwa ini adalah tontonan yang sangat keren hingga membuatnya rela mempersiapkan diri dengan tidur terlebih dahulu di siang hari demi menyiapkan tenaga untuk bisa menyaksikan kuda lumping hingga usai. Yang lebih mengagetkan, Dela mengatakan bahwa dirinya ingin beratraksi seperti para pemain kuda lumping. ”Aku kalo udah gede pengen jadi jaranan,” katanya dengan logat bahasa Jawa yang medok.

Secara garis besar, begitu banyak kesenian serta kebudayaan yang ada di Indonesia diwariskan secara turun-menurun dari nenek moyang bangsa Indonesia hingga ke generasi saat ini. Sekarang, kita sebagai penerus bangsa merupakan pewaris dari seni budaya tradisional yang sudah semestinya menjaga dan memeliharanya dengan baik. Tugas kita adalah mempertahankan dan mengembangkannya, agar dari hari ke hari tidak pupus dan hilang dari khasanah berkesenian masyarakat kita.

Satu hal yang harus kita waspadai bahwa Indonesia masih terus dijajah hingga sekarang dengan masuknya kebudayaan asing yang mencoba menyingkirkan kebudayaan-kebudayaan lokal. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa bangkitlah bersama untuk mengembalikan kembali kebudayaan yang sejak dahulu ada dan jangan sampai punah ditelan zaman modern ini. Untuk itu, kepada Pemerintah dan masyarakat diharapkan agar secara terus-menerus menelurusi kembali kebudayaan apa yang hingga saat ini hampir tidak terdengar lagi, untuk kemudian dikembangkan dan dilestarikan kembali nilai-nilai kebudayaan Indonesia. (dhz)

8, di 2008

Nomor Urut Partai Pemilu 2009:

1. Partai Hati Nurani Rakyat
2. Partai Karya Peduli Bangsa
3. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia
4. Partai Peduli Rakyat Nasional
5. Partai Gerakan Indonesia Raya
6. Partai Barisan Nasional
7. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
8. Partai Keadilan Sejahtera
9. Partai Amanat Nasional
10. Partai Perjuangan Indonesia Baru
11. Partai Kedaulatan
12. Partai Persatuan Daerah
13. Partai Kebangkitan Bangsa
14. Partai Pemuda Indonesia
15. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme
16. Partai Demokrasi Pembaruan
17. Partai Karya Perjuangan
18. Partai Matahari Bangsa
19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia
20. Partai Demokrasi Kebangsaan
21. Partai Republika Nusantara
22. Partai Pelopor
23. Partai Golongan Karya
24. Partai Persatuan Pembangunan
25. Partai Damai Sejahtera
26. Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia
27. Partai Bulan Bintang
28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
29. Partai Bintang Reformasi
30. Partai Patriot
31. Partai Demokrat
32. Partai Kasih Demokrasi Indonesia
33. Partai Indonesia Sejahtera
34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama

Ada apa dengan nomor 8?



Rilis berita ini, komplitnya bisa dilihat di sini.

Wallahu'alam Bishawab, nomor urut 8 ini, menurut Pak Tifatul, hanyalah sekedar nomor urut, tidak ada maknanya. Anyway, teman-teman dalam forum PKS Mania di friendster berpendapat begini:


Angka ya angka...ga ada pengaruh apa2...
berepapun angkanya ga masalah, asal kinerja PKS harus terus meningkat

tapi secara fisik angka 8 itu kan simetris, simetris berarti seimbang.
...

Semangat


- Thn 1999 PKS dapat no urut 24 :
An-Nur, memberi cahaya baru bagi masyarakat

- Thn 2004 PKS dapat no urut 16:
An-Nahl, menyebarkan kebajikan

- Thn ini 2008 PKS dapat no urut 8:
Al-Anfal, Saatnya perang raih kemenangan

24=3x8 (masih diluar 3 besar)
16=2x8 (sudah peringkat 2)
8=1x8 (jadi pemenang)

smoga tetap istiqomah. Allahu Akbar

8, sebuah angka simetris, seimbang, adil. Subhanallah...

Wednesday, 9 July 2008

Pulaaang (pinter cari alesan)

Hehehe saya emang pinter nyari-nyari alesan buat pulang dari lokasi KKN ehehe... ni kalo temen-temen di sana pada tau saya pulang sempet tiduran, sempet posting blog, sempet nonton tv, sempet leyeh-leyeh segala macem di rumah, pasti di mutilasi setelah kemaren berhasil ngerjain temen-temen yang lagi keselek makan bakso *ampuuun temeeen, suwer gak tau kalian baru mau makan ntu bakso, soriiii*

Dan juga, kepulangan saya ke rumah sebetulnya memang sebuah urgensitas dan kepentingan yang sudah dilimpahkan kepada saya. Ya itu, untuk sebuah halaman di mana sayalah orang yang bertanggung jawab dengan space penulisannya. Males ah ngebahasnya.



Anyway, hari ke-5 KKN di sana, beragam cerita sudah terjadi. Tadi malem ujan gedeeee banget. Sepertinya di Pontianak juga sama. Soalnya pas tadi makan bubur, kata akang buburnya pas dia lagi cerita-cerita sama salah satu pelanggannya, tadi malem pontianak ujan gede juga sekitar jam 1. Nah, di tempat KKN saya juga ujan gede. Jam 1 malem, sampe temen-temen pada bergeser tidurnya. Atep bocor. Gila aje, udah ujyan, becyek, ga ada ojyek *cintalawramode: on*

Kemarin juga, saya sama Linda turun langsung ke lapangan, survey warga belajar. Wedew, ternyata luar biasa seru. Banyak sudut-sudut wilayah di lokasi KKN *yang kemarin kata saya kota itu* yang belum tersentuh pendidikan secara layak. Penduduknya ramah-ramah, tanahnya enak diinjek lagi *hehe apa hubungannya ya?*.

Saya sedang buru-buru sekarang. Mau balik lagi ke lokasi KKN. Alhamdulillah sudah dapat tempat tinggal yang enak untuk 2 bulan, sebuah asrama di belakang masjid, memungkinkan saya dan teman-teman untuk shalat berjama'ah tepat waktu.

Sampai jumpa entah kapan.

Monday, 7 July 2008

KKN di kota

Saya nyempatin mampir bentar ke rumah, secara jarak dari tempat KKN ke rumah cuma 1 jam saja. Walopun jalan menuju tempat KKN agak bergelombang, tapi sungguh beruntungnya saya dan teman-teman menempati ruangan belakang Masjid Jami' Arif Jannah. Shalat selalu on time dan berjama'ah, alhamdulillah.

Hari pertama KKN, ketegangan sempat terjadi. Kita sempat pesimis ga dapet warga belajar, tapi saya mikir ga mungkin juga sih dilakukan penempatan KKN di sana kalau warga belajarnya ga ada. Anyway, sekarang saya dan teman-teman masih dalam proses survey lagi mau cari warga belajar.



Hmm, serasa ga KKN aja deh nyeheheh. Biarpun sempat balik, bukan berarti akan jadi sering balik kayak gini. Enakan saya nanti hehe. Ni pulang emang karena ada mau yang diurus.

Postingnya ga bisa panjang-panjang. Segini aja. Pengalaman-pengalaman saya akan dikabari berikutnya.

Miss you... (siapa nih you? hehe ya temen-temen semua yang ada di sini)

Friday, 4 July 2008

The Last Goodbye


Setelah akhir Juni lalu saya memposting sebuah tulisan berjudul A While Goodbye, sekarang giliran saya berpamitan sama teman-teman, dan berkata, "Friends, this is the last goodbye..." *sambil menitikkan air mata*

Kemarin itu, nulisnya ga beneran GOODBYE, tapi a while goodbye karena belum ada kejelasan dari kampus ga jelas *kampus saya judulnya FKIP, kata temen saya kepanjangannya diubah saja jadi Fakultas Ketidakjelasan Itu Pasti, dan belakangan ini sepertinya saya sedikit sepakat dengan teman saya akibat penganiayaan perasaan dan perampasan hak yang dilakukan fakultas akibat keplinplanan dan ketidakjelasan terhadap pengambilan beberapa keputusan yang menyangkut proses perkuliahan saya dan teman-teman --hosh..hosh..-*, begitu ceritanya. Nah, hari itu dikabari bahwa berangkat katanya tanggal 1 Juli, dan hari itu juga dikabari bahwa berangkat ga jadi tanggal 1 juli, tapi diundur menjadi 3, 4, atau 5 Juli. Kabar kedua aja ga jelas kan?

Tapi alhamdulillah, biar bagaimanapun juga, FKIP tetap kampus tercinta karena saya sudah terlanjur kuliah di sana selama 3 tahun dan kenangan-kenangan sangat indah sudah menjejak di tanah FKIP. Yeah, hari ini sudah dapet kejelasan: KKN berangkat tanggal 5 Juli 2008, untuk wilayah KKN Rasau Jaya I. Start dari kampus jam 8 pagi. Sayangnya, ternyata ketidakjelasan masih adaaaaaa aja yang nyangkut. Satu lagi nih yang ga jelas: Apakah boleh KKN sambil PPL? Kemarin bilangnya ga boleh, tapi tadi katanya Pak Dekan bilang boleh. Waaaargh, saya gemes!

Beneran bingung. Anyway, boleh atau ga boleh PPL *dan saya yakin saya tetap ambil mata kuliah PPL semester ini dengan teman-teman yang akan memperjuangkannya*, saya tetap harus berpamitan, membuat sebuah konferensi pers *acam la kaw tu artis din!*, untuk mengumumkan bahwa akan ada kemungkinan saya tidak aktif untuk sementara waktu dari dunia maya.

Barangkali tidak ada yang merasa begitu kehilangan saya selain rekan Tya yang merasa teraniaya dan terzalimi, seorang teman chatting bernama Wija, seorang teman yang saya merasa punya hubungan baik dengannya, siapa lagi ya? Oiya, sama kang asep kayaknya nyehehe... Kalian yang namanya disebutkan di sini ngga boleh ngeles! Sudah ngaku di shoutbox dan sudah ngobrol via telepon, makanya saya berani nulis di sini hehe.

Yang pasti, sahabat-sahabat saya yang beberapa waktu lalu sempat menghilangkan gairah saya untuk bersahabat pasti akan saya rindukan, dan merindukan saya. Sussi, Mia, Elisa. Sedangkan 3 orang lain: Fika, Linda, Wawa, satu kelompok sama saya. Wawa, masak yang enak yaaa...

Yeah, 2 bulan mungkin akan ada waktu sebentar untuk singgah kembali ke kamar saya yang pink ini. Sebentar saja, buat cek e-mail dan nonton TV hehe.

Okedeeh... Akhir kata, melalui postingan ini, saya mohon izin, mohon pamit, maafkan untuk segala silap lidah dan kesalahan produksi kalimat yang saya buat. Doakan saya dapet warga belajar yang bisa diajari biar bebas buta aksara dan biar cepet pulang ke Pontianak, cepet outline, cepet seminar, cepet riset, cepet susun skripsi, cepet sidang, dan cepet married *muaranya, ke situuuu aja mulu din...*

Makasih ya teman-teman sudah berbaik hati memberi nasehat dan merindukan saya. Saya akan kangen dengan kalian semua.

Wednesday, 2 July 2008

20 days to, and still not well


The D day now can be counted by our fingers, hand and foot. 20 days to the D day, ladies and gentlemen! And I am still in my not-well feeling! Did I also feel the same way before the previous July?

I do not check, do not want to. I fluctuate my own feeling again. Really nice, in fact, to see that we actually the people who are able to do that. We are the boss of our feeling. We are holding the remote control of our emotion. So, it's really in our hand whether we want to press the 'labile button' or do not want to leave the 'stable button'.



Various kinds of feeling come to me recently. Lately seems that I choose a feeling of un-stable, or it just run on since I am actually an un-stable one? I don't know. I feel that I was patient enough in facing a reality that the exclusivity does still exist inside those people. I do not want to say it's not fair, really. But I feel that it is really unfair! So MUCH...

What happen to world? Is it the real setting from HIM? Or it's me who can not take the best setting for granted? The second must be the answer. I am not sincere enough to admit that I am still arrogant to face the fact. KILL ME, please...

Tuesday, 1 July 2008

When the feeling mingling


"I think the sms I've sent to you is clear enough to understand. That's comprehensible" -me-

"No, I don't understand. Explain it more" -him-

"Well, so this way, friends. We need to conduct the page together since I was not supposed to work by myself (although I am actually able to do, I said in heart). To make it, all you have to do is just this... bla bla bla" -me-
..........................................

"So, who will take this responsibility along we leave for Pontianak?" -him-

....people in meeting... S I L E N T ...

"I believe that actually we don't have to make it as like Dini said. I wonder about the quality of the articles if we demand ourselves in distributing them directly for 8 or 9 edition. I think we still can do it while we leave for this city" -him-

"Please explain me in what way" -me-

"Just send the articles by e-mail, simple" -him-



"Oh yeah. Internet in remote area, huh? Pretending there will be, it makes us easy then. But pretending there will no, it makes us busy then" -me-

"Ya, we must prepare the worst thing that may happen. It should be one who takes the responsibility. No need to manage till 8 edition" -her-


AND I AM SICK AND TIRED TO TALK MORE ABOUT THE MEETING TODAY!

Why should you, my friend, again (you told me that it will be better for us to conduct it in some numbers of edition just like I told in the meeting!) make me disappointed? Underestimation is a usual thing for you to do to me. But this is REALLY ANNOYED! Now, you are not more than a BIG HYPOCRITE!

*Sigh* It's July! And I am not supposed to be fed up with things since this is my month. In my month, nothing is not beautiful. Everything must be beautiful.

One beautiful today. Thanks God, thanks mam, to give me that satisfactory score.

...to be continued