
"I'm sorry, goodbye..." Krisdayanti...
Hehehe ga, saya ga sedang abis mutusin orang ato berniat mutusin seseorang. Weleh weleh, siapa yang mau diputusin? Nyehehe jadi inget kejadian kemarin sore. Pas lagi nemenin adek saya buka puasa, sambil nonton berita anaknya artis cerai *dih, infotainment ditonton yak?*, mama saya bertanya, "Kakak sekarang siapa pacarnya?"
GEDUBRAKKKZ...
Saya mau ketawa, mau sedih juga. Soalnya, dulu tiap kali ditanya gitu, jawabannya mesti ada satu. Sekarang, meskipun saya ga bingung menjawab pertanyaan mama, tapi saya balik nanya dan bergumam dalam hati ke mama, "Waduh nih ibu, masa ga ngeliat dan ga ngerasain perubahan saya? Katanya waktu itu seneeeng ngeliat anaknya dah menjulurkan jilbab..." Ya kira-kira seperti itu. Jawaban saya begini waktu itu, "Ga pake pacar-pacaran lagi Insya Allah. Harigini pacaran? No more, mom. Ntar tiba-tiba saya dilamar, trus langsung nikah", jawab saya, *sambil cengengesan njawabnya*, tapi berharap dalam hati ucapan saya itu adalah doa.
Ya, karena ga perlu ada yang diputusin, dan saya merasa tidak pantas memutuskan apa-apa kepada siapa-siapa, begitulah dia jadinya jawaban saya. Trus, hubungannya sama I'm Sorry Goodbye, trus ada Krisdayanti segala, apa coba? Ga ada sih. Hanya sedikit mengutip Goodbye aja, pas yang teringat lirik lagu itu, begitu.
Goodbye, mau kemana? Kemungkinan besar, ini adalah postingan terakhir saya untuk bulan Juni. Bulan depan, yang saya bayangkan penuh dengan keindahan dan setiap postingan akan saya kasi label: July only, ternyata tak bisa berlangsung sesuai harapan. Bisa siiih. Asalkan di daerah tempat saya KKN nanti menyediakan layanan internet murah 24 jam, begitu :D.
KKN, ya saya akan berangkat Kuliah Kerja Nyata. Saya baru nyadar bahwa selama ini, 3 tahun kuliah, 6 semester telah terlewati, beribu tugas *caelah ironi sekali dini* telah saya sambangi, dan beratus jam mata kuliah dalam kelas sudah saya hadari, ternyata semua itu palsu, tidak nyata. Ada sebuah mata kuliah 'nyaris pamungkas' yang mengklaim *atau diklaim* bahwa itulah yang nyata. Kerja, malah! Nah, inilah yang akan saya hadapi nanti, teman-teman.
Beberapa jam lalu, temen saya nelpon, trus nanya. "Din, kalau saya ditempatkan di Ketapang jadi masalah ga untuk HMJ kita tercinta? Especially buat program yang barusan aja dilaunching itu", kurang lebih begitu tanya teman saya. Dan saya jelaskan begini begini begini, teman. Saya juga sebenarnya begini begini begini, teman. Makanya, kalo bisa sih begini begini begini, teman. Nah, dari hasil begini begini begini itu, sepertinya besok pagi saya akan melihat pengumuman nama saya berada dalam jajaran peserta KKN yang akan ditempatkan di daerah Ketapang, Sukadana.
Betapa gembira bahagia suka cita yang saya rasakan. Meskipun awalnya saya ngarepin ditempatkan di Kubu Raya, dengan alasan akan selesaikan ini dan itu, harus siaran setiap hari minggu, namun, setelah berpikir yang tidak terlalu panjang, cukup pendek malah, dari kemarin sampe hari ini saya ngarepin terus untuk ditempatkan di Ketapang. Linda sama Fika kayaknya dah bosen denger saya ngomong, "Ya Allah, semoga saya kena di Ketapang, di Sukadana, di tempat yang ada pantainya". Beneran, saya pengen banget liat pantai, lagi. Saya ga ingat kapan terakhir saya ke pantai.
Meskipun masih belum tau pasti, akankah saya ditaroh di sana atau nggak, anyway saya harus tetap siap sedia ditempatkan di mana saja. Iya, di mana saja. Sama siapnya ketika saya berpindah kelompok untuk mendapat murabbi siapa saja. Rekayasa Allah toh tidak pernah tidak indah?