Bukan di mana kita berada yang menentukan siapa diri kita,
tapi pilihan kitalah yang menentukan siapa diri kita.
tapi pilihan kitalah yang menentukan siapa diri kita.
Ya, mau tidak mau saya sedikit mengingat sebuah lagu yang sangat saya sukai, liriknya dan tempo lagunya yang pas: BIP, Ternyata Harus Memilih. Marilah kita menyetujui apa yang dikatakan oleh Albus Dumbledore di film Harry Potter yang barusan saya tonton. Tepat sekali dengan keadaan umat manusia saat ini. Ada begitu banyak pilihan, terkadang pun hanya 2, tak jarang, klaim tak ada pilihan meluncur pula. Yah, tanpa kita sadari, sesungguhnya kita hidup dalam beragam pilihan. Pilihan kitalah yang pada akhirnya menentukan, jati diri kita yang sesungguhnya. Lantas, apa hubungannya pilihan-pilihan dengan rasa senang saya 2 tahun atau 1 tahun yang lalu? Yeah, walaupun saya tidak bisa rasakan lagi betapa senangnya saya pada 30 Desember 2005, paling tidak hari ini saya kembali tersentak, sedikit dibuat sadar oleh film yang saya tonton bahwa 2 tahun lalu, hari ini, dan mungkin 2 tahun yang akan datang, sayalah yang memilih sendiri perasaan apa yang ingin saya bawa dalam hati.
Nah, atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan yang luhur *serasa UUD ga sih?*, 2 tahun yang lalu saya telah memilih untuk merasa bahagia dengan kejadian yang telah saya alami. Pun begitu pagi ini. Saya memutuskan untuk memilih merasa bahagia dengan apa yang sudah saya miliki, segala yang telah saya alami di hari-hari lalu, all the things do make me happy. Saya ingin bahagia setiap hari.
Yes, I choose to be happy everyday. Even it will be OK if I have to be happy after being sad. Because being sad means I am in my nice step to be happy everyday.
(Q.S 94:6) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.