Bicara tentang literatur, buku,
dan referensi, menarik sekali.
Ternyata bahaya juga ya kalo kita sudah membaca banyak buku. Weitz, kenapa kok bahaya? Bukannya di tugas summary of extensive reading saya sendiri yah yang tulis gini:
The proverb says: a little learning is a dangerous thing. So, if we read a little, then we will be like a frog under the coconut shell. It means that we will have little knowledge only so that we will be narrow-minded. We can read many books to improve our knowledge. They can be books, novel, newspaper or magazine. Even comics!
Ya ya ya setuju kok setuju bahwa memperbanyak membaca artinya memperkaya pengetahuan dalam kepala yang telah diciptakan Allah dengan luar biasa. Tapi hari ini saya melihat sisi bahaya (ternyata ada!) dari akibat banyak ilmu di dalam kepala itu. Keberadaan ilmu yang sebenarnya menjadi ilmu pengetahuan (walaupun tidak kaffah, tidak holistik, tidak menyeluruh) rupanya bisa mengantarkan manusia biasa selevel saya, bahkan yang levelnya diakui lebih tinggi dari saya karena sudah laku *halah dienz cepet to the point* menjadi semacam manusia sombong! Manusia yang tidak mau sebentar saja memberikan keluangan pada orang lain mengajukan pengetahuannya.
Oooo oooo oooo astaghfirullah... ternyata saya juga pernah seperti itu!
Anyway, saya jadi bisa melihat dan merasakan bahwa sikap seperti itu tidaklah menyenangkan. Seakan-akan saya sudah tau segala yang sedang dan akan dibicarakan lawan bicara saya yaaa... betapa menyebalkannya saya selama ini donk? Hikz, tidak tidak tidak. Yeah, teori mengosongkan sebagian memori otak secara temporary pada training yang saya ikuti itu sungguh-sungguh manjur. Sayangnya, hanya pada training itu saja sepertinya yaaa... kenapa susah sekali untuk sebagian orang untuk menjadi pendengar yang baik? Kenapa saya juga seperti itu? Apa benar saya begitu?
No comments:
Post a Comment