dhz tweets fb dhz dhz on pinterest dhz g+ dhz socmed dhz blogs dhz is ... Home Home Image Map

Saturday, 30 June 2007

SMS Nikah...


"Assalamu'alaikum, apa ukhti sudah punya keinginan untuk menikah? Kalo ada yang ngelamar siap ngga?"


Kurang lebih seperti itu bunyi sms yang tadi pagi saya buka, dan cukup membuat saya berdebar, sedikit...

Ya gimana ngga, soalnya belum lama saya posting tentang 'kapan kawin', tentang saya bakalan lama kawin, tentang saya diramalkan lama daped jodoh, eeeh disodorin pertanyaan seperti itu, gimana ngga berdebar ahahaha... *sounds too much, ya?*

Anyway, emang begitu dia yang saya rasakan. Senang sedikit, apa sedikit senang, ngga tau juga lah. Yang pasti, saya sempat sedikit bingung pas pertama baca, soalnya yang nanya *kayaknya* pria baik2, jadinya saya ge er ditanya begitu sama dia hehe...

Dan, jawaban saya, "Af1 baru balez, tadi di majlis. Nikah? Saya bukannya belum siap. Saya merasa masih belum cukup baik untuk dapat pria baik2".

Halah, sok bijaksana ya? Tapi kata temen saya *kata Elisa Yuzar yang sangad saya sayangi itu, hah?* jawaban seperti itu bijaksana, iya bener. Tanggapan Elisa: "Bagus! Bilang jak kau pengen nikah dalam keadaan iman terbaik, sementara sekarang kau merasa masih perlu meningkatkan iman."

Yak, emang itu dia maksud saya, soadara-sodara.

Hwuh, complicated today. Bicara soal hati kan kalo mau nikah itu? Memang siiih, seperti di posting saya sebelumnya, hati saja tidak cukup! Kita butuh dana hehe...

Anyway, hati itu memang sangat penting!
Hati harus selalu hidup, dengan cara melakukan usbu' ruhi.
Ruh, diisi dengan 'makanan' hati. Kecenderungan hati adalah untuk berbuad baik.
Hati, yang paling dominan membentuk karakter.
Hati, yang memilih dan memutuskan.
Hati, harus selalu hidup untuk menopang fungsi fisik dan akal.

Mudah-mudahan, hati kita selalu bersih yaaa....

Sunday, 24 June 2007

Kapan kawin?

Hah? Kawin?



Masa katanya saya bakalan lama kawin? ahahaha...

*Dini, jangan kebanyakan kerja, nanti kamu lupa cari jodoh!*

*Bilangin dini, jangan kebanyakan mikirin kerja, nanti lama nikahnya...*

*Wah, garis tangannya ga ketemu nih, bakalan lama nih nikahnya.*

3 different statements, made me a lil bit come in a deep thinking...
nikah? lama nikah? Workaholic? Am I?

Saya hari ini belum 20 loh, masih 19, sumpah.
Pengennya siy masih 18 ahahaha...


Nikah, masih lama. Saya pernah bilang, mau nikah 3 tahun lagi. Dengan perhitungan usia saya sudah 20 niy ya misalnya, artinya saya akan menikah usia 23. ---jangan ditargetkan, din. Tawakkaltu 'alallah--- teman saya bilang begitu.

Sure, I do believe that Allah has set the best for me.

Target, masa tidak usah pakai target? Saya merasa perlu aja menargetkan kapan saya mau menikah. Urusan target saya tercapai atau tidak, rasanya tidak begitu penting untuk dipikirkan. Usaha saya kayaknya masih jauh lebih penting. Tapi, ya memang terserah orang ya mau menilai apa.

Ada yang setuju, makin ceped nikah, makin jauh dari zina ---uwm, zina? tiap hari saya berzina. Zina mata, zina hati. Emang bisa menjamin gituw kalo nikah ceped bebas dari zina yang gituan?---









Ada yang pusing mikirin gimana caranya supaya nikah tapi ga usah pake biaya.




Ada yang ga mau nikah ceped-ceped karena masih mikirin kuliah.






Ada yang ga mau nikah ceped
-ceped karena ga mau kuliah-kuliah bawa gendongan -halah, apa maksudnya?-

Ada yang mau cepetan nikah karena udah kebelet.

ah macem-macem pokoknya...

Anyway, jodoh itu di tangan Allah.
Walopun saya semped menargetkan diri
untuk nikah di usia 23 (kemudaan gak?
terlalu ceped ya?), tapi target, apalah
artinya tanpa perjuangan. Doa Ibu saya,
Insya Allah makbul. Saya juga emoh ga
kawin2... kalo dah waktunya harus nikah,
ya saya bakalan dikasih jodoh kok sama
Allah... Allah kan Maha Pengasih dan
Penyayang sama kita semua, ya nggak?

Jadi, kapan kawin? Tunggu aja abis
kuliyah kali yaa... amien...



Saya: tidak kebelet nikah. Sungguh...


Friday, 22 June 2007

A month before the day!



Bulan depan saya ultah, hah!







Siapa yang peduli? Apakah tidak ada?
Ya sudah tidak apa-apa. Saya peduli kok dengan diri saya sendiri. Saya sangat peduli loh! Sampai-sampai, saya pusing bagaimana mungkin kepedulian ini kok rasanya sedikiiit sekali. Padahal harusnya, sayalah yang menjadi orang paling peduli dengan perubahan usia yang tak lama lagi akan tiba.


Perubahannya kok jadi seperti ini? Ah, biarlah. Nanti saja bahas tentang saya.


Today, so great happiness in me!


At first, seems so hard for me to hear my friend told me I got the score, till I find and look it by myself! I’m the highest! Ah, Alhamdulillah in fact, it is not that useless to spend my time playing with the assignment which I thought I couldn’t do that well.

Ibu saya memang benar. Memperhatikan tugas itu, dulu, ah saya benci. Rasanya saya tidak akan sanggup mengerjakan tugas seperti itu. Saya tidak pernah mengerjakan tugas seperti itu.

Ibu saya memang benar. Bahwa tugas bukan untuk dipikirkan, atau dipandangi saja, apalagi dikeluhkan. Bahwa tugas seharusnya untuk diselesaian, tugas untuk dikerjakan. Seperti tugas yang telah Allah karuniakan kepada semua hambaNya di dunia ini, tak satupun untuk dikeluhkan ya. Ah, tapi kenapa saya seringkali mengeluh?



----------skip skip skip--------------

Anyway, talking about the assignment and the score, I find some great bliss inside my friends’ soul since they also got good score. Aneh juga sebagian, bahwa betapa bangganya tak seperti saya, dan tak seperti saya ahahaha. Sudahlah, saya saja yang tau ya.



----sudah buntu----- selesai!

Thursday, 21 June 2007

Mereka menyemangatiku!

Wah, sudah tanggal 21.


Tidak saya sadari bahwa saya sudah melewati hari kemarin melalui tengah malam ini. Begitu banyak semangat dan tawa kemarin. Walaupun sempat basah karena hujan, tapi kehangatan tak pernah surut datang.


Betapa menyenangkan, menyadari saya mampu lewati begitu banyak hal yang awalnya saya pikir, tak akan sanggup saya lewati. Ya jelas saja saya berpikir begitu, karena saya hanya memikirkannya. Saya belum mengerjakannya. Saya belum rasakan bahwa semua itu sebenarnya tidak berat. Lagi-lagi, kata-kata ibu saya harus saya ngiangkan:

Tugas-tugas kampus tu jangan dipikirkan, kerjakan!

Ah, sungguh kata-kata yang sederhana namun undeniable. Sekarang menjadi kalimat penyemangat tiap kali saya rasakan tugas-tugas yang berat. Selain juga kalimat singkat dari dosen saya, yang juga dari orang tuanya asal kata-kata itu:

Sekali maju, jangan pernah surut!

Sungguh, memang sekedar kata-kata. Kalau kita simak at a glance, tak akan ada artinya barangkali. Tapi kalau didalami, daleeem banget jadinya. Benar-benar membuat saya semakin semangat. Tapi sayang, tugas kampus sudah selesai semuanya. Dan saya sekarang siap-siap liburan, membiarkan otak ini melepas regangnya. Mungkin ia sudah bosen lihat kertas berantakan di kamar. Mungkin pula ia bosan memerintah jari-jari ini menaruhkan buku-bukunya ke keyboard, terus membiarkannya meng-google hal-hal yang di luar kemauan. Terpaksa!


Namun terpaksa kali ini sangat indah. Terpaksa yang memintarkan deh, sumpah. Kalau saya tidak cari-cari dan tidak usaha kanan kiri depan belakang, yaa apa bedanya saya sama orang yang benar-benar sekedar jualan kecap saja di kelas. Saya harus jadi penjual kecap yang intelek dong! Beda sama penjual kecap lainnya. (Kan, bingung... Kenapa jadi jualan kecap? Ahahaha, soalnya saya suka ngobrol di kelas, dan sama dosen saya – Pak Gatot yang tercinta – saya dibilang jualan kecap! Hiks, sedih deeeh).

----------------------- skip skip skip -----------------------

Kadang pula, saya merasa saya kurang tegas bertindak. Sehingga rasa-rasanya, terasa they are too free with me. Mereka jadi kurang ajar sama saya. Ah, tapi sepertinya itu hanya perasaan saya saja. Toh buktinya, setiap kali saya minta waktu untuk bicara, mereka selalu berikan dan dengarkan, ditambah dengan attention yang menyenangkan hati.

Terima kasih murid-muridku... i luv u all...



Sekarang, otak saya sudah memerintah tangan dan jari jemari ini untuk berhenti bermain-main dengan keyboard, memerintah mata ini untuk lelah melihat layar tipis bercahaya, dan memerintah telinga ini untuk berhenti mendengar Avril Lavigne bernyanyi. Artinya, saya harus segera tidur!

Belajar Mengolah Rasa dan Janji

Today? What’s wrong today? Nothing wrong Everything runs well, OK for all…

Hanya sedikit harapan dan sungguh begitu banyak semangat yang tercurah hari ini. Walaupun tak ada banyak janji yang bisa diberikan, setidaknya masih ada kemauan untuk menunjukkan bahwa kita tidak hanya sekedar yang tampak selama ini saja! Kita tidak sekedar bisa ribut di kelas, having conversation going nowhere

without giving any attention to the lecturer, tapi bahwa kita adalah KITA, yang bisa benar-benar sampai titik darah penghabis menyelesaikan containeran tugas-tugas yang kelihatannya berat itu.


SUNGGUH! Mereka tidak tugas yang berat. Hanya terlihat saja. Rasakanlah, pikullah, kerjakanlah, semuanya ringan! Jangan rasakan beratnya, karena tak akan terasa apa-apa, karena mereka sungguh tidak berat. Mereka ringan, tugas-tugas itu.


Janji, benar-benar bukan itu yang saya inginkan. Jangan membentuk diri seperti mereka yang suka berjanji, meskipun mereka bisa laksanakannya. Apalagi, berjanji tapi tidak melaksanakannya. Lebih baik, tidak berjanji apa-apa tapi tunjukkan bahwa kita bisa kerjakan semuanya, walau tanpa obral janji.


JANJI bikin trauma saja.

Gara-gara janji, hilang semuanya.

Gara-gara janji, jadinya berdosa.

Gara-gara janji, muncul kepercayaan maya.


Janji untuk semester ini, mungkin sudah musnah tertelan waktu, bersama dengan koleksi tugas-tugas menyenangkan yang sebagian orang bisa kerjakan, dan sebagian lagi bingung bagaimana mengerjakannya. Ada yang tidak tau, ada yang tidak sempat, ada yang bingung, dan banyak yang malas!!


Ngerjain tugas mati, ngga ngerjain juga mati.


Ya sudah, kalau begitu ayo kita mati saja, tanpa mengerjakan apa-apa! Karena,

Bekerja mati, ngga kerja juga mati.


Bukan di situ kan letak permasalahannya? Bukan segampang itu kan mematikan apa-apa yang selayaknya tidak perlu mati?


Nah, maka perasaan itu, jangan dimatikan pula.

Perasaan yang memunculkan statement Je t’aime itu harus tetap stay! Since I am willing to stay, sure I am. Jadi, kenapa harus dimatikan? Beranilah! Jangan takud. Jangan takud semuanya. Jadilah pemenang sejati. Olah rasa itu tanpa mematikan apa pun.


*Don’t Kill Me*

Monday, 18 June 2007

Stay tuned on MY LOVE

Hari ini Juni... Senang sekali hari ini. Entah karena apa. Senang, senang, senang yang meneteskan air mata.

..karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti orang mati, nyalanya adalah nyala api. Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya..

Maka, haruskan kita tenggelam ke dalamnya? Atau hanyut saja? Lewati sungai itu, dengan bahagia. Atau, biarkan sebuah perahu jadi tempat untuk menunggu? Lagi dan lagi, menunggu yang menyenangkan. Sungguh, menyenangkan. Karena banyak tiupan angin segarkan wajah sampai ke hati.

Should I go out?

Am I supposed to go out?

Or I must go out?

Or I have to go out?

But I’m willing to stay… I am serious asking… seriously, need a serious answer.

Eventhough can’t be one, but I do want to be the one.

The one can feel the LOVE, to stay tune on the LOVE.

Sure, I still dunno what to think and to do coz anything could be the answer.

But I absolutely know, far away, deeply inside this heart, maybe I never care that whatever the answer will be, I’ll stay myself to tune on the LOVE, although he doesn’t allow me to do.

I’m so much passionate, my friend told me that.

My eyes seem saying that I am passionate. I need truly deeply love.

It’s been a long time, it has gone…


no love, no je te’ aime.



I used to cry, I used to be sad, for something that I was not supposed to.

*I was stupid—and am!*

I dun wanna loose it twice. One is enough, and hurt.

But whole the words have cured me well.

Am I gonna be hurt, again?

Is it gonna be hurt? Or I’m gonna make it hurt, for me myself?

Am I that stupid to hurt myself? Answer by yourself!



__diNie.saja__


Sunday, 17 June 2007

I used to cry... I used to be sad...

Hari ini, banyak sekali semangat mampir ke dalam hati, jiwa, raga, semuanya...

Senang sekali menjadi saya, ternyata...
Bahwa pemenang sejati adalah:

Yang bisa mengalahkan dirinya sendiri

Bahwa saya akan tetap mencintainya, dalam hati ini entah sampai kapan
Bahwa waktu akan selalu salah...
will always be the wrong time, walopun ujian semester mungkin telah usai.
Bahwa mungkin ia tak tau kucintainya, dalam waktu yang salah ini
Bahwa mungkin aku sungguh-sungguh takut, dan menghilangkan ketakutan itu,
saat dia berkata: "Kenapa harus takut?"












Bahwa aku bahkan tak tau, does he have the same way to me?
Dan aku tak bertanya, bukan karena aku tak mau tau,
tapi karena aku takut dapatkan jawaban yang membuat ketakutanku makin besar
Bahwa mungkin saja, ia tidak sepertiku padanya
Bahwa sudah pasti, we will never be us... Just u and me...



__diNie.saja__

Saturday, 16 June 2007

t.u. gas

Many things happened outside the schedule, and many things occurred with happy ending, as tonight. Seneng seneng senang snang sekaliiii… tugas yang saya anggap paling berat, --psycholinguistic—bisa selesai juga ya ternyataa… ahahaha. Allah baik sekali, and it’s right that:


Allah burdens not a person beyond his scope

(Al-Baqarah:286).

Anyway, it’s not the end of everything. Masih ada language testing, masih ada language games and song yang belum selesai. Tapi, jika yang saya anggap paling berat and kayaknya susah aja bisa saya selesaikan –alhamdulillah- yeah, apalagi yang tidak terlalu saya anggap berat yaaa… Sekarang saatnya untuk memperbaiki diri yang kacau, dini!

Masa saya kacau teruws siy berkali-kali? Kan capeee... tapi iyah emang bener de.

Bahwa perasaan semacam ini muncul tenggelam. Timbul tenggelam.

Dan sayangnya, malah lebih sering muncul perasaan yang membuat saya merasa diri saya kacau. Huwwwaaa...

Anyway, seberapa banyak pun saya minta manusia untuk tidak meninggalkan saya, memang benarlah bahwa perlahan-lahan namun pasti, mereka akan beranjak tinggalkan saya, meskipun mungkin bukanlah itu apa yang mereka inginkan. Mereka juga tidak ingin tinggalkan saya, seperti saya tak ingin ditinggalkan. Tapi, kalau Allah udah bilang, ”Kun”, ya berikutnya ”Fayakun”.

Hanya Dia saja yang tak akan tinggalkan saya, even for a second. Dan saya pun sama sekali tak mau ditinggalkanNya. Malah saya yang sepertinya selalu memicu munculnya wacana untuk beranjak pergi meninggalkanNya… tidaaaaaaaaaak….


Maksud saya, bukan meninggalkan secara total. Dan memang tidak akan mungkin bisa yaaa... Iya ya, mana bisa saya lari kemana-mana. Coz He’s always with me, with us, people. Saya sedang terus diawasi, sekarang juga. Jadi, sekarang istirahat dulu aaah… saya ingin diawasi dalam damai.




__diNie.saja__

Friday, 15 June 2007

Sudah lama tak berjumpa

Sungguh, itu bukan sekedar judul biyasa... Memang benar, bahwa saya sudah lama tak berjumpa...

Bahwa komunikasi tidak cukup lewat ketikan-ketikan di gadget kecil itu saja, saya perlu tatapan mata pula...
Apakah ini 'miz u on wrong time?'... Saya tidak paham kalimat itu, sungguh...

Tapi, saya benar-benar ingin tau 'miz u on wrong time' itu... Apakah boleh ya kalau saya tau?
Atau saya berlebihan untuk tau dan menganggap kalimat itu terlalu dalam pada diri saya...


Bingung...

Tuesday, 12 June 2007

Mimpiku... ah mimpi teruws...

Saya terlalu banyak bermimpi, dan membiarkan diri saya bermain bersama mimpi saya terlalu dalam, tanpa menyadari bahwa mimpi itu begitu mustahil untuk menjadi nyata... saya terlalu melarutkan diri ke dalam perasaan ini. Saya terlalu bodoh membiarkan diri saya larut dalam mimpi ini. Mimpi yang bahkan tak pantas diimpikan. Sangat tidak pantas. Tapi, saya baru saja selesai simak Hero-nya Mariah Carey... Even Lord knows, that dreams are hard to follow... and I won’t let anyone to tear my dreams away, eventhough I know well, that they are just dreams! Dreams that I wonder whether they will come tomorrow till I find them away in time!

Malam ini, saya kangen entah siapa. Saya saja tidak tau saya kangen siapa. Lalu kenapa tadi saya sms temen saya dan nanya saya kangen siapa ya? Saya aja tidak tau, apalagi orang laen. Ah, goblog!

Apakah harus ada orang untuk dikangenin?

Apakah boleh kita merindukan orang yang sulit dijangkau dan dirindukan?

Apakah boleh kita menantikan orang yang kita sudah tau tidak akan peduli apakah kita menantikan mereka atau tidak?

Apakah boleh (atau bodoh) jika kita melakukan itu semua?

Sepertinya bodoh. Bukannya tidak boleh. Boleh. Dan silahkan, dan boleh.

Tapi bodoh. Goblog. Tidak cerdas. Tidak intellligent. Tidak keluar hero-nya.

Bertahanlah, untuk jadi yang terbaik, walau hanya sekali saja. Siapa tau, yang sekali ini bisa menjadi lebih dari sekali.

Monday, 11 June 2007

Rokokku, Uangku, dan Kangen Band – Sudah Usai Sudaaaah... =D

Ah, kemarin hari yang indah...

Semoga hari ini juga. Tapi sekarang rasanya masih seperti kemarin dee. Iya, soalnya saya belom tidur juga niiy. Jadi, hari baru terasa sama saja seperti hari lama.

Kemarin, saya begitu ceroboh deh. Banyak hal-hal di luar dugaan terjadi. Sebagian menyebalkan, tapi lebih banyak yang menyenangkan.

Mari mulai dari pagi hari (aah tidaaak, ga jadi... Pagi kemarin tidak terlalu indah)

Agak siang dikit, waaah saya senang. Kehadiran saya dinantikan teman-teman saya. Pas masuk ke rumah elisa –yang sangat saya sayangi, banged— saya disapa begitu hangat. Sumpaaah, hangat sekali rasanya sapaan pagi kemarin. Ah, mungkin hanya karena saya sudah lama tidak ketemu mereka ya, jadinya yang biasa-biasa saya anggap hangat ahahaha. Yah, seperti itulah. Mungkin sebagian orang yang berkata: ”sesuatu akan terasa berarti saat dia hilang” pernah merasakan perasaan semacam itu. Saya juga pernah rasakan, baru saja pagi kemarin. Meskipun saya belum kehilangan mereka, dan semoga saja mereka tidak sengaja menghilangkan diri dari peredaran dan lingkaran kehidupan saya. (Ah ahaahaha mau sok mendramatisir keadaan niiy).

Kemarin juga, teman saya yang baik hati, bernama Arif, mengingatkan saya dengan seorang yang tlah tidak pernah saya sentuh maupun menyentuh saya, gayanya yang seperti bicara dengan komputer sambil merokok, dan asapnya yang ngga sengaja kena wajah saya, pengen marah sebenarnya. Tapi dia itu arif, sungguh arif dan bijaksana. Asap rokoknya bisa membuat saya memelihara ketidaksehatan dalam tubuh yang mentalnya belum tentu sehat betul. Rokok, oh rokok. Padahal asapnya saja bahaya yaaa...




Mungkin, Arif belum tau betul kalo rokok bisa jadi media ampuh memasukkan beragam penyakit ke dalam tubuh.

Ah, Arif. Padahal saya sayang kamu, rif. Saya sayang semua teman-teman saya yang merokok.

Bagaimana ya cara kasi tau mereka supaya berhenti merokok? Mimpi aja deh din... Tapi, kenyataan bisa berawal dari sebuah mimpi. Nah, siapa tau lewat tulisan ini teman-teman perokok yang saya sayangi sedikit menyadari bahwa apa yang saya bilang ada benarnya. Setuju ya? Iya, setuju saja...

Alhamdulillah, saya belum merokok, tidak merokok juga. Lupakan rokok. Rokoknya sudah selesai.

Uangku, aaah uang begitu cepat habisnya. Nyarinya susah, cape, kadang bosen juga. Tapi abisnya begitu cepat. Uang bisa dicari. Cara mencari uang pun butuh uang juga. Ah, jadinya muter di situ-situ aja.

Uang, oh uang. Uangku kemarin habis banyak sekali (untuk ukuran saya, segitu itu banyak sekali loh). Ah, kalo uang saya itu dituker pake logaman seratus rupiah yang jaman dulu itu, jadinya berapa kilo ya? Untunglah sekarang uang pake kertas saja. Ide siapa sih ya uang dikertasin? Oke banget ya jadinya. Eh tapi...tapi...tapi... jadi ngga sinkron sama kalimat ini: keinginan seseorang itu seperti koin-koin kecil yang dibawa dalam sebuah kantung. Makin banyak yang dimiliki, akan semakin memberatkan.

Sekarang kan udah jarang orang yang mau bawa-bawa koin dalam kantung. Sekarang orang lebih suka bawa uang kertas kan ya? Jujur aja, saya kalo koin-koin kecil biasanya sih buwad bayar parkir, atau untuk beli permen sapi yang bungkusnya ijo itu, atau untuk dikasi ke orang-orang yang membutuhkan... (eitz, angel principle-nya gagal ahahaha). Malahan, sekarang sebagian orang yang banyak duit, bukan koin-koin kecil aja, lebih senang bawa uang dalam bentuk kartu. Gesek sana sini, udah deh, lunas. Ah, itu artinya saya boleh ya punya keinginan sebanyak-banyaknya. Kan saya juga termasuk orang yang males bawa-bawa koin kecil maupun besar dalam kantung.

Uang, oh uang. Kisah uang juga sudah ah. Cerita uang selesai.

Yang terakhir, kangen band. Hah? Kangen band? Ngapain saya ngomongin kangen band?

Oiya, tadi saya dan teman-teman, setelah selesai sama tugas yang menyenangkan, masih ada gitar di ruang tamu, ada buku lagu, dan di dalamnya ada lagu kangen band, dan elisa –lagi-lagi elisa— dengan bangga berkata, ”Aku sekarang suke lagu kangen band, woy” (tapi sepertinya dalam nada bercanda, seperti yang kami lakukan setiap waktu). Saya pengen nangis dengerinnya. Soalnya, dia sendiri yang pertama kali tidak merekomendasikan kangen band ke saya. Jangan denger, katanya. ”Pertama kali dengerin lagu itu –Sudah, usai sudaaaah— kayak lagi denger orang karokean. Eh, ternyata mereka band indonesia juga, dan sudah rekaman!” Saya ketawa aja.

Sumpah, kalo ga hari ini saya dan teman-teman nyanyiin lagu itu, saya ga tau lagu itu totally. Secaranya, tiap kali siaran, ga pernah muterin lagu itu dan emang ga ada dan kalo ada pun, ga akan saya puter. Anyway, itu lagu fenomenal sekali yaa. Sampai-sampai Kangen Band jadi nominasi untuk ikon Musik Indonesia untuk dikirim ke Asia. Mewakili Indonesia yang kucintai ini? (Hela nafas yang panjaaang...)

Teman saya yang lagi hamil hampir 5 bulan, ketika saya paparkan fakta itu, langsung spontan jawab: ”Pindah ke Austalia aja ah” (sepertinya dalam nada iseng saja, seperti yang kami lakukan seringkali). Saya pengen nangis lagi dengernya. Australia kan benci banget sama Indonesia sejak tragedi bom bali. Nanti kalo pindah ke sana, malah ga bisa hidup tenang aman damai sentosa dan sejahtera seperti di sini. Nanti jilbabnya di suruh buka. Kalo anaknya lahir di Australia, dan ketahuan statusnya? Sudah ah. Udah mulai ga nyambung.

Oke, Kangen Band selesai. Kasus di tutup. Matikan laptop, stop playlist lagunya. Eject flash disknya, dan tidur segera! Pagi ini saya siaran, jam 7. dan sekarang pukul 1:13. Tidurlah, dan tidurlah...

Friday, 8 June 2007

Hari ini indaaah...




Everything’s changing so fast… something worthy makes me happy, everything will be alright, nothing’s lost… Aquos, ahahaha jadi kayak iklan tv itu…

Well, lately everything’s changing fast… I am not forgotten, I am worthy enough to be with them. I am making my step to shape myself to be something, although not being everything yet…

(saya ketiduraaan, tadi malem tidurnya jam berapa ya? Pokoknya larud deeh. Trus subuhnya saya dibangunin –minta dibangunin— sama myluvly fren –dulunya hunzQ— ahahahaha… jadinya masih ngantuk, jadi saya tidur deeeh…)

June 8, 2007; 10:23………

Aaaah, tugasku selesaaaaiii… tapi baru 2. Masih ada 4 lagi, lebih berad. Ah, jangan mikirin yang berat-berat. Kata mama saya (eh, saya udah pernah cerita ini belom ya?) tugas-tugas itu jangan dipikirn, tapi diselesaikan. Benar sekali, sehingga saya tidak bisa argue perkataan itu. Yea, abis masa tugas dipikirin. Emang kalo dipikirin bisa selesai? Tidak tidak tidak kaaan jawabannya...

Anyway, saya hari ini mendapat awal hari yang indah deeh. Dari tadi malam, sudah cukup indah, ternyata pagi ini lebih indah lagi.

Pertama, saya dibangunin sama myluvly fren itu.

Kedua, teman saya –sussi nurvianti— bilang oke mau temenin saya siaran sore ini.

Ketiga, saya ketiduran karena ngantuk banged.

Keempat, alhamdulillah saya bangun lagi. Langsung ngadap laptop ini, selesaian translation.

Sebelum itu, salah satu murid saya –mba tuti— kirim sms ngasi tau cuti lesnya mulai hari ini. Waaa, saya senang banged. Jadinya ujian ini saya bisa konsen belajar niiy...






Kelima, sekarang saya ketemu lagi sama temen saya yang udah lama ga ketemu


--Dita--






aaah kangen banged sama ditaaa...


Betapa baiknya sama saya...



Tapi saya masih bandel, kadang-kadang. Ga mo bandel lagi ah...





Saya mau khusnul khatimah. Ntar kalo kebanyakan duduk and ngabisin waktu di internet gini, trus nyawa saya dicabut,



aaaah tidaaaak....

Tuesday, 5 June 2007

Dream... oh my dream... oh myself...

Kemarin, saya mendapat sebuah doa untuk sebuah kebaikan yang saya lakukan untuk orang yang saya sayangi... Saya didoakan agar mimpi saya untuk sebuah impian yang mungkin tak mungkin tergapai bisa digapai... Uwh, ternyata itu hanya mimpi hwahahaha...

I realize it but I'm dreaming of a dream that I'm actually not allowed to dream it. But since it's all dream only, so I keep 'dreaming' on my dream and let the dream to be dreamy all this long life...

Want to know? Yea, im gonna tell you that today, and tomorrow, and also yesterday, I have been having a dream to dream 3 men, to be with one of them... The men in my head, and heart also...

Unfortunately (or fortunately?), none 3 of them could be with me. Tha'ts why, I call it as a

REAL DREAM

I can't touch them, even in my dream!!! They are also forbidden to touch...

Aaaargh!!! COMPLICATED...

But I still love of dreaming it

dieNzee.June.07

Sunday, 3 June 2007

When there is trust…


1. You know he or she will be there for you no matter what happens.

2. If you start to fall, they will catch you.

3. If you are cold, they will warm you.

4. If you need a hug, their arms will enfold you.

5. If you need a soft word, theirs is the one you will hear.

6. If you need a laugh, they have a joke.

7. No matter what you need, you know they will be there, and they know the same about you.



"The chief lesson I have learned in a long life is that the only way to make a man trustworthy is to trust him; and the surest way to make him untrustworthy is to distrust him and show your distrust."

Saturday, 2 June 2007

DEPRESI!!!




Kemarin saya siaran, Ta'lim Annisa, sama Mba Wida ngebahas tentang depresi...


Ternyata eh ternyata, setiap hari manusia itu stres...
karena ternyata eh ternyata, stres itu adalah ketidakseimbangan pada diri manusia
Waktu tersengat sinar matahari, kulitnya stres
Waktu ke-ac-an (hihihi, apa itu ke-ac-an? what a language!), kulitnya stres...
Waktu celana robek nyangkut di motor, kitanya stres! Apalagi kalo diliatin orang-orang rame... UWH! Tambah stres deee pokoknya...

Abisnya slama ini kayaknya orang kalo ngomong stres, artinya lagi banyak masalah
Padahal, mentally ya emang bener siiiy begitu... Tapi physically, tiap hari manusia stress loh...
Ya karna itu dia tadi, stress adalah ketika
diri kita merasakan ketidakseimbangan...

Waaaah, BERARTI SAYA SETIAP HARI STRESS YAAA
Hati saya SERINGKALI stress boow

Hwahahaha... pusing deee mikirin stress...
Ntar kalo stressnya ga bisa diolah dengan baik, bisa menghasilkan depresi...
Tanda-tanda depresi itu, misalnya jadi males makan... trus males ngerawat diri... males ngobrol sama orang laen, males ke kampus, males ngerjain tugas... nah lho...
(ayo teman2ku yang dah mo pada ujian akhir... sapa yang ngeras
a males? banyak kayaknya...)


Anyway, sebenarnya manusia ngga perlu depresi, maniak dan sebagainya.
Hanya pada cara pengolahannya saja.
Jadilah orang yang cerdik, yang bisa men
gubah sebuah kerugian menjadi keuntungan
Misalnya, gara-gara depresi kan jadi males mak
an. Nah, kalo misalnya selama ini kita kegemukan,
ajang depresi bisa sekalian dijadikan media untuk diet hihihi
(saya dong udah coba... berhasil!!!)


Yeaaa, just always remember Allah
DZIKRULLAH setiap hari, insya Allah hidup ini akan tetap indah...




Sumpah DEH...

Literatur, Buku-buku, dan Referensi

Beragam sisi dan sudut pandang yah dalam hidup ini. Dibalik manfaat, rupanya tersimpan mudharat. Akan terjadi, Jika dan hanya jika manusia tidak bisa dengan benar mengolahnya. Astaghfirullah, bukannya ingin melihat dari kesalahan orang lain. Tapi belajar dari apa yang saya lihat, dengar, dan rasakan hari ini. Terima kasih menjadi inspirasi saya hari ini, temanku... Teman-temanku, tepatnya...

Bicara tentang literatur, buku,

dan referensi, menarik sekali.

Ternyata bahaya juga ya kalo kita sudah membaca banyak buku. Weitz, kenapa kok bahaya? Bukannya di tugas summary of extensive reading saya sendiri yah yang tulis gini:

The proverb says: a little learning is a dangerous thing. So, if we read a little, then we will be like a frog under the coconut shell. It means that we will have little knowledge only so that we will be narrow-minded. We can read many books to improve our knowledge. They can be books, novel, newspaper or magazine. Even comics!

Ya ya ya setuju kok setuju bahwa memperbanyak membaca artinya memperkaya pengetahuan dalam kepala yang telah diciptakan Allah dengan luar biasa. Tapi hari ini saya melihat sisi bahaya (ternyata ada!) dari akibat banyak ilmu di dalam kepala itu. Keberadaan ilmu yang sebenarnya menjadi ilmu pengetahuan (walaupun tidak kaffah, tidak holistik, tidak menyeluruh) rupanya bisa mengantarkan manusia biasa selevel saya, bahkan yang levelnya diakui lebih tinggi dari saya karena sudah laku *halah dienz cepet to the point* menjadi semacam manusia sombong! Manusia yang tidak mau sebentar saja memberikan keluangan pada orang lain mengajukan pengetahuannya.

Oooo oooo oooo astaghfirullah... ternyata saya juga pernah seperti itu!


Anyway, saya jadi bisa melihat dan merasakan bahwa sikap seperti itu tidaklah menyenangkan. Seakan-akan saya sudah tau segala yang sedang dan akan dibicarakan lawan bicara saya yaaa... betapa menyebalkannya saya selama ini donk? Hikz, tidak tidak tidak. Yeah, teori mengosongkan sebagian memori otak secara temporary pada training yang saya ikuti itu sungguh-sungguh manjur. Sayangnya, hanya pada training itu saja sepertinya yaaa... kenapa susah sekali untuk sebagian orang untuk menjadi pendengar yang baik? Kenapa saya juga seperti itu? Apa benar saya begitu?

Maka mulai hari ini, saya berjanji akan berusaha untuk tidak seperti itu lagi!!! Saya sudah lihat sendiri dan dengar pula, betapa tidak menyenangkannya sikap seperti itu. Betapa sombongnya saya menilai sikap itu, telah dibentangkan dengan jelas di depan mata, telinga, hidung, mulut, dan hati saya. Yah yah yah... alhamdulillah hari ini daped banyak pelajaran dan hikmah lagi. Terima kasih teman-teman. Alhamdulillah...

Friday, 1 June 2007

To say today...

Sometimes we don't need to something that I often say. It's hard to admit that I do something bad today. Go-blog means that I don't want to go to the statements, but I do wanna leave it soon. Coz I am still. I do still, sometimes...

That's it...